"Permisi! Aku membawa sayuran untuk pelayan dapur. Apakah aku bisa masuk?"
"Siapa namamu?" Tanya penjaga gerbang.
"Namaku Ashlen dan dia... Dia..."
Astaga, aku lupa membuat nama!
Siapa? Wooshik? Wusik? Woo...
Aku tahu!
"Zero!" Jawab Wooshik.
Siapa Zero?
"Baiklah, masuklah tapi jangan sampai mengotori tempat ini! Jaga bicaramu dan jangan pergi ke tempat lain selain dapur istana."
Memangnya dia pikir ini pertama kalinya aku datang ke istana? Ini sudah beberapa kali selain mengantarkan makanan untuk Hugo dulu, aku juga membawa sayuran kemari. Apa dia lupa wajahku? Aku tahu wajahku mirip banyak orang tapi aku ini terkenal sebagai anak tidak memiliki sihir!
Sudahlah, aku mengangguk pada penjaga gerbang dan menarik gerobak menuju wilayah dapur. Tempatnya cukup jauh, berada di dekat taman dan tempat latihan ksatria. Kuharap aku tidak bertemu Hugo dan teman-temannya. Terutama Thorn, dia pasti bertanya-tanya tentang Wooshik.
Aku melirik Wooshik yang tengah asik memandangi tempat ini. Apakah di luar tidak ada tempat seperti ini?
Bangunan istana memang mengesankan sampai aku juga tidak paham kenapa aku ingin sekali tinggal dan dilayani oleh pelayan. Sepertinya menyenangkan!
"Wooshik? Kau tidak pernah ke istana?"
"Aku memiliki istana tapi bukan seperti ini, tempat itu juga telah hancur."
Memiliki istana?
"Si-apa kau?" Tanyaku hati-hati.
"Aku putra mahkota? Kenapa? Kau terkejut?"
"Kau putra mahkota? Jangan bercanda!"
"Aku memang putra mahkota, tapi itu dulu sebelum dunia itu hancur dan menghilang."
Apa kubahnya hilang? Aku tidak akan bertanya pertanyaan sensitif padanya, mungkin saja dia akan merasa terluka atau menangis didepanku. Aku tidak akan sedih mendengarnya, mungkin saja dia yang menghancurkan tempatnya sendiri. Kekuatannya juga bisa memusnahkan apapun! Apapun!
Lebih baik berhati-hati dan membangun hubungan baik. Itu saja!
"Permisi, kami membawa sayuran!" Teriakku ke dalam dapur besar.
"Oh, kalian sudah datang? Masukkan semua barang ke dalam, aku sampai lupa bertanya padamu Ashlen. Siapa nama temanmu?" Tanya bibi mendekati Wooshik.
"Zero!" Jawabku membuka kain lebar dan membawa sayuran ke dalam.
Jika bisa aku juga ingin bekerja di istana. Menjadi pelayan juga tidak buruk juga. Bagaimana caraku bekerja!? Hugo sama sekali tidak ingin membantuku, Thorn akan mencari kesempatan dalam keadaan. Yang bisa kulakukan hanyalah pasrah! Tanpa surat rekomendasi juga mustahil bisa masuk.
"Woo... Zero bantu aku!"
Kenapa dia terus berbicara dengan bibi? Bagaimana jika bibi curiga dengan nada bicara Wooshik? Aku bisa dihukum!
"Ashlen, kau harus melakukannya sendiri! Zero sedang sakit, dia perlu beristirahat agar suaranya bisa pulih. Apa kau ingin minum sesuatu? Aku akan mengambilkannya!" Bibi tersenyum begitu manis pada Wooshik.
Sakit! Apa maksudnya itu? Dia tidak sakit sama sekali juga suaranya memang seperti itu!
Apa aku harus membawanya sendiri?
Semuanya ke dalam?
Ternyata wajah tampannya sangat berguna untuk menarik simpati orang-orang. Kenapa dia tidak mau membantuku? Bibi juga! Dia mudah tertipu wajah itu! Iya, wajah itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Last ( END )
FantasíaKisah terakhir dari The Number. Ashlen hidup di Moonland, sebuah kerajaan yang terdiri dengan lindungan kubah yang begitu kokoh dan besar. Dia hidup seperti masyarakat lainnya tapi dia adalah anak yang berbeda. Dia tidak memiliki sihir apapun! Dia...