24. Nightmare

127 21 0
                                    

"Kalian akan memasuki ruangan ini, disana kalian bisa pergi ke dunia luar. Apakah kalian sudah membawa barang-barang kalian?" Tanya seorang penjaga pintu.

"Sudah!" Aku menunjukan tas berisi banyak hal terutama makanan. Aku membawa dan menyelundupkan makananku tadi.

"Aku hanya perlu membawa kapak saja!" Reid mengangkat kapaknya dan tersenyum senang.

Dia pikir kami mau berperang disana nanti? Aku tidak habis pikir dengan jalan pikirannya! Dia pasti orang bodoh yang tidak bisa membaca dan menulis!

"Kalian akan diantar oleh seseorang juga kalian akan bersama dengannya saat tiba di dunia luar. Kalian akan diawasi selama berada disana. Apakah kalian mengerti?"

"Iya!" Jawabku bersemangat.

Pintu terbuka lebar, kami berjalan bersama memasuki ruangan yang begitu besar. Di ujung sana terlihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Sebuah lingkaran bercahaya! Apakah itu tempat kami memasuki dunia luar?

Luar biasa!

Aku menatap Wooshik yang tidak bergeming, apakah dia tidak takjub pada semua ini? Ataukah dia sudah pernah melihatnya di dunianya dulu? Dia juga seseorang yang berasal dari kubah lain jadi mungkin dia pernah melihat hal menakjubkan ini.

Aku tersenyum pada seseorang yang menjaga pintu ke dunia luar. Dia memakai pakaian serba putih dan tersenyum menyambut kami.

"Selamat datang wahai pemenang! Kalian akan segera memasuki ke tempat dunia luar. Saya akan mengantarkan kalian ke tempat hebat itu. Silahkan ikuti saya!" Dia memasuki lingkaran cahaya.

Apakah ini saatnya? Aku tidak sabar!

Apakah aku bisa langsung mobil itu seperti apa? Apakah kereta yang memiliki sayap?

Kami bertiga mengikuti orang baju putih itu. Inilah saatnya untukku pergi ke dunia baru itu! Inilah saatnya untukku pergi melihatnya!

Aku tidak sabar!

Cahaya putih menyilaukan mataku, begitu bersinar seperti cahaya matahari.

"Ashlen! Tidak! Jangan pergi kesana!" Teriak sebuah suara dari belakang.

Tapi suara siapa? Suaranya mirip suara Thorn. Aku tidak mempedulikannya dan terus melangkah melewati lingkaran cahaya. Aku tersenyum dan melihat tebaran bintang di langit. Aromanya sangat tidak asing! Kenapa aromanya seperti aroma hutan? Apakah semua hutan seperti ini?

Cahaya perlahan hilang digantikan sebuah pemandangan hutan.

Ini hutan jadi dimana mobilnya?

"Wooshik Oppa! Apakah kita sudah berada di dunia luar?" Tanyaku ingin tahu.

"Sttt..." Wooshik menutup mulutku.

"Selamat datang di dunia luar wahai pemenang. Silahkan ikuti aku!" Orang itu berjalan lagi.

Jadi dia mau mengantarkan kami melihat mobil? Wooshik menggenggam erat tanganku, dia menyentuhkan ujung jarinya pada mulutnya. Apa itu artinya aku harus diam? Kami diam membiarkan Reid lebih dulu berjalan mengikuti orang putih itu. Dia bersenandung ria dan bernyanyi entah apa artinya.

"Jangan terlalu dekat! Aku merasa tidak asing dengan tempat ini!"

"Oh, ini tempat tinggalmu?!" Bisikku pelan.

"Apakah kau tidak merasa tempat ini adalah tempat yang sama saat kita melarikan diri dari para ksatria?" Tanya Wooshik membuatku juga sadar bahwa hutan ini sangat-sangat tidak asing bagiku.

Apakah kami tidak pergi ke dunia luar? Apakah tempat ini masih berada di duniaku?

Wooshik menarikku berjalan walau otakku terus bertanya-tanya. Jika begitu, apakah kami tidak akan berada di dunia luar sama sekali? Apa yang terjadi sebenarnya? Sebelum aku memasuki lingkaran cahaya, aku juga mendengar suara Thorn untuk tidak pergi. Tapi kupikir karena dia berubah pikiran dan melarangku.

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang