15

3.5K 506 31
                                    


Happy Reading

Dengan tangan gemetar, gadis itu menarik pelatuknya dan mengarahkannya ke bola yang menususk Wootaek, namun sayangnya amunisinya habis. Soocheol terdiam menatap tubuh Wootaek yang sudah tak berdaya, gadis disampingnya menangis dan terus menarik pelatuk senapannya berharap jika amunisinya belum habis.

Setelah menyerang Wootaek, bola itu kemudian bergerak ke arah mereka berdua dengan sangat cepat, yang mana Soocheol langsung mendorong Sara dan membuat keduanya terjatuh menghantam tanah.

Keduanya meringis kesakitan, dan menatap bola ungu dihadapan mereka dengan sangat ketakutan. Bola itu kembali menyerang mereka dan membuat Soocheol dengan cepat menarik Sara kepelukannya dan melindunginya.

Dor

Keduanya terkejut dengan tubuh gemetaran. Kemudian menatap Tentara yang menyelamatkan mereka.

"Lari masuk kedalam!" Teriak Pak Tentara.

Lelaki itu kemudian menarik pergelangan tangan Sara dan berlari menuju ke sekolah. Mereka berdua berlari dengan sekuat tenaga. Sara tidak fokus, dia masih teringat akan Wootaek, bagaimana bisa Wootaek mati sedangkan dia sudah menyelamatkannya tadi? Kenapa?? Sara tidak mengerti. Bukannya dia sudah merubah alur ceritanya?

Mereka berdua berhenti setelah melihat bola besar berada di depan pintu, menutup jalan masuk mereka. Soocheol kembali menarik Sara dan akan mengambil jalan di pintu belakang.

.
.
.

Kelas

Mereka yang berada di dalam kelas ketakutan dengan nafas tersengal-sengal. Mereka adalah Yujeong Chiyeol Ilha Taeman Haerak Inhye dan Joonhee. Mereka semua sangat ketakutan, dan tidak tau bagaimana nasib teman-teman mereka yang masih belum masuk kedalam kelas. Sebuah benturan keras kembali bersuara membuat mereka semakin ketakutan dengan tubuh gemetaran.

"Shibal!! Apa-apaan ini" Suara Haerak bergetar.

"Jika bola itu terus jatuh..... Akan ada ratusan... Tidak, akan ada ribuan makhluk itu...." Joonhee terus menangis.

Yujeong mencoba menenangkannya walaupun dia juga sangat ketakutan. Inhye juga menangis, Chiyeol menatap Ilha yang terdiam dengan tubuh bergetar hebat, dia tidak pernah melihat Ilha seperti ini.

Mereka semua kembali terkejut saat pintu kelas terbuka dengan sangat kuat. Younghoon menatap semuanya dengan nafas terengah-engah, dan menghampiri Chiyeol.

"Sara tidak bersamamu?" Tanyanya membuat Ilha yang mendengarnya menatap ke arahnya.

"Apa maksudmu? Bukannya dia di UKS??" Tanya balik Chiyeol.

"Sial!" Younghoon berdiri dan berlari ke arah jendela. Menatap banyaknya mayat berhamburan di lapangan.

Chiyeol ikut berdiri dan menatap Younghoon "Younghoon na.. Sara? Dia dimana??" Suara Chiyeol bergetar, dia takut dan juga khawatir.

Letnan Lee kemudian datang bersama dengan yang lain tanpa Soocheol dan Sara, dia pun menyuruh semuanya kembali ke barak. Dan mereka pun dengan cepat berlari kembali ke asrama.

Sara dan Soocheol akhirnya sampai kedalam, mereka berdua kemudian berlari masuk ke asrama mereka. Sesampainya Sara di barak, ia melihat semuanya telah selesai memakai peralatan mereka dan memegang senapan masing-masing. Yujeong yang melihat kedatangan Sara segera menghampirinya dan menyuruhnya untuk bersiap-siap.

"Kau darimana saja? Chiyeol mengkhawatirkan mu" Tanya Yujeong.

Sara memasang pelindung kepalanya dan memegang senapan, kemudian menatap Yujeong "Kalian baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka??" Tanyanya ketakutan.

Dia benar-benar benci dengan bola-bola itu.

"Semuanya.... Dengar baik-baik" Ucap Letnan Lee.

Semua murid kelas 3-2 kemudian keluar dari Barak dan mengikuti langkah Letnan Lee dan Sersan Kim yang menuju pintu belakang.

Sara berada dibarisan Sersan Kim, barisan paling belakang dimana Youngshin dan Soyeon disampingnya. Chiyeol menatap barisan Letnan Lee  dan barisannya, lelaki itu kemudian bernafas lega setelah melihat sepupunya berada di barisannya.

"Kau baik-baik saja??" Sara menoleh saat Youngshin menanyainya, gadis itu kemudian mengangguk.

Sara mencoba bernafas dengan tenang, ia menoleh kesamping saat Soyeon meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Sara pun melihat perut Soyeon yang mana banyak mengeluarkan darah. Dan dengan cepat menatap kedepan dimana Inhye berdiri dengan sangat ketakutan.

Sara tidak ingin kehilangan temannya lagi, dia harus menyelamatkan Inhye.

"Regu satu, lari ke mobil di depan. Regu dua, lari ke mobil di kiri. Lari secepat mungkin dan jangan melihat ke belakang, kalian mengerti!" Ucap Letnan Lee.

Letnan Lee dan Sersan Kim kemudian keluar dan menembaki bola-bola, diikuti Jangsoo dan Nara dibelakangnya yang membantu menembak. Sebelum mereka disuruh lari menuju mobil sesuai regu, Sara kemudian menarik tangan Inhye dan menyuruhnya untuk berada di regu satu, sedangkan dia akan berada di regu dua bersama Soyeon.

Soyeon hanya mengikuti Sara tanpa bertanya kenapa Sara menyuruhnya pindah dibarisan lain, karena perutnya benar-benar terasa sakit.

"Apa yang kau lakukan?" Tegur Youngshin.

Younghoon yang berada di regu satu menatap ke belakang dimana Sara berada di regu dua, lelaki itu merasa lega setelah melihat gadis yang daritadi ia cari.

Alasan Sara menyuruh Inhye berada di regu satu, karena dia tidak ingin jika alurnya sama seperti dramanya, Inhye akan tertinggal di regu dua dan mati karena bola itu. Dan alasan mengapa dia mengajak Soyeon bersamanya ke regu dua, untuk memastikan jika Soyeon cepat ditangani karena mobil regu satu akan kecelakaan dimana nantinya luka Soyeon semakin parah.

Dan tanpa gadis itu sadari, setiap kali dia merubah alur ceritanya, itu akan membahayakan dirinya sendiri.

Letnan Lee kemudian berteriak menyuruh mereka untuk lari ke mobil, Sara pun dengan cepat membantu Soyeon berlari ke mobil.

"Biarkan dia lebih dulu" Ucap Sara menyuruh Ilha membantu Soyeon naik.

Sara menembak bola-bola yang mendekat ke arah mereka, dan yang merayap di tembok.

Melihat 2 bola yang bergerak ke arah mobil mereka, Aesol segera menarik pelatuk senapannya, dan panik saat senapannya tidak bekerja. Ilha yang melihatnya segera meneriakinya untuk menembak bola itu.

Sara menarik Aesol untuk berada dibelakangnya dan menembaki 2 bola yang mendekat ke mereka. Bora yang kesal kemudian memukul kepala Aesol dan mendorongnya untuk naik ke atas mobil.

Setelah memeriksa yang membawa mobil mereka telah mati, Letnan Lee kemudian berlari ke belakang mobil setelah mendengar tembakan dari Sara. Dia pun menembaki bola-bola yang semakin banyak ke arah mereka, dan menyuruh Sara untuk naik ke atas mobil. Sara tidak mendengar perkataan Letnan Lee, gadis itu hanya fokus menembaki semua bola-bola disekitar mereka. Pelurunya tidak ada yang terbuang percuma karena dia menembakinya sesuai sasaran.

"Sara cepat naik!" Seru Letnan Lee.

Sara menghentikan tembakannya dan memberikan senapannya kepada Ilha, Letnan Lee kemudian bergegas masuk kedalam mobil dan menyalakannya. Yujeong pun mengulur tangannya ke Sara, dan gadis itu kemudian meraih uluran tangan Yujeong.

Namun sayangnya, kaki Sara tergelincir yang mana membuatnya terjatuh dan sampai membuat kakinya keseleo. Sara meringis kesakitan sambil memegang kakinya.

Semuanya terkejut dan berteriak saat mobil mulai bergerak.

Gadis itu berusaha berdiri yang mana membuat kakinya semakin kesaktian, dan kembali terduduk ditempatnya. Sara menatap mobil yang mulai menjauh darinya.

Ilha terus meneriaki Sara dengan mereka yang berteriak menyuruh menghentikan mobil. Letnan Lee tidak mendengarnya dan terus menginjak pedal gas.

Sara terdiam. Gadis itu menatap bola-bola yang merayap di tembok dan bergerak kearahnya. Apa ini akhir baginya? Apa dia akan mati?? Dia meremas seragamnya dengan kuat, bola-bola itu semakin mendekat ke arahnya, gadis itu ketakutan.



















-To Be Continued..

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang