12

4.7K 590 17
                                    


Happy Reading

Semuanya diam, tidak ada satupun orang yang berbicara. Mereka semua masih teringat dengan kejadian tadi, kejadian tadi membuat mereka trauma. Begitupun dengan Sara, gadis itu terdiam dengan tangan gemetaran. Sara benar-benar takut dengan bola-bola itu, melihatnya secara langsung bahkan jauh mengerikan dibanding menontonnya.

Semuanya selamat kecuali Sersan Seo, Ibu Park, dan Kopral Park.

Sara beberapa kali menyeka air matanya, dia daritadi tidak berhenti menangis. Menyaksikan kematian Ibu Park didepannya membuatnya takut, dia takut, jika dia bernasib sama dengan Ibu Park. Sara menundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya, rasanya dia ingin kembali ke dunianya.. Dia tidak mampu berada disini lebih lama.. Dia takut..

"Ini bukan mimpi kan.... Apa Ibu Park sungguh meninggalkan kita?" Gumam Soonyi.

"Sial! Pada akhirnya mereka hanya ingin kita melawan makhluk itu!!" Ucap  Haerak emosi.

"Aku mau pulang! Aku tidak mau berada disini!!" Soyoon langsung berdiri dan melepas peralatannya.

"Aku juga!!" Joonhee ikut melepas peralatannya dan mengambil barang-barang nya di loker.

Sebagian dari mereka ikut melepas peralatannya dan ingin pulang ke rumah. Yujeong yang melihat teman-temannya akan pergi segera menenangkan mereka.

"Teman-teman. Tunggu dulu" Ucap Yujeong dan menahan Soyoon.

Ketua kelas mencoba menenangkan teman-temannya, tak lama kemudian Letnan Lee pun datang dan menyuruh mereka kembali duduk di tempat mereka. Semuanya pun duduk dengan terpaksa, Sara menyeka air matanya, dengan tangannya tidak berhenti bergetar ketakutan.

"Diluar berbahaya. Tempat teraman untuk saat ini adalah sekolah" Soyoon mendengus mendengar perkataan Letnan Lee.

"Aku ingin pulang... Tolong izinkan aku pulang. Aku akan terus berada dalam rumah, itu akan aman bukan?" Soonyi memohon.

Letnan Lee menghela nafas "Anggap saja kalian sekarang sudah di rumah, bagaimana jika bola itu menyerang rumah kalian? Apa yang akan kalian lakukan"

"Apa?" Semuanya terkejut, tidak percaya.

"Jadi orangtua kita sekarang dimana? Jangan bilang mereka mati!?" Tebak Ilha.

"Yak!! Jaga bicaramu!" Tegur Bora.

"Latihan malam akan diadakan sesuai jadwal" Bukannya menjawab pertanyaan Ilha, Letnan Lee hanya memberitahu mereka untuk bersiap latihan malam sebentar.

"Apa?"

"Ha?!"

Semuanya terkejut, tidak percaya dengan perkataan Letnan Lee. Bagaimana bisa mereka tetap melanjutkan latihan saat kejadian buruk menimpa mereka tadi? Bahkan walikelas mereka menjadi korban.

Letnan Lee kemudian pergi. Semuanya diam. Masih tidak percaya akan melanjutkan latihan.

"Terlepas dari perkataan komandan peleton, beberapa dari kalian pasti ingin pulang" Ujar Youngshin.

"Kalian semua melihatnya. Komandan peleton benar. Jika kita keluar kita akan menjadi mangsa bolanya. Lebih baik aku tetap disini daripada mati dimakan bola" Timpal Soocheol.

Haerak meremas rambutnya kesal "Shibal!! Ayo pergi saja!! Tidak akan beda jika kita terus disini!"

Soyoon tidak tahan, gadis itu kembali membereskan barang-barangnya. Diikuti Joonhee dan juga Hana. Melihat sahabatnya akan pergi, Bora dengan cepat menahan Hana.

"Teman-teman.. Kita harus tetap bersama" Ujar Yujeong.

"Jadi maksudmu lebih baik kita tetap disini bersama?? Dan juga mati bersama?!" Ucap Hana tidak tahan.

"Akh sialan!!! Ayo pergi saja!!!!!" Teriak Haerak.

Sara berdiri dari tempatnya dan menatap Haerak dengan kesal "Yak!!!" Teriakan Sara membuat semuanya menoleh ke arahnya "Kau sangat berisik! Bersikaplah dewasa! Kau bukan lagi anak-anak" Ucapnya.

Haerak berjalan menghampiri Sara "Lalu apa saranmu? Kau ingin aku melakukan apa?!"

"Teman-teman.. Bagaimana jika kita mengambil suara saja, siapapun yang setuju untuk pulang mengangkat tangannya" Saran dari Youngshin.

Ilha dan yang lainnya mengangguk setuju.

Sara memutar bola matanya malas "Yak. Ini akan sia-sia, Letnan Lee tidak akan membiarkan kita keluar dari sekolah" Ucap Sara.

"Tidak akan sia-sia jika kita belum mencobanya Sara" Jelas Youngshin.

Percuma.

"Ayo kita ambil suara saja, yang ingin pulang angkat tangan" Ucap Ilha.

Sebagian dari mereka pun mengangkat tangan, kecuali Yujeong Soocheol Sara Younghoon Chiyeol dan Youngsoo.

"Sialan!! Kalian tidak angkat tangan!!?" Teriak Ilha.

"Yak Kimchi!!" Chiyeol menundukkan kepalanya setelah diteriaki Ilha.

"Eishh Shibal! Yak!! Ayo pulang!!!!" Haerak menginjak-injak lantai dengan kuat, kesal dengan temannya.

"Semuanya.. Aku tidak ingin kita dalam bahaya, sekolah tempat teraman untuk saat ini. Kita bahkan dilatih untuk bertahan hidup dari makhluk itu" Ucap Yujeong menenangkan.

"Yak Kim Yujeong. Sadar!! Kita bahkan tidak bisa memakai senapan! Kita bukan TENTARA!!!" Haerak benar-benar emosi.

"Itu karena kau tidak berlatih dengan sungguh-sungguh" Celetuk Sara membuat Haerak menatapnya dengan cepat.

Lelaki itu kemudian menarik seragam Sara membuat yang lainnya menatap ke arah mereka berdua. Haerak ingin sekali memukul Sara, gadis dihadapannya ini benar-benar membuatnya marah.

Younghoon dengan cepat mendorong tubuh Haerak menjauh dari Sara "Ini bukan saatnya untuk bertengkar. Kalian seperti anak-anak, apa kalian ingin mati konyol diluar sana!? Tolong gunakan otak kalian!" Ujar Younghoon dan kemudian menatap Haerak dengan sorotan tajam.

"Agkhh menjengkelkan!! Aku hanya tidak tahan dengannya!! Usir dia dari sini!" Teriak Bora menatap Aesol. Yang lain pun ikut menatap Aesol.

Nara menoleh menatap Bora "Kenapa kau menyalahkannya?"

"Kau tidak ingat?? Dia hampir membunuhku!! Kita tidak akan mati akibat bola-bola itu. Kita akan mati jika membiarkannya bersama kita!" Ucap Bora kesal.

Saat pulang menuju sekolah tadi, Letnan Lee dan Sersan Kim menyuruh mereka untuk berhenti dan memeriksa sekitar jalan yang akan mereka lewati. Dan disitulah Aesol tidak sengaja menarik pelatuk senapannya yang mana hampir mengenai Bora.

"Kita harus bersatu. Kenapa kau terus berusaha untuk bertengkar?" Ucap Nara, menatap Bora dengan tajam.

"Dalam hal CSAT, kita tidak bisa mengatakan apapun" Timpal Deokjoong.

"Benar. Mereka tau jika CSAT adalah kelemahan kita" Tambah Yeonju.

Soyeon berdiri dari tempatnya "Benar, mari berhenti tertipu dengan perkataan orang dewasa" Ucapnya.

"Baiklah, ayo kembali mengambil suara dengan mengangkat tangan" Ucap Youngshin kemudian melirik Sara.

Sara menatap Youngshin kesal. Mereka semua keras kepala, percuma! Karena Sara tau alur ceritanya.. Gadis itu kemudian keluar dari kelas dan membanting kuat pintu. Tidak akan habis jika berdebat dengan mereka.

















-To Be Continued..

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang