14

152 24 5
                                    

Maura mendongak melihat Nathan sudah berdiri didepannya dengan dua cup kopi. Nathan menancapkan sedotannya terlebih dahulu sebelum memberikannya pada Maura.

"Makasih" jawab gadis itu sambil tersenyum tipis. Maura menatap cup americano ditangannya. Aku kan ga bisa minum kopi.

"Saya ga tau pdkt itu gimana" Nathan memutuskan membuka obrolan terlebih dahulu.

"Saya kebingungan harus mulai dari mana buat kenal sama kamu, Maura" katanya. Terdengar nada putus asa dari ucapan Nathan.

Maura sendiri hanya diam, menatap wajah Nathaniel dari samping. Laki laki itu nampak lebih segar dan santai daripada biasanya yang ia lihat di kantor.

Untuk saat ini Maura tak pernah terpikirkan untuk memiliki sepasang kekasih. Ia sendiri masih menikmati waktunya, berteman dengan banyak orang dan mencari banyak pengalaman hidup.

Namun, sekarang ada Nathan. Dimana dia harus memikirkan pengakuan laki laki itu padanya. Bagaimanapun Maura harus memberikan jawaban antara ya atau tidak.

"Pak...kenapa saya? Maksudnya kenapa Pak Nathan tiba tiba bilang suka sama saya? Setelah sikap Pak Nathan kemaren?" nada suara Maura memelan pada pertanyaan terakhir. Takut menyinggung Nathan.

"Kamu unik, saya suka" jawab Nathan.

Maura menoleh, jadi cuma gitu doang alasannya?

"Kamu lucu, unik, ramah, cantik, pokoknya saya suka" katanya tiba tiba. Maura langsung mengalihkan pandangannya tak lagi melihat Nathan.

"Lucu aja pas liat kamu mungutin jelly di kantor" Nathan tak sadar tersenyum mengingat kejadian pertama kali mereka bertemu.

"Kamu suka banget sama jelly ya?"

"Ha?!" Maura langsung gelagapan kaget tiba tiba Nathan noleh natep dia, "eh, anu iya suka..."

"Jelly yang diatas meja kamu makan nggak?"

Mata Maura langsung melotot sempurna. Ia menoleh menatap Nathan yang sedang menatapnya.

"Itu dari Pak Nathan?" Nathan mengangguk.

Maura melongo, plot twist banget deh anjir idup gue. Jadi sia sia dong gue sama Resha ngambekan

"Serius?" Nathan mengangguk lagi.

Bener bener ga nyangka, Maura ga pernah terpikir jellynya dari Nathan.

"Kenapa?" tanya Nathan melihat wajah kaget dan bingung Maura.

Kepala gadis itu menggeleng pelan, "saya kira dari Pak Saka atau Pak Kenan. Saya ga kepikiran sama sekali jellynya dari Pak Nathan"

Nathan diam tak merespon apapun, kepalanya hanya mengangguk angguk.

"Makasih buat jellynya"

Senyuman tipis terlihat dibibir Nathaniel, "sama sama"

Terus?

Apa?

Kenapa diem gini?





Duh jangan diem dong, jadi canggung





"Uhuk" Maura terbatuk kecil setelah meminum americano ditangannya.

Buset pait bener, nggak diracun kan gue?!, Maura menatap cup kopi dan Nathan bergantian. Takut ternyata Nathan berusaha ngeracunin dia pake kopi.

"Ikut saya mau nggak?"

"Kemana?"

Kepala Nathan menoleh ke kanan dan kiri, "kamu capek? Kalo misal lagi nggak, saya mau ajak kamu jalan jalan ke tepi sungai"

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang