Lagi?
Jelly lagi?
Ini bukan pertama atau kedua kalinya dimeja kerja terdapat sebungkus Jelly.
Maura sampai tak enak kepada Resha. Semenjak Pak Saka memberinya Jelly waktu makan siang dikantin. Esoknya setiap pagi selalu ada jelly dimejanya.
Ia sudah berusaha mencari Pak Saka saat jam makan siang. Namun, lelaki dengan kulit berwarna Tan itu tak terlihat. Mungkin sangat sibuk akhir akhir ini.
Tapi, atas tujuan apa Saka selalu meninggalkan sebungkus Jelly dimejanya?
"Ghan, tolongin gue dong"
Ghani meringis, "gimana ya Mau, kata gua sih ya temuin Pak Saka langsung"
Tangan Maura naik menggaruk rambutnya yang tak gatal. Duh, Pak Saka aja sibuk. Masa dia harus keruangannya sih? Ini kan bukan kepentingan pekerjaan.
Mana Resha keliatan murung lagi, Maura makin tambah ga enak jadinya.
"Gue pusing gue pusing" keluhnya.
Ia menatap layar komputer yang sudah menyala.
Lagi lagi powerpoint menjadi musuh bebuyutan Maura. Dia hanya berdoa hasil pekerjaannya bisa membuat bos galaknya puas.
"Please be kind to me, Pak Nathan. Gua lagi ga mau disemprot lagi" gumamnya.
"Maura filenya sudah ditunggu pak Nathan tolong segera input ya" ujar Juan.
"Iya pak, ini mau saya kirim"
Juan mengangguk, "good luck, Maura"
Siempu mengangguk, dengan perasaan yakin dan pasrah ia mengirimkan hasil pekerjaannya.
"Anak magang yang lagi ga sibuk sini dong"
Mereka bertiga langsung bertatapan. Maura dan Resha berdiri menghampiri Bu Win.
"Ada apa Bu?" tanya Resha.
"Lemes banget Res, udah sarapan belom kamu nih?"
Resha hanya tersenyum kecil. Maura yang melihat itu merasa tak enak. Ia tau Resha sedang badmood sekarang.
"Maura aja deh ya, kamu sarapan dulu sana"
"Iya Bu" Resha kembali ke meja kerjanya meninggalkan Maura.
"Neng ini kamu anter ke ruangan pak Nathan ya, udah ditunggu penting banget"
"Hah keruangan pak Nathan, Bu?!"
Bu Win mengangguk, "iya neng buruan udah ditunggu harus ditanda tangani secepatnya"
"Anu tapi..."
"Udah gapapa" Bu Win mendorong badan Maura supaya keluar dari ruangan.
"Ya tuhan, semoga Pak Nathan lagi ga darting" gumamnya. Tangannya memeluk berkas tebal berwarna hijau.
Langkah kaki Maura semakin cepat. Lorong kantor nampak sepi, mungkin para karyawan tengah sibuk di ruangannya masing masing.
Duh
"Ashh"
"Yaampun Bu"
Maura meringis melihat kakinya yang tersiram kopi panas.
"Ibu maaf Bu, maaf saya ga sengaja"
"Iya pak gapapa kok" ia kibas kibaskan tangannya.
Rasa panas dan nyeri menyebar dipunggung kaki Maura. Ia mencoba melepas sepatu higheels miliknya.
"Astaga Bu kakinya sampai merah" OB tersebut semakin tak enak melihat kondisi kaki Maura. Apalagi melihat wajah Maura yang nampak kesakitan.
"Loh Maura?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STONEHENGE
RomancePas awal awal magang sih Maura seneng dan bener bener menikmati. Tapi pas tau ternyata Presdir Na Tech Corp beneran kaya yang digosipin. Seketika Maura pengen resign dari tempat magang. Kira kira kenapa ya sama pemimpin Na Tech Corp? "Niat kerja gak...