25

170 14 7
                                    

Brakk

"Nathaniel!"

"Nathan, lu parah banget"

"Bisa bisanya lu ga ngasih tau gua?!"

Drama apa lagi nih orang?, pikir Nathan melihat Saka.

"Apa sih! Ngomong yang bener coba, kebiasaan"

Saka langsung duduk dikursi menghadap Nathan.

"Lu jadian sama Kiran?"

"Apa?!"

Saka mendengus, "kok lu kaget sih, gua nanya serius ini"

"Gua ga jadian sama Kiran"

"Serius?"

"Kurang serius gimana lagi gua Sa?"

Saka menatap Nathan dengan serius, "kemaren lu ke restauran Moist?"

Nathan mengangguk.

"Sama Kiran?" anggukan lagi Saka dapatkan dari Nathan.

"Kemaren Kiran ketemu cewe gue dan temen temennya di restoran. Ghani lu inget kan? dia yang negur Kiran, karena sempet beberapi kali ketemu pas turun lapangan"

"Terus?" tanya Nathan.

"Disitu ada Maura"

Punggung Nathan langsung menegak mendengar nama Maura.

"Lebih kagetnya lagi, dia ngaku makan siang sama pacarnya ke Ghani dan pastinya Resha, Maura, dan Sabian tuh tau. Mereka kaget banget pas Kiran pergi ke room VIP sama lu, Nath"

"Shit" umpat Nathan.

"Maura liat?" Saka mengangguk.

"Cewe gua sampe ga expect kalo pacar yang dimaksud Kiran itu lu. Makanya gua kesini mau konfirmasi, bener apa nggak"

Nathan mendesis marah mendengar cerita dari Saka. Bisa bisanya Kiran mengatakan hal yang tidak benar seperti itu. Apakah dia tidak lihat ada Maura disana? Kiran kan pernah ketemu Maura dulu.

"Nggak, Sa. Kita ga jadian, kemaren gua terpaksa nerima ajakan makan siang Kiran sekalian bahas beberapa pekerjaan. Kita pindah ke VIP room karena permintaan gua, lu tau kan gua ga bisa fokus kalo tempatnya rame? Apalagi ini soal kerjaan"

Saka mengangguk, ia paham dengan Nathan yang memang suka dengan tempat yang sunyi.

"Gua nggak liat ada Maura kemaren" ucapnya lesu.

"Her saw u" Nathan hanya menganggguk.

"Menurut lu gua perlu jelasin ke Maura?"

Saka menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ngeliat hubungan lu yang sekarang, harusnya sih ga ada yang dijelasin. Lu berdua ga ada relationship apa apa"






***


Setelah pulang dari kantor Nathan kini sudah terlihat rapi kembali dengan pakaian casualnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam sebaiknya Nathan bergegas sebelum terlalu larut. Ia segera keluar dari apart miliknya mobil.

Mobil Nathan menepi didepan sebuah toko bunga dengan papan bertulis "Heaven Florist". Ia turun dan masuk kedalam toko tersebut.

"Pesanan atas nama Nathaniel ya, Pak"

"Betul"

"Ini bunganya"

Nathan menerima seikat buke bunga tersebut lalu mengucapkan terimakasih sebelum pergi dan kembali mengendarai mobilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang