4

158 32 5
                                    

Maura terlihat sedang melamun menatap tumpukkan wadah Jelly yang sudah kosong didepannya. Ga terhitung dia udah ngabisin berapa bungkus Jelly.

Ia bersama Ghani duduk dikantin, Resha tidak ikut karena ikut meeting bersama ketua Divisi diluar kantor. Sedangkan Ghani sedang membantu Maura membuka plastik Jelly.

Dia lagi ga mood sekarang karena akhir-akhir ini pekerjaannya kian banyak dan sulit. Ga cuma sekali Maura disemprot sama atasan atau sama Nathan langsung tapi udah berkali kali.

"Makan ya, lu udah banyak banget makan Jelly, emang kenyang?"

Maura menggeleng lesu, "ga pengen"

"Dikit aja ya Maura, harus mau harus nurut" paksa Ghani.

Mau tak mau Maura mengangguk ia lihat Ghani sudah pergi mengambil jatah makan siangnya.

"Maura" panggil Saka.

Eh,duh jangan gabung lagi dong. Jangan! Jangan! Jangan kesini! Jangan!

"Iya kak" balas Maura mencoba tersenyum seramah mungkin. Ia melirik takut takut ke arah Nathaniel.

"Boleh gabung? Kamu sama Ghani kan?"

Maura mengangguk patah patah, ia biarkan Saka mengambil kursi disebelahnya.

"Resha lagi meeting diluar ya?"

Maura mengangguk, "iya, Ghani lagi ambil makan tuh"

Maura gugup setengah mati sekarang. Walaupun Nathan nampak tak peduli dan sibuk dengan ipadnya tapi tetap saja keberadaannya sangat mengganggu. Aura bosnya bener bener mengintimidasi.

Ia biarkan Saka dan Nathan bergabung dimeja mereka untuk makan siang. Maura ga enak mau nolak soalnya. Takut dikira ga sopan sama senior.

"Makan Jelly lagi?"

Maura terkekeh tak enak. Mendengar kata kata Jelly Nathan melirik melihat Maura, anak itu sedang mengunyah Jelly sampai kedua pipinya menggembung bergoyang goyang.

"Cih"

"Kenapa Nath?"

Nathan menggeleng membuat Saka mendengus sebal. Daritadi perasaan Nathan marah marah mulu. Mukanya aja udah ga enak banget diliat kaya banteng. Saka takut temennya kena hipertensi terus jantungan. Kasian om Agung ga punya pewaris kalo anaknya mati muda.

Sedangkan Maura sedang mengharapkan Ghani supaya cepat datang. Ia benar benar canggung bersama Saka dan Nathan.

"Eh Pak Saka, Presdir" Ghani membungkukkan badannya.

"Gabung ya bro"

"Yo sante aja, silahkan" Ghani gantian menatap Maura, "nih, dimakan"

"Makasih Ghani"

Maura melahap makan siangnya dengan tak tenang karena sesekali melirik Nathan yang melihat kearahnya. Ini kenapa ya Nathan kaya ga suka banget sama dia? Judes banget mukanya.

Atau emang orangnya kaya gitu ya? Sekali ga suka sama karyawannya ya ga suka seterusnya. Maura harus nanya ke Saka kapan kapan.

"Kenapa?" Melihat temannya hanya diam saja membuat Ghani mengernyit bingung, pasti ada yang ga beres.

"Gapapa Ghani"

Laki laki itu menarik tangan Maura yang terasa dingin lalu ia genggam. Maura hanya melirik lalu tersenyum. Ghani emang paling peka kalo Mahra lagi gugup ketakutan begini.

"Saka bisa dipercepat, sebentar lagi ada meeting bersama Manajer keuangan" interupsi Nathan.

"Sebentar" Saka segera menghabiskan makan siangnya dengan terburu buru melihat Nathan nampak tak sabar.

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang