21

166 22 13
                                    

Kipas kecil berwarna ungu pastel ia letakkan diatas meja.

Hari ini cukup panas terlihat dari matahari yang sangat terik, bahkan Maura sudah menghabiskan satu gelas es jeruk sambil duduk di balkon.

Hari menuju wisuda semakin dekat. Persiapannya juga sudah mulai matang. Maura ingin istirahat sejenak setelah pusing dengan skripsi.

Soal Nathan.

Ah iya Nathan.

Mereka baik baik saja. Maura tak mengambil serius masalah liburan kemarin berkat Sabian. Ia benar benar membuat Maura untuk selalu berpositif thinking.

Namun, sudah dua hari ia tak berbalas pesan dengan Nathan. Hanya kabar dari Saka tentang Nathan yang ia dapatkan.

Terakhir kali, katanya semalem Nathan habis meeting sampai larut malam. Pantes ditelfon ga diangkat, ternyata memang sibuk.

Ting tong

Alis Maura mengerut, abangnya kan shift pagi kenapa jam 11 siang udah balik lagi kerumah.

Ting tong

"Ih berisik bener biasanya juga masuk sendiri" gerutu Maura turun dari sofa.

Ia melangkah keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu.

Ting tong

"Buset dah sabar ngapa"

"Apa si berisik banget, biasanya juga..."

Klek

"Kak Nathan?!" Maura langsung mendelik terkejut.

"Hai" senyuman lebar terbit diwajah Nathan.

"Sama siapa?" Maura celingukan, ia lihat kanan kiri tapi kosong.

"Aku kan sendirian terus"

"Oh iya lupa, ngapain kesini?" tanya Maura.

"Makan siang"

"Hah?!"

"Aku mau makan siang"

"Aku belum siap siap" balas Maura heboh.

Nathan menggeleng kecil, "mau makan disini aja, tapi kamu masak ya"

Maura cuma bengong, memproses permintaan Nathan.

"Hah? Yaudah masuk dulu" ia mempersilahkan Nathan masuk dan segera menutup pintu.

"Abang kamu kerja?"

"Iya" Maura menggiring Nathan duduk disofa.

"Kamu aku telfon ga diangkat, aku chat juga ceklist"

Maura meringis, ia lupa mencharger dan mematikan ponselnya.

"Kak aku belum masak"

Nathan tersenyum, ia mendekat berdiri didepan Maura.

"Gapapa, tapi bisa kan masakin aku makanan buat makan siang?"

Gadis itu nampak berpikir sejenak, mengingat ada persediaan bahan makanan cukup banyak atau tidak dikulkasnya.

"Bisa, kakak mau makan apa?"

Nathan diam lalu tersenyum, "aku lagi pengen makan yang berkuah"

"Ayam atau daging?"

"Daging" jawab Nathan dengan semangat.

Maura terkekeh, ia menepuk nepuk kepala Nathan karena gemas lalu berlalu pergi kearah dapur.

Nathan sedari tadi mengekori Maura yang sibuk mondar mandir menyiapkan makanan. Ia tak mau duduk menunggu semuanya siap. Nathan suka aja liat Maura masak.

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang