3

151 23 1
                                    

"Hahaha apaan sih lu ngelantur ya?" Resha masih menertawakan ucapan Maura. Ia menatap sahabatnya yang diam dengan tatapan kosong.

Ghani melemparkan ponselnya ke meja, karena penasaran Resha mengambil ponsel tersebut untuk melihat apa yang Ghani tunjukkan pada layar ponselnya.

Sebuah artikel mengenai Na's Tech Corp.

Nathaniel Hawthorne Maheswari, Presdir baru putra tunggal dari Nathanio Agung Maheswari kini menduduki jabatan sebagai Presdir secara resmi di perusahaan pada 18 Agustus 2021.

"What the f- ga mungkin" Resha menutup mulutnya tak percaya. Jarinya dengan gesit menscrooll layar ponsel Ghani.

"Maura you in danger, i swear" ia tatap tak percaya sahabatnya.

"I am" ucapnya tak bersemangat.

"Kenapa kita bisa gatau, padahal itu artikel dia tahun yang lalu, 2021!" Ghani juga nampak kaget mendengar cerita Maura.

Bisa bisanya dia kira presdir yang digosipin itu sosok Nathanio Agung Maheswari bukan anaknya.

Kenapa mereka gatau kalo Presdirnya sudah ganti dan turun jabatan ke anaknya?!

"Maura lu beneran..."

"Gue malu banget Ghani,Resha" rengeknya. Wajahnya sudah memerah menahan malu dan ingin menangis.

"Mana kemaren gue panggil dia om"

Resha menggeleng gelengkan kepalanya, "bener bener deh Maura, parah bangeett"

"Tadi juga gue dimarahin katanya ga punya etika" ia mencebik kesal mengingat bagaimana angkuhnya sosok Nathaniel tadi siang.

"Aaaaa gue gamau"

Ghani menghela nafasnya pasrah, "pak Nathan menurut gua ga galak sih, dia emang tegas mungkin dia ga suka kalo ada karyawannya keliatan lemes lesu letoy klemar klemer"

"Gue gugup Ghaniiii"

Ghani terkekeh ia usap rambut Maura, "hahaha iya lain kali gausah gugup, Presdir kita bukan kanibal kok " hiburnya.

Tapi Maura ga kehibur sama sekali. Dia bener bener malu dan kesal. Maura juga sempat merasa bersalah karena salah memanggil bosnya sendiri,kemaren.

Iya lagian salah Nathan dong kenapa ke kantor pake baju begitu. Emang hak semua orang sih mau pake baju kaya apa. Tapi baju yang dipake Nathan kemaren bener bener tidak mencerminkan seorang bapak Presdir.

"Udah Chi, gapapa, gua jamin itu Presdir udah lupa kok sama elu" Resha menepuk nepuk bahu Maura supaya tenang.

"Semoga deh ya" ujarnya benar benar pasrah.

Resha mengangguk angguk, ia hendak berdiri untuk memesan kopi di cafe kantor tapi matanya menangkap sosok yang tak asing masuk kedalam kantin perusahaan.

"Kak Saka sini!"

"Resha buset gausah teriak teriak!" Tegur Ghani. Bukannya apa apa ini dikantin dan kelakuan Resha termasuk berani banget sebagai anak magang.

Manggil Direktur pemasaran udah kaya manggil temen.

Saka hanya tertawa melihat Resha melambai lambaikan tangannya dengan semangat.

"Anjing!" Mata Resha melotot tiba tiba.

"Resha yang sopan bangsat, malu!" Ia tarik lengan temannya dengan paksa, Ghani udah panik denger Resha ngomong kasar.

"Resha kenapa sih?" Tanya Maura bingung sama perubahan raut wajah Resha.

"A-nu itu...itu kak Saka sama-"

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang