19

164 20 11
                                    

"Info loker dong bang"

"Ada sih jadi tukang pel dirumah sakit, mau?"

Resha melempar kulit kacang kearah Januar, "sia sia bener gue kuliah, kasian duit bapak gue"

Januar terkekeh, "di rumah sakit susah Res buat posisi anak manajemen"

"Admin penuh ya?"

Januar mengangguk, "iya, paling bagian farmasi sih yang lagi rekrut"

Resha, Ghani, Bian, sedang berkumpul ditempat Maura. Nanti siang Januar ingin berkunjung ke tempat Lama bersama Ghani dan Bian.

Maura sama Resha ga ikut, mereka siang ini mau nyari baju buat persiapan wisuda katanya.

"Bang Lana katanya mau dateng pas wisuda. Bukan dia yang mau sih, tapi gua yang ngajak"

Januar menoleh menatap Bian, "serius Bi?"

"Bang Lana bukannya..." Ghani menggantungkan kata katanya menatap Bian.

"Paling nunggu dimobil kaya dulu"

"I feel bad for him, gue ga bisa bayangin dunianya bang Lana dulu segelap apa" kata Resha.

"Yang jelas kita ga pernah bisa bayangin, jadi Lana sakit banget waktu itu. Tapi gue bangga dia mau survive sampe sekarang" timpal Januar.

"Makasih juga buat lu, Bi. Udah mau bantuin Lana buat bangkit lagi ngejalanin hari harinya" sambung Januar tersenyum menepuk nepuk bahu Bian.

"Sama sama, i will protect him. Bang Lana udah kaya Abang aku sendiri"


























***






















"RAAA NATHAN CHAT GUA KOK LU CEKLIST!"

Maura yang lagi nyuci piring langsung matiin keran dan nyamperin kakaknya yang lagi makan buah sambil nonton TV.


"Nathan kenapa?"


"Nih dia chat gua" Januar memperlihatkan roomchatnya bersama Nathan supaya bisa dibaca Maura.


"Hp aku lagi dicas, tadi lowbat"


Januar menoleh, "pagi pagi lowbat"


"Semalem lupa ga dicolokin" gerutunya lalu kembali mencuci piring.


"Bales apa ini gua?"


"Bilang aja lagi dicas, nanti bakal aku chat atau telpon balik"


Januar mengangguk lalu kembali fokus pada ponselnya dan mengirim pesan kepada Nathan sesuai instruksi Maura.

"Lu suruh nyusul ke kantor katanya Mau"

"Hah?"

"Disuruh nyusuuuul"

"Siapaaa?"

"Lu"

"Nyusul siapa?" teriak Maura dari dapur.

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang