16

141 23 19
                                    

Sudah hampir 3 bulan hubungan Maura dan Nathan terlihat semakin dekat dengan kemajuan yang cukup besar.

Walaupun agenda kencan mereka belum berkembang, setidaknya ada kemajuan dikomunikasi mereka.

Nathan juga cukup banyak bicara sekarang. Maura juga terlihat lebih santai dan tidak kaku. Seperti kaya Nathan, jalanin dulu.

Namun, kini keduanya jarang bertemu karena Maura sibuk dengan kegiatan dikampus. Ia harus mempersiapkan skripsinya dan Nathan yang semakin sibuk dikantor.

Mereka hanya bertukar kabar melalui ponsel atau bertemu saat makan siang jika mereka tak ada acara.

"Jangan terlalu forsir tenaga kamu"  Januar meletakan segelas susu hangat dimeja.

Ia melirik Sang adik yang memangku laptopnya dari pagi.

"Udah seharian dek, stop dulu lah"

"Nggak bisa bang, Minggu depan aku sidang"

"Ya justru karena mau sidang, otak harus refresh dulu" Maura diam tak menanggapi.

Tangan kiri Januar naik mengusap lembut kepala Maura. Ia tatap sang adik dari samping. Ia bisa merasakan usaha kerja keras Maura.

Adiknya bukan perempuan yang cerdas karena bawaan. Daripada dirinya, Maura lebih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menguasai beberapa materi pelajaran.

Maura kerap kali disepelekan oleh Ayah dan Ibu karena dirinya yang tak cepat tanggap.

Januar kerap kali merasa tak enak kepada sang adik karena orangtuanya seringkali membandingkan dirinya dengan Maura.

"Stop" Januar menarik paksa laptop dipangkuan Maura, "Abang khawatir kamu sakit,  istirahat sebentar"

"Aaa Abang"

"No, Maura. Kamu udah melebihi waktu belajar. Sanah makan siang dulu"

"Aku udah banyak ngemil"

"Kamu belum makan Karbo hari ini, makan nanti sakit"

Bibir Maura langsung cemberut, "Abang kan dokter jadi kalo sakit ga repot"

"Dokter juga males kalo punya pasien yang susah diomongin"

"Ishhh"

"Makan"

"Aku udah minum vitamin dari Abang"

"Ga cukup sanah makan" perintah Januar, "telpon Nathan nih"

"Ck, gausah apaan sih. Iya nih aku makan" Maura langsung beranjak kedapur sedangkan Januar terkekeh.

Ia tau Maura trauma jika menyangkut soal makan dan Nathan. Pernah ia menghubungi Nathan karena Maura tak mau makan. Gadis itu terlalu lelah setelah pulang dari kampus.

Alhasil, Nathan mengirimkan berbagai macam makanan melalui online sampai tersisa sangat banyak.

Maura dan Januar akhirnya membagikan makanan tersebut kepada tetangga apartemen.

"Syukuran, adek saya sedang skripsian sebentar lagi sidang" kata Januar waktu membagikan makanan ke tetangga apartemen.

"Besok aku pulang malem ya bang?"

Januar menoleh, "ngapain?"

"Ada acara dikampus, pagi kelas terus siang ke Dinamic Cafe. Ghani nge-band disana, aku sama Resha mau dateng sekalian ngerjain skripsi dicafe"

"Sampe malem?"

"Ya nggak, acaranya malem. Besok organisasi aku ada kunjungan ke gereja kerjasama bareng sekolah berkebutuhan khusus"

STONEHENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang