Bab 20 Tawaran Mematikan Dari Tante

1.6K 8 0
                                    

Tak berapa lama setelah bermain kuda-kudaan, sebuah ketukan pintu pun terdengar dari luar. Aku segera memakai bokser dan memperbaiki baju. Tak lupa, untuk merapikan rambut yang sempat acak-acakan. Suara ketukan itu beberapa kali menggema di ruangan ini, hingga membuat semua bergetar.

"Mas, kamu segera pergi dari pintu depan, aku mau buka pintu dulu," kata wanita yang sedang memakai kemban.

"Baik, saya akan pergi lewat belakang," kataku menjawab.

Tok-tok-tok!

"Assalammualaikum ... sayang, kamu di dalam?" tanya seseorang yang ada di luar ruangan.

"Iya, bentar ... Pah ...," jawab wanita itu.

Dengan cepat, aku membuka pintu belakang dan berjalan menuju pohon bunga kertas yang rimbun. Kemudian, dari balik daun terlihat seorang lelaki tengah bergeming. Berseragam polisi, akan tetapi badannya jauh lebih kecil di bandingkan aku.

Terkadang aku heran pada wanita, sudah punya lelaki yang gagah akan tetapi tetap ingin mengajak pria lain untuk main. Kalau dilihat-lihat, suami dari wanita tadi lumayan tampan, akan tetapi aku tak tahu kalau dia perkasa atau tidak.

Mungkin, alasan kuat yang membuat wanita selalu menginginkan hasrat dariku karena kurangnya kepuasan yang mereka dapatkan dari suami. Atau mungkin, faktor lainnya adalah memang wanitanya yang gatal dengan lelaki lain.

Akan tetapi yang pasti, siang ini aku sudah mendapatkan jatah dari tetangga baru. Memang beruntung hidup ini, selalu di pertemukan dengan orang-orang yang suka relawan membagikan kenikmatannya. Sembari berjalan pergi, aku pun kembali menjemur semua pakaian yang ada di dalam bak.

Pekerjaan yang sempat tertunda ini menjadi masalah, karena panas sudah tidak lagi seperti awal aku datang ke samping. Setelah selesai menjemur, aku pun masuk ke dalam kosan dan ganti baju.

Kali ini, tujuan utamaku adalah pergi ke tempat kerja. Rutinitas sebagai mana biasanya, memberikan pelayanan terbaik setelah beberapa hari absen dan kebanyakan mengoleksi tempe kering. Namun, aku datang lebih awal karena pesanan sudah banyak yang mengantre.

Penjelajahan kali ini sudah hampir banyak wanita, aku pun sudah memuaskan puluhan dengan waktu satu harian. Namun, bagiku itu wajar untuk menguji kejantanan pria. Selagi masih bisa, aku akan memberikan pelayanan terbaik pada wanita-wanita.

Dengan menggunakan taksi berwarna biru, kami melesat untuk menuju pusat kota dan ini adalah hari Sabtu ceria. Nanti malam, aku tidak ada jadwal sama sekali. Sehingga, dapat rebahan di kosan tanpa ada yang mengganggu.

Kabar Aluna juga tidak ada, sepertinya dia sedang sibuk kuliah dan KKN seperti yang pernah dia katakan kemarin. Aku pun ingin santai di rumah saja, karena berkelana dan berpetualangan setiap rimba mampu membuat rasa itu hampir bosan.

Beberapa menit setelahnya, tibalah aku di depan portal dengan nama pijat relaksasi plus-plus. Kemudian, sopir memberhentikan mobilnya dan aku membayar ongkos. Tapat di depan pintu, terlihat banyak orang seperti biasanya.

Pelanggan pun sudah kumpul, aku tak tahu yang mana saja yang akan aku layani. Tetapi, Andika tidak ada di lokasi depan seperti biasanya. Kami adalah sahabat akrab, karena Dika merupakan orang paling enak kalau diajak bercerita.

Karena sang sahabat tidak ada di sana, aku pun menaiki anak tangga lantai dua. Tiba-tiba, teriakan seseorang pun datang.

"Reymon ...!" teriak seseorang itu.

Aku memberhentikan langkah, lalu tatapan ini sejurus pada orang di belakang. "Eh, kau, Dika. Aku kira siapa," jawabku.

Dika memukul pundakku perlahan, dia pun bernapas ngos-ngosan. "Bro, ke mana aja udah lama enggak masuk kerja?" tanyanya.

Pemuas Tante-TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang