Bab 30 Menikmati Istri Tetangga

3.3K 12 0
                                    

Dengan menggunakan mobil berwarna hitam, aku dan Miska pergi dari tengah hutan. Kali ini, kami sangat laju dan hendak menuju jalan lintas kembali. Dalam pikiranku masih berkecamuk perihal apa yang sudah aku lakukan. Ini sudah jauh di luar batas, karena aku tak pernah senekat ini.

Alhasil, dengan sangat tidak tenang, aku pun memikirkan perihal kejadian yang dati kami lakukan di sebuah hutan jauh dari rumah penduduk. Miska di posisi kiri tampak biasa saja, dia terlihat sangat tenang seperti orang yang tak punya masalah.

Akan tetapi, aku justru memikirkan bagaimana kalau akhirnya semua ini terungkap. Secara otomatis, kami akan segera masuk ke dalam tahanan dan menerima konsekwensi dari ini semua. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku hanya fokus menatap depan jalan raya.

Miska menyentuh lenganku, lalu dia berkata, "sayang ... kamu kenapa diam aja? Biasanya enggak begini, kok, sekarang berubah?"

Dengan tatapan sangat takut, aku menoleh Miska yang mengajak bersitatap. "Baby, bagaimana aku bisa bicara. Hati dan pikiran aku lagi enggak tenang sekarang."

"Perihal apa yang terjadi barusan?" tanyanya lagi.

"Itu kamu tahu, kenapa harus bertanya lagi."

"Sudahlah ... kamu ini seperti melakukan apa aja, lah. Santai, karena enggak mungkin ini terungkap. Kan, semua barang bukti sudah hanyut bersama dengan tubuh Mas Ferdy. Sekarang, kita fokus pada masa depan kita, Baby."

'Gila ini perempuan, aku rasa sudah enggak waras lagi oraknya. Tega banget bicara seperti itu, padahal Ferdy adalah suami dia yang selama ini bekerja untuk hidupnya,' protesku dalam hati.

Kemudian, Miska malah bergelayuh di lengan ini sangat manja. Tanpa menghiraukan siapa pun, aku bagai berada di ujung tombak kehancuran. Di sisi lain, ini adalah keinginanku untuk mendapatkan mobil darinya, akan tetapi di sisi lain aku sudah menghilangkan satu nyawa dengan sengaja.

"Yank, besok kita ke showroom mobil," ucap Miska secara spontan.

"Mau ngapain ke showroom mobil, Baby?" tanyaku penasaran.

"Aku mau beliin kamu mobil. Kan, aku udah janji sama semua ucapan sebelumnya. Kalau misi kita berhasil, aku akan berikan kamu hadiah sebuah mobil, bagaimana?"

"Ok-oke, oke, aku sudah menunggu akan hal itu. Baiklah, besok temui aku di kosan, kita langsung bergerak menuju showroom," titahku terbata-bata.

Akibat adanya sebuah penebusan yang benar-benar terjadi, sekarang aku mulai lega dengan beratnya risiko setelah menghilangkan satu nyawa. Lamat-lamat, rasa takut itu hilang setelah mendengar kata imbalan yang pantas.

Dengan begitu, aku bisa berkenala dan mencari cinta-cinta yang baru di ibu kota ini. Perihal Aluna, aku sudah berjanji akan serius padanya. Namun, Miska akan menjadi barang mainan kalau aku membutuhkan uang.

Sangat indah hidup ini, kalau menjadi lelaki yang paling dikagumi. Spek dewa yang melekat dalam tubuhku tidak dapat diganggu gugat, karena ini adalah aset berharga untuk mendapatkan apa yang aku mau.

Setibanya di pusat kota, kami bergerak dan berbelok ke sebelah kanan. Kemudian, gang kecil pun tiba, di sana adalah kosan yang selama ini aku huni. Berjarak beberapa meter dari tempat berhenti.

Dengan menghentikan kendaraan, aku bergeming seraya menatap samping kiri. Miska pun tengah membuka dompet, lalu dia menghitung beberapa lembar uang berwarna merah.

"Sayang, ini uang untuk biaya kamu selama satu minggu. Kalau butuh apa-apa, langsung bilang aja," ucap Miska, sembari menyodorkan uang.

Menggunakan tangan kanan, aku mengambil uang itu. "Ini enggak kebanyakan, Yank?"

Pemuas Tante-TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang