Bab 36 Uang Jajan Dari Tante Girang

1K 7 1
                                    

Tepat di daun telingaku, Sinta membisikkan kata-kata perihal apa yang dia rasakan beberapa tahun yang lampau. Ini adalah tentang bagaimana sebuah dendam, akibat perselingkuhan Miska pada seorang pria yang sekarang menjadi suaminya bernama—Ferdy.

Pasalnya, Ferdy adalah kekasih Sinta yang direbut secara paksa oleh Miska. Aku tidak tahu pasti akan kejadian itu, karena aku tidak tahu menahu apa pun perihal percintaan mereka ketika masih SMA. Namun, kali ini sebuah rencana besar tengah di utarakan pada Sinta.

Aku sekadar mendengar saja, karena akan dapat membuat aku tahu seluk-beluk kehidupan rumah tangga mereka. Namun, Miska malah membuang Ferdy dari hidupnya saat ini hanya alasan tidak dapat memuaskan. Ternyata, semudah itu dia akan mencampakkan laki-laki.

Kali ini, aku telah memiliki banyak bukti untuk bertindak padanya. Salah satunya adalah dari berbagai ucapan orang-orang yang aku temui, termasuk Sinta yang mereka anggap sebagai sahabat. Ternyata, di balik persahabatan itu ada dendam terselubung.

Dengan mengikuti kisah kehidupan mereka, semoga ini adalah hal yang bagus untuk aku ke depannya. Ada sebuah rencana yang aku ingin lakukan, akan tetapi lebih kejam dari apa yang saat ini dilakukan oleh Miska pada suaminya.

Ya, wanita itu harus mendapatkan dari apa yang pernah dia lakukan pada laki-laki. Dengan semena-mena, karena dia sudah menjatuhkan martabat seorang laki-laki karena hal kepuasan semata. Bagaimana pun juga, aku tidak mau mendapatkan kejadian paling menakutkan yang di alami oleh Ferdy suatu saat nanti.

Sembari mendengarkan curhatan Sinta, aku pun mengangguk dan menyatukan semua jalan cerita yang selama ini aku rasakan dari Miska. Ternyata, terkuak sebuah hal yang selama ini aku tanya dalam hati mengapa bisa.

"Rey, apakah kamu bisa berjanji padaku untuk menyembunyikan hal ini dari Miska?" tanya Sinta.

"Iya, Sayang, aku akan menyembunyikan hal ini pada Miska. Lagian ... aku juga akan merencanakan hal yang sangat indah suatu saat nanti," celetukku pelan.

"Rey, kalau nanti kamu butuh bantuan atau apa, silakan telepon aku saja. Udah enggak sabar kalau wanita jalang itu merasakan karma yang selama ini dia tanam," ujar Sinta panjang kali lebar.

Sembari mengelus rambut Sinta, aku pun mencium keningnya sebagai tanda perkenalan yang indah. Baru beberapa menit berada di pelukannya, aku merasa nyaman dan perasaan ini sedikit tenang. Namun, Sinta tidak langsung meninginkan aku untuk menikahinya secara sah seperti Miska.

Justru, Sinta hanya ingin menikahi aku secara siri agar dia bisa bersama dengan suaminya tanpa membun*hnya secara paksa. Aku yang sedari tadi menebak kalau dia hendak melakukan hal yang sama, akan tetapi sebaliknya.

Kali ini, kami pun menghabiskan waktu di dalan kamar berduaan. Aku yang sudah mulai mengantuk, kemudian mencoba menutup kedua bola mata. Lamat-lamat, kami pun berpelukan layaknya sepasang suami dan istri.

Belum lama bergeming dan menutup mata, sebuah ponsel terdengar berdering di sampingku. Ya, ponsel milik Sinta seperti ada yang menghubungi. Lalu, aku bangun dan menatap layar ponsel itu.

Sinta membuka mata, secara saksama aku melihat nama 'suamiku' sudah beberapa kali menghubungi. Lalu, Sinta pun bertanya padaku.

"Sayang, siapa yang menghubungi?" tanyanya.

"Ini, nomor suami kamu sepertinya," jawabku.

"Sini, Yank, barangkali dia mau berkata penting," sergah Sinta merebut ponselnya.

Dengan cepat, wanita berambut pirang itu mengambil ponsel dan mengangkatnya. Posisi duduknya pun berubah, menjadi menghadap jendela di waktu tengah malam. Aku memerhatikan, karena Sinta menyalakan lospeker.

Pemuas Tante-TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang