Bab 49 Mainan Baruku

1.1K 7 0
                                    

POINT OF VIEW
(Miska)

Hari-hari yang aku jalani semakin tidak bisa dibilang membaik, karena lelaki yang selama ini mencintai telah berdusta secara terang-terangan. Sekarang aku hanya mampu menerima semua ini, karena yang menjadi taruhan dari semuanya adalah Aluna—anakku sendiri.

Di dalam rumah yang sangat mewah, tidak menjamin bahagia walau aku sudah memiliki satu pria. Dia adalah calon ipar yang sebentar lagi akan menghalalkan sang anak, permainan gila kami selama ini tak menjamin kalau cintanya hanya untuk aku saja.

Seraya bergeming di dalam kamar, aku pun sesekali menyentuh puff yang beberapa menit lalu sedang diserang oleh Reymon. Semula sangat rapat, akan tetapi kali ini melebar akibat masuknya benda tumpul itu. Aku pun tidak habis pikir akan kejadian dalam hidup ini, karena semua melangggar norma-norma kehidupan.

Tetapi tidak mengapa, walaupun Aluna—anakku yang akan menikahi Reymon lebih dulu, akan tetapi cinta Reymon tetap milik aku seorang. Dengan sebisa mungkin untuk menerima, aku ingin membesarkan anak yang sekarang ada di dalam kandungan menjadi sosok bayi perkasa seperti ayahnya.

Karena merasa lumayan bosan dan aku selalu menangis saja, kali ini tujuan utama adalah refreshing dan pergi berbelanja. Ya, aku pun berniat akan ke sebuah pusat perbelanjaan sepatu serta pakaian di perkotaan. Pasalnya, sudah lama diri ini tak memanjakan mata.

Setelah sekian lama bergelut pada pekerjaan dan yang lainnya, membuat hidup tambah setres dan tidak bisa aku hindari. Kali ini aku pun menuju ke sebuah anak tangga lantai dua, berjalan lurus seraya bergerak menuju lantai satu.

Di dalam tas sudah ada kunci mobil dan beberapa ATM serta uang. Aku yang tidak bisa hidup tanpa materi, serta sex harus memiliki paling tidak beberapa juta di dalamnya. Karena ketika nafsu memuncak secara tiba-tiba, aku bisa langsung mencari brondong yang mau menggagahi.

Akan tetapi tidak untuk saat ini, karena aku sudah tak pernah berhubungan badan dengan laki-laki lain selain Reymon. Rudal yang dia miliki mampu mengalihkan duniaku, betah dan hanya benda tumpul miliknya itu saja yang bisa menjamah.

Seraya menaiki kendaraan, aku pun bergegas menuju tempat perbelanjaan dengan tatapan fokus ke depan. Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, aku menyalakan eartphone di telinga sambil menyetir kendaraan.

Membutuhkan waktu beberapa menit sebelum sampai di pusat perbelanjaan, kali ini aku tiba di depan lokasi mewah yang menjual banyak barang-barang branded. Ya, hanya ada satu di negara ini, penjualannya selalu diburu karena diskon besar-besaran.

Yang namanya barang branded, walau pun sudah banyak diskon tetap saja mahal. Kali ini, aku memasuki parkiran mobil di samping bangunan bertingkat itu. Menggunakan sepatu hels tinggi, aku ke luar dan berjalan menuju pusat perbelanjaan.

Tak berapa lama, aku mengechat Reymon untuk mengambil mobil yang sudah aku berikan padanya di rumah. Karena, aku tidak suka model yang seperti itu, dan tak mungkin hadiah yang sudah aku berikan ditarik kembali.

Setibanya di depan pintu yang terbuat dari kaca, aku pun memasukkan kunci dan tanpa sengaja menabrak seserang berpakaian serba hitam.

Brug!

Seketika ponsel yang aku pegang pun terjatuh di lantai, akan tetapi layarnya tak pecah sama sekali.

"Kalau jalan lihat-lihat, dong!" pekikku mengomel.

"Ma-maaf, saya enggak sengaja," ucapnya, dalam posisi menadahkan badan, aku tak menatap sama sekali orang itu.

Kami pun sama-sama membangkitkan badan seraya bersitatap. Ternyata orang yang aku tabrak itu mengenakan pakaian serba hitam, dia juga memakai topi lengkap dengan masker. Lalu, aku yang sudah lama bergeming seperti terdetak pada seseorang.

Pemuas Tante-TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang