Bab 19 Gagah Dan Perkasa

2.9K 15 0
                                    

"Selamat istirahat sayang, jaga mata dan hati kamu untuk aku saat ini. Jangan lernah ada wanita lain yang membuat kamu goyah, aku dapat pastikan kalau kita akan menikah dalam waktu dekat," ucap Miska sangat lantang, dia tak main-main kali ini.

"Hummm ... kau atur aja waktunya. Aku enggak mau mengambil keputusan sepihak, ini butuh waktu dan tidak hanya sebentar," jawabku.

Miska mengangguk, sepertinya dia paham akan ucapanku barusan. Kali ini, aku pun pergi meninggalkan wanita yang masih berada di dalam mobil miliknya itu. Dengan langkah lebar, tibalah aku di depan kosan dan seketika tatapan ini menoleh menuju samping.

Tepat di sebuah rumah sewa, aku melihat seorang wanita cantik tengah bergeming di sana. Akan tetapi, tak berapa lama dia malah menjemur semua pakaiannya dan seperti sangat manja. Aku mendadak tergugah, lalu kedua kaki ini menepi menuju teras.

Dari ujung pandangan, wanita itu sangat anggun dan cantik. Memakai kemban batik, untuk menutup badannya separuh. Lalu, aku pun memfokuskan pada tatapan awal, karena aku sempat gemas pada dua buah gunung yang menggantung di dadanya.

Lamat-lamat, aku menelan ludah. Ini adalah kali pertama rumah sewa di itu di huni oleh seorang wanita cantik. Baisanya selalu di huni oleh pria. Kemungkinan, dia baru saja tiba dini hari. Sebelumnya aku tak pernah tahu kalau dia ada di sana.

Beberapa menit bergeming memerhatikan, wanita itu pun menatap ke arahku yang memerhatikan dari tadi. Lalu, wajah ini aku buang sejurus pada pintu kosan. Dalam sekelebat penglihatan, wanita itu hilang.

"Astaga! Udah enggak ada, seperti siluman aja itu perempuan," celotehku sendirian.

Tak berapa lama, aku memasuki kosan dan ingin mencuci pakaian. Sudah satu minggu lebih, aku tak mencucinya. Tumpukan itu bagai gunung, menjulang tinggi dan kini adalah saatnya untuk membuatnya bersih kembali.

Dengan bantuan mesin cuci, aku pun membersihkan pakaian dan menunggu sembari main ponsel. Balasan chat dari Miska masuk, tak berapa lama chat dari Aluna juga masuk.

Saking bingungnya, aku sampai salah kirim dalam membalas. Akan tetapi, kedua wanita itu sepertinya peka, kalau aku tidak mengatakan hal yang salah. Keduanya adalah wanita dalam hidup ini paling istimewa.

Miska mampu membuat aku puas, dan Aluna dapat memberikan aku cinta serta kasih sayang. Kalau di suruh memilih, aku akan menikahi keduanya dalam waktu bersamaan. Namun, itu hanya ada dalam dunia novel, kalau di dunia nyata tidak ada.

Akan tetapi, kalau memang harus terjadi demikian, aku mau kalau harus menikahi Miska dan Aluna. Keduanya sama-sama memiliki aura positif, akan tetapi Miska masih punya suami yang harus dia hilangkan lebih dulu.

Sementara Aluna adalah seorang gadis, sudah pasti aku bisa kapan saja menikahinya. Namun, yang menjadi permasalahannya, aku belum kenal siapa orangtua Aluna. Jangankan kenal, untuk datang ke rumahnya saja aku tak mau karena segan.

Setelah beberapa menit mencuci pakaian, aku pun selesai dan membilasnya menggunakan pewangi pakaian. Lalu, langkah selanjutnya adalah membawa pakaian itu menuju samping rumah.

Dengan langkah gontai, aku pun berjalan kembali dan meletakkan pakaian sangat rapi. Tepat di rumah sewa, sebuah pakaian milik wanita tadi ada yang jatuh. Ya, sebuah celana dalam berwarna merah muda.

Kemudian aku berniat akan menaikkannya lagi ke jemuran, akan tetapi takut kalau nanti ada yang salah paham. Akibat banyaknya celana dalam yang jatuh, aku pun menuju ke jemuran tetangga baruku.

Kali ini celana dalam itu sudah aku genggam, lalu aku menatapnya dan memerhatikan tiap renda di samping-sampingnya. Secara saksama, aku mencium celana dalam itu.

Pemuas Tante-TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang