15-Accident

4.5K 420 6
                                    

Di sebuah ruangan berukuran lima kali enam meter bernuansa coklat pucat, seorang pria menerima perintah dari sang atasan. Suasananya begitu tegang, namun sang atasan begitu santai menatap suruhannya.

"Anak ini, jika kau berhasil, maka kau boleh meminta apa saja," Sang atasan menyodorkan selembar kertas foto seseorang.

"Baik!"

***

"Akh!" New meringis, jari manisnya berlumuran darah, tersayat pisau buah saat tengah mengupas sebuah mangga, New segera berlari menuju wastafel untuk membersihkan lukanya. Phuwin dan dua pelayan lainnya langsung berlari menghampiri omega tertua di rumahnya, "Papa baik-baik saja? Haruskah kita ke rumah sakit?" Tawar Phuwin khawatir.

New menggeleng kecil, "Tidak perlu! Ini hanya luka kecil, bawakan kotak medis saja!" Titah New sambil terus mengaliri lukanya dengan air mengalir. Begitu darahnya berhenti dan tangannya bersih, Phuwin dengan sigap mengobati mertuanya dengan hati-hati.

"Papa, sayatannya cukup panjang, kita ke rumah sakit saja, ya!"

Sekali lagi New menggeleng, "Tidak, perban saja jariku," titahnya dengan wajah tidak tenang, sesekali meringis, "Phuwin, di mana ponselku?"

Kemudian seorang pelayan menyodorkan ponsel New pada sang pemilik. Buru-buru New menelpon seseorang. Raut wajahnya tak bisa dikatakan baik, "Fourth! Kau baik-baik saja?! Kau di mana?"

'Halo grandpa! Aku baik! Sekarang aku bersama ayah sedang pergi, ada apa grandpa?'

New menghela napas lega, "Nak, jaga dirimu baik-baik, jangan pernah pergi sendirian, jika di rumah, selalu kunci-"

'Grandpa? Ada apa? Kenapa panik? Aku baik-baik saja, jangan khawatir, ya! Setelah mengantar ayahku nanti aku datang ke rumah,'

"Fourth, aku ingin bertemu ayahmu, bawa ayahmu juga ke sini nanti,"

Phuwin menyelesaikan perawatan jari mertuanya dengan bingung, kepanikan New mulai hilang saat ia menelpon Fourth, "Pa? Apa yang terjadi?" Tanyanya setelah New memutuskan sambungan.

Sang mertua menghela napas, "Aku merasakan firasat buruk tentang omeganya Gemini, hatiku tidak tenang,"

"Tapi dia sekarang baik-baik saja, kan?"

***

"Ayah, ban mobilnya bocor, apa ayah membawa cadangan?" Fourth menyadari dua ban mobil sang ayah bocor, mereka kini sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Membeli kebutuhan bulanan karena Fourth berada di rumah sehingga omega itu akan memasak untuk ayahnya.

Tapi saat mereka akan kembali ke rumah, dua ban di bagian depan mobil sang ayah bocor, dan sialnya hanya ada satu cadangan di dalam mobil.

"Baiklah, kita naik taksi, ayah akan memanggil layanan bengkel nanti," Fourth tidak curiga, hanya mengikuti langkah pria paruh baya di depannya untuk mendapatkan taksi.

Dari kejauhan, tanpa Fourth sadari, sebuah mobil mulai beranjak mengikuti taksi yang mereka naiki. Sedangkan ayah Fourth sibuk dengan ponselnya, wajahnya serius menatap benda pipih di genggamannya. Fourth tak ambil pusing, ia beralih menatap keluar jendela, mengamati jalanan Bangkok yang lumayan ramai di jam mendekati makan siang.

Dalam keadaan diam seperti ini, terkadang muncul setitik rasa takut, saat Gemini sedang jauh, Fourth tidak merasa aman. Semoga bukan pertanda buruk.

Taksi yang berisi Fourth dan sang ayah di dalamnya itu berbelok ke sebuah rute yang akan mengantarkan mereka menuju kediaman Vihokratana. Jalanan cukup sepi karena berada di kawasan elit.

"FOURTH! MENUNDUK!"

DOR!

Jika terlambat sedikit saja, kepala Fourth bisa pecah saat itu juga karena satu peluru seharga miliyaran Baht. Kaca belakang dan kaca depan taksinya berlubang seukuran peluru yang meluncur menembus mobil, sasaran meleset.

"Tetap menunduk! Pejamkan mata dan tutup telingamu!" Titah ayah Fourth, "Dan kau! Tetap kemudikan mobil ini sampai ke tempat tujuan kita!" Lanjutnya mentitah sang supir taksi. Meskipun bergetaran, supir tersebut tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berusaha lari dari serangan belakangnya.

Decitan ban mobil yang berkejaran berbelok di kawasan sepi itu membuat Fourth panik, titahan sang ayah langsung ia lakukan. Sementara orang yang tadi duduk di sebelah Fourth masih terus menahan kepala putranya dengan satu tangan, dan tangan yang lain mengeluarkan senjata yang selalu dibawa kemanapun ia pergi bersama Fourth tanpa diketahui siapapun.

Tiba-tiba dua buah mobil dan beberapa motor datang mengelilingi taksi yang Fourth kendarai seakan datang untuk melindungi, adegan saling tembak tidak terhindarkan. Bunyi nyaring senapan sedikit membuat Fourth takut, beruntung ia sering ikut alphanya berlatih menembak, jadi hal ini tidak membuat Fourth trauma.

Adegan ini selesai ketika taksi Fourth masuk ke blok dekat rumah alphanya, dengan rombongan yang tidak dikenali berhasil memukul mundur mobil yang hendak mencelakakan Fourth dan sang ayah.

Sedangkan Phuwin dan New yang sedari tadi menunggu dengan cemas di depan rumah itu kini tersenyum lega, Fourth keluar dari sebuah taksi bersama sang ayah, "Grandpa! Papa!" Fourth berlari kecil melihat kakek dan papa mertua di depan rumah.

New langsung mendekap erat Fourth, hatinya penuh kelegaan melihat calon menantu cucunya baik-baik saja. Omega senja itu tidak berniat melepaskan Fourth barang sedetik saja. Fourth benar-benar kesayangan semua orang.

"Tuan Jirochtikul, silahkan masuk," ajak Phuwin, "Papa, Fourth, sebaiknya kita masuk,"

***

Fourth melihat ayahnya masuk ke dalam ruangan Tay bersama si pemilik ruangan dan Pond. Melihat raut serius mereka membuat Fourth khawatir, "Papa, apa kalian mengetahui apa yang tidak aku ketahui?"

Phuwin jelas paham apa maksud pertanyaan calon menantunya. Raut khawatirnya dipaksa kembali tenang. Phuwin mengusap surai Fourth lembut, tersenyum sedemikian rupa agar menantunya tidak ikut panik, "Iya, tapi maaf Fourth, bukan maksud kami menyembunyikannya darimu, tetapi ini demi kau dan Gemini," Phuwin menatap lurus calon menantunya, "Kau benar, selain di Allaxe, tidak ada tempat yang aman bagi omega, apalagi omega spesial macam dirimu. Makadari itu, kau harus selalu waspada, ya!"

Perkataan calon mertuanya membuat Fourth semakin yakin ada yang tidak beres. Semenjak kepindahan sang ayah satu tahun lalu ke Bangkok, ada saja hal janggal yang Fourth rasakan ketika pergi keluar Allaxe. Apalagi jika Gemini tidak ada bersamanya. Rasanya ada orang yang mengincarnya. Hal ini berawal saat Tay memperkenalkan Fourth sebagai omeganya Gemini ke semua koleganya dalam sebuah pesta. Fourth benar-benar merasa terancam.









Bersambung, Vee ga kuat update panjang-panjang kalo omegaverse😔

Rundung [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang