12-Trauma

4.6K 457 5
                                    

Demi kenyamanan bersama, Vee minta kalau selama baca ada rasa nggak nyaman, bisa di skip dulu, ya!

Tw : sexual harrassment






"Dengarkan ini nak, jangan jadikan beban lamaran dari keluarga kami, gunakan waktumu untuk dirimu sendiri, aku akan mengatakan pada Gemini untuk tidak terlalu mengganggumu,"

Fourth merasakan bahunya ditepuk pelan oleh Mick, "Fourth, dokter memanggilmu!" Bisik Mick membuyarkan lamunannya.

Padahal masih pagi, tetapi Fourth sudah kehilangan 90% fokusnya. Terus terngiang bagaimana ucapan New beberapa hari yang lalu, memenuhi rungu omega manis tersebut menggantikan suara seorang pengajar yang hampir menendang Fourth keluar ruangan.

"Kelas hari ini saya bubarkan. Fourth, ikut saya sebentar,"

Si empunya nama menegang, dokter yang sekarang mengisi mata kuliahnya sudah sejak lama menatapnya dengan tatapan berbeda. Membuat remaja itu ketakutan, hilang akal jika bersama dokter tersebut karena rasa takut yang mendominasi.

Keduanya keluar setelah semua orang pergi meninggalkan ruangan, termasuk Mick yang merasakam firasat buruk. Si Bintang kampus itu juga sama tidak tenangnya dengan Fourth. Maka setelah ia keluar ruangan, Mick bergegas mencari bantuan, "Halo, p'Gemini..."

Di tempat lain, Gemini masih asyik melatih jemarinya memainkan tuts piano. Suara ponselnya yang kalah dengan suara pianonya itu hampir tidak terdengar kalau Gemini tidak menyelesaikan lagunya.

Panggilan tidak terjawab dari Mick berkali-kali, membuat alpha itu mengerutkan keningnya bingung, namun tetap menekan dial untuk mengangkat panggilannya, "Halo Mick, tumben-"

"Phi! Gawat! Tolong ikuti Fourth, lokasinya sudah aku kirimkan! Cepat!"

"Hah?! Fourth ken-"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, phi! Kumohon, firasatku buruk sekali tentangnya hari ini!"

Tanpa berlama lagi, Gemini menyambar tas yang ia bawa, keluar dari studio musik dengan jantung berdebar. Langkahnya di percepat saat mendapati ia berada di sekitar Fourth.

Sialnya, pagi ini banyak sekali orang di jalanan, membuat alpha itu sulit menerobos kerumunan hingga di ujung jalan, koridor yang lumayan sepi karena di sana tempat penyimpanan 'jasad' untuk keperluan pembelajaran. Sehingga suasana terasa horor bahkan di jam sepuluh pagi.

Gemini tak menggumam satu patah kata pun, hanya terus mengikuti navigasi menuju Fourth yang semakin dekat, tak peduli bahayanya nanti. Dalam hatinya merapal agar firasat buruk Mick tidak terjadi.

Tetapi alpha itu tidak bisa berpikir positif, karena titik lokasi Fourth berada di ruangan terbelakang. Tidak ada kamera pengawas, juga tidak ada orang berlalu lalang. Benar-benar kosong.

"Fourth!" Di tambah lagi, Fourth tidak bersama ponselnya. Alpha Vihokratana itu panik, semua barang-barang Fourth tergeletak berantakan di laboratorium bekas yang tidak di pakai lagi.

Tiba-tiba suara langkah kaki berlarian melewati rungu alpha tersebut. Membuat Gemini waspada dan mengikuti suara tersebut. Perasaannya kalut, melihat Fourth di kejar seseorang dengan penampilan jauh dari kata baik. Seperti hendak melecehkannya. Dan buruknya, jalan buntu.

Fourth tidak bisa berlari lagi, harus pasrah dengan rasa panas akibat heat yang di paksa. Berlari sejak tadi dengan kondisi sedang heat membuat seluruh persendian Fourth lemas, sosok kecil itu terduduk di sudut ruangan, bergetar hebat, menghalau semua feromon alpha yang berusaha melecehkannya.

"Mau lari kemana, sayangku? Di sini saja, aku akan membantu meredakan heatmu, sayang,"

Fourth masih sempat menatap dosennya nyalang, "Keparat! Aku tidak sudi di sentuh tangan kotormu!"

"Apapun itu, aku tidak peduli," Dokter yang sama dengan yang mengajar tadi pagi dengan santai, mulai mencumbu Fourth dengan ganas, karena Fourth terus melawan. Dalam pikirannya, ia harus menjaga kesuciannya, jika tidak untuk alphanya, setidaknya untuk kewarasannya sendiri. Fourth tidak ingin mati karena pelecehan seperti yang ibu dan kakaknya alami.

Meski dominan, Fourth tetaplah omega, lawannya sekarang adalah alpha dominan juga, sekuat apapun Fourth melawan, ia tetap akan kalah.

Jika tidak mencium feromon alpha lain, "p'Gemini?" Fourth menggumam, berharap Gemini benar alpha yang tiba-tiba datang menghajar alpha yang sedang melecehkannya.

Bugh!

"Keparat! Manusia sampah sepertimu lebih baik mati saja!" Umpat Gemini sambil terus menghajar dokter tersebut.

Di belakang Gemini, Mick dan si kembar, juga Mark dan seorang mahasiswa tingkat satu junior Mark datang terbirit menyusul Gemini dan Fourth.

"Fourth! Kau heat?! Kau bisa berdiri? Ayo ke pusat kesehatan!" Ajak Mick dengan panik, namun Fourth bergetar hebat, entah karena heat atau ketakutan, omega itu bahkan tidak bisa membuka mulutnya yang juga bergetar.

Mark dan juniornya itu melerai Gemini dari dokter tersebut agar tidak membunuhnya, "Gemini, tenang!"

"Bagaimana aku bisa tenang?! Omegaku dilecehkannya di depan mataku sendiri!" Wajah Gemini merah padam dengan semua emosi yang ingin ia luapkan. Takut, marah, panik, Gemini hampir benar-benar membunuhnya jika Mark tidak segera datang.

"p'Gemini..." Fourth merintih, membuat Gemini menghampirinya, mengabaikan sosok yang sudah babak belur di belakangnya, "Fourth! Kau baik-baik saja, kan?! Kau dengar aku? Sekarang tarik napas pelan...perahan, hembuskan perlahan," Gemini melihat teman-teman Fourth, "Panggil ambulan! Cepat!"

Tubuh Fourth yang semula panas itu menjadi dingin, kaku tak dapat di gerakan. Mick dan Gemini berusaha merawat Fourth sementara Ford dan Por menungu ambulan datang, dan Mark serta juniornya mengamankan si tersangka agar tidak pergi kemana-mana.

***

Fourth dilarikan langsung ke rumah sakit, karena pusat kesehatan tidak bisa menanganinya lagi. Gemini langsung menghubungi sang papa mengenai Fourth.

Phuwin juga menunggu khawatir di depan ruang penanganan, sampai dokter yang menangani Fourth keluar, "p'Mix! Bagaimana Fourth?! Apa traumanya kambuh? Dia baik-baik sa-"

Mix, kakak dari Phuwin itu menepuk bahu adiknya, "Phuwin, tenang, ya! Menantumu sudah aman, dia sedang beristirahat," Mix menoleh pada keponakannya, "Gemini, urus administrasi omegamu, sebentar lagi dia aku pindahkan ke ruang perawatan,"

Yang paling muda menurut, melangkah pergi meninggalkan paman dan papanya berdua di depan ruang penanganan.

"Fourth mempunyai trauma? Bisa kau ceritakan padaku?" Tanya Mix lembut, ia mengajak adiknya duduk di kursi tunggu, "Ceritakan padaku agar aku bisa mendiagnosis menantumu dengan tepat,"

Phuwin menarik napas dalam, menenangkan dirinya sendiri sebelum berbicara, "Singkatnya, Fourth adalah anak dan adik dari korban pelecehan, ibu dan kakaknya tewas karena digilir oleh beberapa orang, Fourth dipaksa menonton semuanya, kejadiannya masih belum lima tahun yang lalu,"

Sang kakak menghela napas, "Benar dugaanku, dia memiliki gangguan pascatrauma," simpul Mix, ia masih merangkul bahu adiknya, "Kau tenanglah, tidak ada luka fisik, hanya kelelahan, tetapi Fourth harus menjalani terapi bersamaku, ya?"












Bersambung, kita lanjut lagi nanti malem

Vee kayaknya tau kenapa hawanya Vee gak enak, Vee lagi ngerjain chapter konflik book ini makanya agak mau nangis😭 mmff yah semwa :)

Rundung [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang