Bugh!
Sesosok remaja lelaki jatuh tersungkur di tengah-tengah lapangan basket siang hari yang panas ini. Di sekelilingnya banyak para siswa lain yang sedang menonton tanpa berniat melerai karena mereka semua takut dengan perkelahian tersebut.
"Kau pikir, hanya karena kami perempuan, dan omega, kau bisa bebas menindas kami, huh?!" Di atasnya, seorang gadis berpenampilan maskulin menginjak pergelangan tangan kiri remaja lelaki yang tersungkur.
Tidak ada rasa bersalah ataupun mengalah, remaja lelaki tersebut justru tersenyum angkuh, "Perempuan kecil sepertimu, aku tidak akan taku–"
"Kurang ajar!" Gadis tersebut menarik kerah seragam si pemuda, sebelum seseorang datang melerai.
"Alisha! Daniel! Berhenti!"
Satu pukulan tinju hampir mendarat di wajah tampan Daniel, dan Alisha langsung mendorong remaja tersebut hingga kembali tersungkur ke tanah. Bagian seru harus terhenti karena seseorang yang selalu di dengar Alisha, "Jika bukan karena p'Yola, aku akan membunuhmu!" Alisha mendesis kepada Daniel.
Yolanie tiba-tiba menyeret adiknya menuju pusat kesehatan sekolah, dengan Alisha yang ketakutan karena kakaknya terus diam. Auranya menakutkan seperti ayah mereka.
p'Yola saja sudah menakutkan, bagaimana nanti jika miss Fah benar-benar memanggil Ayya ke sini?!—Batin Alisha takut.
Sampai di ruang kesehatan, Yolanie langsung mendudukan adiknya di brankar pasien paling pojok dengan membawa beberapa peralatan yang mungkin membantunya merawat Alisha. Tirai di tutup rapat-rapat. Kembar tertua itu tak membuka sepatah kata pun selama memeriksa tubuh sang adik, dibukanya kemeja atasan Alisha untuk memastikan tak ada memar karena berkelahi, tetapi nyatanya luka memar itu ada di bahu kanannya.
"Phi, bicaralah, aku minta maaf," Alisha memohon, namun Yolanie hanya melirik adiknya tanpa minat, kemudian kembali mengoleskan krim pereda rasa sakit di bahu kanan Alisha yang memar.
Yolanie tidak biasa diam seperti ini, Alisha bisa merasakan jika aura sang kakak kali ini sangat menyeramkan seperti Daddy mereka jika sedang marah. Cucu kembar tertua Vihokratana tersebut sepertinya benar-benar marah.
Dipakaikannya kembali atasan kemeja yang sedikit berlubang karena Alisha sempat terbanting dan pakaiannya menggesek lantai lapangan basket, Yolanie beralih berjongkok, mengobati luka lainnya yang berada di lutut yang tidak terlindungi kain rok. Tatapannya masih tetap datar menatap sang adik, namun tangannya lembut menyentuh luka yang perih saat di bersihkan.
"Tetap di sini," Setelah semuanya selesai, Yolanie keluar dari tirai untuk menyimpan peralatan dan membuang sampah medisnya. Lalu gadis tersebut memastikan ruang kesehtan tidak ada orang kecuali dirinya dan Alisha serta perawat penjaga.
Kemudian, Yolanie berbincang sebentar dengan perawat penjaga dan kembali masuk ke dalam tirai.
"Mind to explain? Sebelum miss Fah memanggil Ayya atau Daddy ke sini?" Yolanie melipat kedua tangannya di dada.
Alisha menunduk, "Nothing, just my bad, phi bisa memarahiku lagi,"
Sang kakak juga sama pasrahnya dengan Alisha, Yolanie menarik kursi yang entah dari mana asalnya itu untuk duduk berhadapan, "Lisha, aku sudah lelah memarahimu, dan ini adalah peringatan terakhir dari konseling," Papar Yolanie.
"Aku hanya tidak suka dengan Daniel, mentang-mentang dia alpha dan kami omega, dia selalu menindas teman-temanku!" Sergah Alisha tidak senang, "Bahkan dia juga mengejek phi mandul karena gender keduamu belum terdeteksi! Apa aku salah jika memukulnya?!"
"Iya! Kau salah!"
"Aku tidak suka kau di hina seperti itu!"
Emosi keduanya memuncak, tidak pernah sebelumnya Yolanie membentak adiknya seperti itu, begitupun Alisha, gadis cantik tersebut baru kali ini meninggikan emosinya pada sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rundung [GeminiFourth]
Fantasía⚠️Omegaverse⚠️ Tinggal di sebuah distrik yang jauh dari kota dengan tingkat keamanan yang rendah bagi Omega, membuat kekhawatiran tersendiri bagi ayah dan kakak Fourth, remaja 18 tahun yang baru saja mengetahui gender keduanya sebagai omega. Hingga...