28-Spin Off

3.6K 265 18
                                    

"p'Dunk..."

"Ya, Joong?"

Dunk baru saja keluar dari kamar tamu keluarga Jirochtikul saat Joong memanggilnya dan kemudian alpha itu berdiri dengan canggung. Joong menatap lurus kedua tangannya, "Eum... Mikha sudah tidur?"

Seulas senyum mampir di bilah Dunk yang manis, "Sudah, anak itu kelelahan jadi lebih mudah tidur, kau butuh sesuatu?"

"Eum...aku... membuat teh susu, mau coba?" Joong mati kutu di depan omega yang dua tahun lebih tua itu, alpha pendiam itu tak pernah bisa berbicara yang benar dengan Dunk.

"Boleh," Jawab Dunk singkat, ia meraih satu gelas teh tarik di tangan yang lebih muda, "Dekorasi bunga di halaman belakang belum dibongkar, pemandangannya masih cantik, ayo bicara di belakang saja,"

Joong hanya megekori Dunk di depannya menuju kursi gantung kesukaan Fourth dan tuan Jirochtikul di belakang rumahnya. Duduk berduaan di sini dengan Dunk membuat lidah Joong terasa kelu, merasakan perasaan rumit di dalam dadanya.

Semilir angin malam menerpa rona merah muda dari omega berusia akhir dua puluh itu. Begitu menawan dari sudut pandang Joong yang terdiam menatapnya dengan penasaran.

"Bunga dari Fourth dan Gemini, aku tidak menganggapnya serius, tenang saja," Dunk akhirnya membuka obrolan yang canggung itu, omega cantik itu menyesap nikmat minuman di dalam gelasnya, menunggu Joong juga berbicara.

Dan yang Dunk harapkan sangat sesuai dengan ekpetasinya, "Maaf, phi... aku tidak bermaksud..."

Saat di acara resepsi Gemini dan Fourth, tibalah saat pelemparan bunga dari si pengantin. Dunk dan Joong sedang berdiri di sudut kiri pelaminan menemani Mikha mengambil es krim. Kedua pria itu tidak berminat sama sekali berebut bunga karena terlalu banyak orang di sana.

Namun yang terjadi, Fourth terlalu jauh melempar bunga tersebut hingga jatuh di tangan Dunk yang juga ditangkap Joong. Itu artinya, bunga menjadi milik mereka berdua. Dan semua orang berharap, Joong bisa berjodoh dengan Dunk setelah kejadian bunga tersebut.

Dunk menghela nafas kecil, "Terkadang, aku begitu mudah menebak isi pikiranmu. Tetapi di hari lain, aku bahkan tak bisa memikirkan apa yang kau lakukan," Dunk melirik Joong sekilas lalu tersenyum hambar, "Kau terlalu kaku, aku lelah,"

"Maaf,"

"Tak apa, sudah biasa," Dunk memaklumi, "Langitnya sedang indah sekarang, nikmatilah,"

Kedua pria dewasa itu mengangkat wajahnya menatap langit Bangkok yang lumayan cerah malam ini. Bintang yang bertaburan menemani bulan purnama yang sedang banyak-banyaknya menyerap cahaya dari matahari sehingga bersinar terang.

"Kau tahu? Semua orang selalu berharap dan berucap di depanku, agar kau menjadi alphaku," Dunk berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam, "Jujur itu membuatku tidak nyaman, hanya karena aku sering berada di sekitar Fourth untuk adikku Gemini, secara otomatis, aku juga berhubungan denganmu, kan?"

Joong membenarkan dalam hati, begitu banyak rangkaian kata serta kalimat yang ingin ia sampaikan pada pria di sebelahnya, namun lidahnya kelu tak bisa ia gerakkan sedikitpun.

Dunk tertawa hambar, "Kita menjadi dekat dan akhirnya sering bertemu tanpa Fourth, akupun tahu perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan,"

"Aku..."

"Joong, aku dan Fourth, sebenarnya banyak memiliki kesamaan, hanya saja, Fourth memiliki Gemini yang berjuang bersamanya,"

Setitik cairan bening mulai keluar dari bendungan mata si omega, Dunk segera mengusap air matanya, "Rasa sayang, perhatian, dan perlakuanmu untuk Fourth yang juga kau berikan padaku, memberiku harapan lebih! Nyatanya, hanya belas kasihanmu saja, kan?" Isak Dunk yang tak ingin menangis lebih dulu, "Berapa tahun kita bersama? Tak ada yang bisa bertahan dengan alpha bajingan seperti dirimu! Sikapmu yang tidak tegas dengan dirimu sendiri, aku lelah menghadapi semuanya!"

Dunk menunduk, ia menumpahkan tangisannya malam ini, berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi di depan alpha manapun. Sedangkan Joong, alpha itu tak mampu membuka bibirnya sedikit saja. Ia masih membeku, tertampar oleh fakta yang Dunk paparkan.

"Aku sangat bersyukur karena adikmu mendapat alpha yang baik seperti Gemini daripada alpha yang tidak tegas sepertimu," Lanjut si omega lalu berdiri, "Besok tak perlu mengantarku ke kantor, aku pergi dengan p'Milk,"

Sulung Jirochtikul itu hanya terpaku di kursinya, menatap kepergian Dunk yang ia sakiti tanpa sadar, dan perlahan.

Omega mana yang tahan dengan hubungan tanpa status selama tiga tahun lamanya? Di zaman sekarang pun, janganka tiga tahun, mungkin dalam hitungan bulan saja mereka sudah menanyakan dengan segera tentang statusnya.

Joong brengsek, katakanlah begitu. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menanyakan berulang kali tentang perasaan yang datang mengacaukan hati seseorang. Dunk sudah berbesar hati berdamai dengan masa lalunya dan berusaha membuka hatinya untuk Joong, tetapi rasanya sia-sia. Rasanya seperti hanya Dunk yang berjuang dan bertahan dengan semua harapan semu yang Joong berikan padanya.

Dunk yang pernah menutup pintu hatinya karena alpha, rela keluar dari zona nyamannya hanya demi Joong. Dengan harapan alpha itu jujur dengan perasaannya sendiri. Dunk tidak mengeluh dan tidak pernah menunjukan jika ia tengah berharap pada seorang Joong Archen, menghadapi semuanya dengan hati yang besar, dan harapan yang besar pula.

Kini Joong merusak segalanya.

Membanting pintu hati Dunk dengan keras agar tertutup kembali.

Joong Archen Jirochtikul, sekarang tak ada ubahnya dengan pria brengsek yang mencampakan Dunk sebelumnya. Membuat Dunk kembali menjadi omega dingin seperti sedia kala.
























Baunya angst banget huhuhuuu

Rundung [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang