[PTP] 01. Mimpi Basah

4.4K 334 57
                                    

warning!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning!

konflik cerita ini pasaran banget.
jadi kalo ternyata nggak cocok, langsung left aja :')

aku nggak mau baca komen:
"ceritanya pasaran anak wp banget."
padahal, emang karena beda selera bacaan aja. mehehe.

🍂

"By, ahhh. A-aku mau ... keluar."

Ilham menggeram tertahan dan semakin menyurukkan wajah di ceruk leher kekasihnya. Ilham merasa dirinya akan meledak. Apalagi ketika Ruby mengeratkan pelukannya di leher Ilham sehingga tubuh keduanya yang basah keringat jadi semakin menempel rapat.

"Dikit lagi, By."

"Mas? Mas Ilham?"

Tunggu. Kenapa suara Ruby jadi berat dan maskulin begitu?

Sialan. Ilham mimpi basah lagi ternyata! Siang-siang pula. Padahal ia hanya tidak sengaja ketiduran.

"Woy, Ham. Bangun!" Jika tadi pegawainya yang memanggil, sekarang Ilham hafal betul barusan itu suara Arief, sahabatnya.

Dengan terpaksa, Ilham membuka mata. Benar-benar bangun dari tidurnya dan mendapati ketiga sahabatnya sudah duduk satu meja dengannya. Sementara itu, pegawai yang tadi membangunkannya sudah kembali ke kitchen.

Ilham baru ingat kalau ada janji temu dengan sahabatnya guna membahas teknis acara pernikahannya sekalian makan siang. Rencananya, Ilham ingin ketiga sahabatnya ini ikut mengiringi keberangkatannya menuju rumah Ruby bersama rombongan keluarga pihak calon pengantin laki-laki.

"Kerja, Ham. Kerja. Mau nikah, jangan males-malesan sama kebanyakan tidur," ledek Budi.

"Lo tidur atau abis nanjak Merbabu, deh, Ham? Gerah bener sampe keringetan gitu," sambung Riza sambil tertawa-tawa.

"Anjir. Jangan bilang lo barusan mimpi jorok, Ham?" tebak Arief.

Ilham hanya berdecak, melirik ketiga sahabatnya dengan malas-malasan. Lebih baik Ia pergi cuci muka ke kamar mandi. Sejujurnya, Ilham pun kewalahan dengan dirinya sendiri. Semakin mendekati hari H pernikahan, ia jadi sering mimpi bercinta dengan kekasihnya.

Astaga .... Ini wajar nggak, sih?

Sebuah getaran pelan dan pendek yang terasa di dalam saku celana membuat Ilham lekas mengambil ponselnya. Sebuah pesan ia terima, dari Hanin, teman SMA-nya yang sekarang jadi calon kakak iparnya, sekaligus ketua panitia acara pernikahannya minggu depan.

Hanina Gauri
Ilham, jangan lupa
nanti malam fitting baju
terakhir sebelum pingitan, ya.
Souvenir udah ready.
Terus, seserahan katanya udah selesai
dihias. Bakal dianter ke rumah kamu
nanti malam.

PUKUL TIGA PAGI [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang