[PTP] 6. Tidur Sama Kamu

2.4K 285 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah siap ketemu Ilham?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah siap ketemu Ilham?

Boom purple love dulu dooong 💜

🍂

"Ibu tahu ini pasti nggak mudah buat Ilham. Sekali lagi, Ibu minta maaf untuk semua tingkah buruk anak Ibu. Kalau Ilham mau marah sama Ruby, nggak apa-apa. Ibu ngerti Ilham pasti kecewa. Tapi, tolong jangan benci sama Ruby, ya?"

Ilham tersenyum tipis. Membenci Ruby? Mana mungkin Ilham sampai hati melakukannya.

"Meskipun Ilham nggak menikah dengan anak Ibu, Ilham tetap menantu Ibu. Ilham harus tahu, Hanin lebih dari sekadar keponakan buat Ibu. Bagi Ibu dan Ayah, Hanin juga anak kami. Jadi, Ibu dan Ayah titip Hanin sama Ilham, ya? Sesulit apa pun itu, tolong untuk belajar menerima Hanin dalam hidup Ilham. Mau gimana pun, sekarang Hanin dan Ilham sudah sah jadi suami istri."

Selama Bude Yuni bicara, Ilham lebih banyak diam. Menunduk menghindari Bude Yuni yang tidak berhenti dan mengusap air matanya.

Hingga akhirnya satu pesan terakhir Bude Yuni terdengar, membuat Ilham memberanikan diri balas menatap.

"Tapi, kalau ternyata Ilham tetap kesulitan, Ibu mohon sekali. Tolong jangan sakiti Hanin. Cukup kembalikan Hanin pada Ibu dengan baik-baik. Ya?"

Kedua mata Ilham terpejam lelah seraya menghela napas berat dan panjang. Ternyata berbaring tidak juga bisa mengusir resahnya pergi. Percakapan singkat dengan Bude Yuni beberapa menit lalu terus saja terngiang-ngiang dalam telinganya.

Kini, ada banyak rasa yang berkecamuk dalam dada Ilham. Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi hari esok. Meski hanya sementara, seperti janji Hanin padanya, tetapi ia tahu bahwa tidak akan mudah melewati banyak hari bersama Hanin ke depannya.

Namun, persetan dengan hal itu sekarang. Ilham hanya ingin segera pulang.

Ilham tidak sanggup membiarkan dirinya tertahan di kamar Ruby lebih lama lagi. Hatinya sesak, apalagi saat aroma khas Ruby begitu kuat tercium di atas ranjang yang seharusnya menjadi saksi bisu malam pertamanya dengan Ruby.

PUKUL TIGA PAGI [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang