[ BAB 53: Jangan Ragu Lagi ]
[ BAB 54: Jepitan Kuning ]
.
.Haiii. Kita temu lagiii ✨
Dan, aku berhasil double up lagiii ✨
Aku membawa plot twist baru niiih haha. Jadiii, ayo ketemu Ilham & Hanin 💛Happy reading 💛✨
***
Mungkin sekitar beberapa hari yang lalu, foto berukuran 20R yang Ilham pesan---dicetak sepaket dengan figuranya---diantarkan ke rumah. Namun, belum sempat terurus sama sekali karena kesibukan di Pukul Tiga Pagi.
Dengan hati-hati, Ilham membawa tiga figura yang masih terbungkus kardus berlogo Flash Studio ke ruang tamu. Bersama Hanin, ia mengeluarkan figura-figura itu dari kardus kemasan, lalu menyandarkannya sementara berjejer ke dinding.
Hari ini, keduanya berniat akan menata foto-foto itu di dinding beberapa sudut ruang.
Sambil duduk bersila di lantai, Ilham maupun Hanin sempat sama-sama hanyut dalam memori masing-masing kala menatap tiga foto itu.
Satu foto pilihan Ilham: foto tampak samping depan, Ilham bersandar ke bahu Hanin saat istirahat seraya menatap pemandangan berlatar keindahan hijaunya sabana 3 jalur Suwanting.
Satu foto pilihan Hanin: foto candeed saat Ilham hampir menciumnya di depan tenda.
Lalu, foto pilihan keduanya: foto saling berhadapan dengan view matahari tenggelam di Pos 3 Gunung Merbabu.
Ilham menghela napas sejenak. “Bikin kangen Merbabu jadinya.”
Hanin setuju. Bolak-balik matanya memandang tiga foto dengan pose dan momen berbeda di hadapannya itu. Kala melihat failnya di laptop saja, ia sudah terpukau. Jadi, sekarang makin takjub saja ternyata hasilnya sebagus ini begitu dicetak. Kualitasnya persis foto pra wedding.
“Kapan-kapan kita ke Merbabu lagi, yuk?” ajak Hanin sambil menoleh. Ikut masuk dalam euforia merindukan Merbabu bersama Ilham.
Ilham balas menatap Hanin. “Nggak mau coba nanjak ke gunung yang lain, Nin?”
“Mau, dong,” sahut Hanin antusias. “Aku mah ke mana aja, hayuk. Yang penting naik gunungnya sama kamu.”
“Tapi, aku mau diajak kamu snorkeling dulu, ah. Masa aku mulu yang ngajak kamu naik gunung.”
“Eh, ayo, Ham! Kapan?” Hanin semakin bersemangat. Bahkan sampai bertepuk tangan kecil. “Aku siap nemenin kamu main air.”
“Minggu depan, yuk?”
“Hah?” Hanin terbelalak. “Serius kamu? Beneran, nih?”
“Kamu cuti lagi, emang boleh?” Ilham tertawa meledek.
Senyum Hanin langsung melengkung sedih, bibir bawahnya mencebik maju. “Iya juga.”
Kepala klinik pasti tidak akan mengizinkannya mengambil cuti lagi jika memang harus berangkat snorkeling minggu depan. Pasalnya, Hanin sudah banyak mengambil waktu cuti bulan ini. Baru bisa minta izin libur lagi mungkin bulan depan, itu pun tidak bisa lama-lama dan harus tukar-tukaran jadwal dengan dokter hewan lain di klinik.
Helaan napas Ilham terembus panjang seraya tersenyum memandangi ekspresi ekspresi sedih Hanin. Gemes banget, istrinya siapa, sih? “Emang kamu mau ngajak aku lihat ikan di mana, sih?”
Sebagai salah satu usaha menghibur, Ilham mengusap lembut kepala Hanin. Lalu, tangannya turun membelai dan mencubit pelan pipi perempuan itu.
“Terserah kamu maunya diajak ke mana. Pulau seribu? Bali? Lombok? Yang penting akunya bisa cuti dulu, soalnya liburan ke pantai itu nggak boleh cuma sehari dua hari.”
“Biar sekalian bisa bikin adiknya Almond dengan suasana baru?”
*** ini belum selesai, jadi langsung lanjut aja bacanya di KaryaKarsa yaw ✨
Dua BAB ini paket lengkap gemes dan geregetannya, mehehe ☺
Spoiler lainnya yang mengandung kupu-kupu 🦋🦋🦋 :
Sampai jumpa lagi di part selanjutnyaaaa, yaaaw 💛🦋✨
KAMU SEDANG MEMBACA
PUKUL TIGA PAGI [√]
Storie d'amorePUKUL TIGA PAGI (18+) [Spin Off Dengannya Tanpamu] "Tentang sementara yang menetap selamanya." *** Percaya mitos, Hanin benar-benar mencuri ronce melati pengantin di hari pernikahan sahabatnya. Ia hanya ingin bisa segera menikah sebelum berusia 30 t...