Kaget nggak aku up lagi?
Kaget dong, biar aku seneng wkwk~Jadi, bisa kan kalo vote dulu sebelum baca?
Selamat malam minggu 💜
🍂
Secangkir teh yang masih mengepulkan uap hangat di hadapan Ilham menjadi teman sekaligus pemandangannya menyendiri di pantri Kaldera dini hari ini. Saat masih kuliah, mungkin lebih tepatnya sekitar tahun ketiga, Ilham punya kebiasaan terbangun dari lelapnya setiap pukul tiga pagi dini hari.
Ketika orang lain masih terlelap dalam mimpi, Ilham akan menggunakan waktunya itu untuk belajar, mengerjakan tugas maupun karya tulis, atau membaca buku dan bersiap olahraga usai subuh. Hingga akhirnya, kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang, yang lebih banyak Ilham manfaatkan detik-menitnya untuk membaca buku sambil menyesap teh hangat, atau merenung seperti sekarang karena tidak ada buku yang bisa dibaca. Lalu, usah subuh nanti, Ilham akan bersiap jogging.
Jika beberapa malam kemarin, Ilham selalu sendirian merenung di pantri, kali ini kemunculan Riza yang baru saja keluar kamar mengalihkan fokusnya. Dengan wajah mengantuk, rambut awut-awutan, dan bertelanjang dada, Riza menyipit menatap Ilham.
"Kebangun?" Riza yang paham dengan kebiasaan Ilham pun duduk bergabung berhadapan. Ia menguap lebar. Sisa-sisa kantuk masih tampak jelas menggelayuti matanya.
"Hm." Ilham menyesap tehnya. "Mau teh juga? Gue bikinin?"
Riza menguap lagi, kali ini lebih keras. "Nggak. Aira minta diambilin minum."
Tanpa berkata apa-apa, Ilham segera mengambil gelas dan mengisinya dengan air, lalu memberikannya pada Riza. "Tuh, bawa sana ke kamar. Nanti Aira nunggu."
"Thanks, Bro." Bukan buru-buru bangkit, Riza malah menopang dagu dengan mata mengantuk. Membiarkan Ilham meletakkan air minum untuk Aira di meja. "Mau melek sampe pagi, Ham?"
"Iya. Abis subuh gue joging. Ikut nggak?"
"Boleh, boleh. Kalo nggak kesiangan, gue gabung."
Ilham mendengkus geli. Ia tidak yakin Riza akan bangun pagi melihat kondisinya yang mengantuk berat. "Abis begadang sama Aira, lo, ya?"
Dan, tentu saja Riza paham 'begadang' yang Ilham maksud.
"Hehe." Riza tertawa dengan mata setengah terpejam seperti orang bodoh. "Gue baru tidur jam dua sebenernya."
"Ya udah tidur lagi sana. Biar nanti gue bantu Angga di Kaldera kalo lo kesiangan."
Riza tersenyum lebar, sempat-sempatnya mengacungkan jempol. "Lo emang sahabat terbaik!"
"Ya itung-itung balas budi karena gue udah boleh nginep di sini."
Riza tertawa pelan, lalu menguap lagi di sela-sela tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUKUL TIGA PAGI [√]
RomancePUKUL TIGA PAGI (18+) [Spin Off Dengannya Tanpamu] "Tentang sementara yang menetap selamanya." *** Percaya mitos, Hanin benar-benar mencuri ronce melati pengantin di hari pernikahan sahabatnya. Ia hanya ingin bisa segera menikah sebelum berusia 30 t...