[PTP] 56. Begadang Sama Kamu; 57. Belum Move On

1K 82 2
                                    

[ BAB 56: Begadang Sama Kamu ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ BAB 56: Begadang Sama Kamu ]

[ BAB 57: Belum Move On ]

.
.

Double up, niiih. Seneng nggaaak? 💛✨

 Seneng nggaaak? 💛✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

"Kalo seandainya kamu tahu, ternyata Adrian bukan laki-laki single, gimana?" Ilham tiba-tiba jadi deg-degan. "Kamu ... patah hati nggak?"

Hanin tertegun sejenak. Dahinya berekerut. "Kok tiba-tiba banget nanya kayak gitu?"

Ilham malah mengedikkan bahu singkat. "Pengen nanya aja."

"Kamu kata siapa Mas Adrian nggak single?"

Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. "Panggil mas lagi," decaknya. Ilham lekas membuka buku, pura-pura mulai membaca.

"Ilham, jawab dulu. Kamu kata siapa---"

"Seandainya, Hanina. Seandainya."

Ih, kok Ilham jadi marah-marah gitu, sih?

"Mau dijawab nggak? Kalo nggak, aku mau baca buku," gerutu Ilham.

Hanin menghela napas, memperbanyak sabar. "Kalo ternyata dia bukan cowok single, kayaknya aku nggak patah hati---"

"Ah, masaaa?"

"Ih, kok kamu nyebelin, sih?" omel Hanin seraya mencubit paha Ilham yang terbuka karena hanya memakai celana tidur pendek. "Aku jadi males jawab, deh, kalo dipotong-potong gitu sama kamu."

"Hehehe. Iya, iya. Jangan ngambek dong, Sayang." Ilham melupakan bukunya, buru-buru menangkap Hanin yang sempat terlepas untuk kembali masuk dalam dekapannya. "Jadi kamu nggak patah hati?"

"Nggak, tapi kemungkinan aku kecewa."

"Ya sama aja dong?"

"Nggak, beda."

Jika berandai-andai seperti itu, Hanin rasa ia tidak akan sepatah hati itu mengetahui Adrian ternyata punya pasangan. Kehadiran Ilham, beserta perasaan yang akhirnya tumbuh dalam hati Hanin untuk laki-laki itu, sepertinya cukup menjadi obat serta alasan kuat untuk tidak lagi drama bersakit-sakit karena Adrian. Katakan saja, Hanin semakin berhasil lepas dari Adrian.

Namun, kemungkinan besar Hanin akan kecewa karena berarti selama ini ia dibohongi oleh Adrian. Diberi harapan palsu. Jika benar itu terjadi, Hanin mungkin harus lebih banyak bersyukur akhirnya menikah dengan Ilham-walau dengan cara dan momen yang kurang menyenangkan-karena berarti itu salah satu tuhan menjauhkannya dari laki-laki pengkhianat. Iya, nggak, sih?

Tapi, masa iya Mas Adrian kayak gitu? Orangnya baik, nggak mungkin sejahat itu, ah, bohongin aku selama ini.

Enggan larut terlalu dalam memikirkan hal yang kata Ilham hanya pengandaian semata, Hanin memilih menganggapnya angin lalu. Jangan sampai rasa penasaran tentang Adrian yang mulai muncul jadi semakin merebak dan membuatnya sibuk kembali memusatkan fokus pada pria matang dan mapan itu.

"Bedanya apa?" Ilham masih belum puas dengan jawaban Hanin.

"Ya beda. Patah hati itu berarti aku masih berharap sama dia. Nah, kayaknya aku lebih ke kecewa aja karena sama aja selama ini dia bohongin aku."

NAH ITU! Kamu dibohongi dia selama ini, Niiin. "Jadi, kamu udah nggak berharap apa-apa sama dia, nih?"

"Kamu mau aku balikan sama dia suatu hari nanti?" Hanin menantang balik.

"Aku gigit, ya?" sewot Ilham, matanya bahkan sampai memelotot. Hanin mendengkus. Ilham memang aneh. Nanya sendiri, marah sendiri. "Sembarangan banget kalo ngomong."

"Ih, dari awal jelas-jelas kamu yang sembarangan banget nanya-nanya soal ginian, Ilham." Hanin merengut. "Coba sekarang pertanyaannya dibalikin ke kamu. Kalo seandainya kamu tahu ternyata Ruby punya pacar lagi alias selingkuh, kamu masih patah hati nggak?"

Setelah melontarkan pertanyaan itu, Hanin menyesal. Ia terbawa suasana sampai tidak berpikir dua kali dengan pertanyaan yang mengandung rahasia besar tentang Ruby, yang seharusnya jangan sampai Ilham tahu. Hanin bertekad tidak ingin Ilham tahu dari mulutnya sendiri. Selain karena ia takut Ilham menyangka ia hanya menyebarkan fitnah, Ruby pun melarangnya. Hanin lebih pilih biar saja soal itu mereka selesaikan sendiri.

Namun, barusan .... Hanin keceplosan memberi clue.

"Sama kayak kamu jawabannya." Ilham bersuara. "Paling aku kecewa. Aku nggak bakal patah hati lagi. Udah cukup sakit hatinya kemarin pas dia pergi seenaknya sebelum akad."

"Kamu ...." Nin, udah kali. Kok jadi lanjut kepo? "Kangen sama Ruby nggak, sih, Ham?"

"Yakin mau tahu?"

***

BAB 56 & 57 sudah tayang di KaryaKarsa barengan, ya. Kalo kamu follow akun KK aku, pasti udah dapet notif ☺🔥

 Kalo kamu follow akun KK aku, pasti udah dapet notif ☺🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam mingguan bareng Ilham & Hanin, yaaa. Selamat menjalankan ibadah puasa juga bagi yang muslim. Sampai ketemu di part selanjutnyaaa ✨💛✨💛✨💛

PUKUL TIGA PAGI [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang