[PTP] 28. Lanjut Ciuman Lagi?

1.9K 196 13
                                    

[BAB 28: Lanjut Ciuman Lagi?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BAB 28: Lanjut Ciuman Lagi?]

.
.

Mana yang kangen cerita ini up? Say hi, pleaseee! 💛

Mana yang kangen cerita ini up? Say hi, pleaseee! 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂

Pintu tenda sudah ditutup. Lumayan, angin yang membawa hawa dingin sedikit terhalang untuk masuk. Aroma minyak telon pun merebak dan terperangkap di dalam usai Hanin membalurkannya ke beberapa bagian tubuhnya seperti kaki, tangan, perut, dan leher agar tetap hangat. Hanin juga menawarkannya pada Ilham, lalu ia membantu mengusapkannya ke telapak tangan Ilham ketika laki-laki itu mengangguk mau.

Keduanya pun berbaring dan berlindung dalam sleeping bag couple. Selama beberapa menit, keduanya sibuk dengan hening masing-masing.

"Jadi kayak gini rasanya tidur di gunung?"

Meski diam saja di balik sleeping bag yang membungkus hampir seluruh tubuhnya, Hanin tidak berhenti memerhatikan sekitar. Pandangannya menyusuri setiap lekuk tenda, yang bagian sudut atapnya digantungi lampu tenda. Cahayanya cukup terang, lumayan bikin Hanin tenang ketika sadar sekelilingnya adalah gelap. Sementara itu, angin terdengar riuh di luar, cukup tenang dan saling bersahutan dengan bunyi-bunyian binatang malam mirip jangkrik.

Benar-benar pengalaman luar biasa bagi Hanin karena bisa menikmati malam dengan suasana berbeda.

"Gimana rasanya?"

"Dingin, tapi sekaligus hangat karena sleeping bag ini." Hanin sampai bingung mendeskripsikan yang ia rasakan. "Di luar berisik banget, tapi bikin tenang." Anehnya, semakin ramai suara alam malah semakin bikin nyaman. "Gitu, deh, pokoknya."

"Kamu beruntung nggak dapat hujan di sini. Cuacanya bagus."

Hanin tersenyum. "Wah, syukur, ya. Seenggaknya pemicu kamu untuk kumat asma, berkurang satu."

"Hhhh .... Nin .... Hhhh ...."

Mendengar Ilham tiba-tiba bersuara dengan napas berat dan mencekik, Hanin sampai menoleh kaget dan terbangun duduk. "Ilham? Kamu sesak?"

PUKUL TIGA PAGI [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang