[PTP] 27. Mau Tidur Sekarang?

1.9K 219 21
                                    

[BAB 27: Mau Tidur Sekarang?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BAB 27: Mau Tidur Sekarang?]

.
.

Beberapa komentar setelah baca BAB 26 full chapter di KK yang bikin aku senyun-senyum 😆

Beberapa komentar setelah baca BAB 26 full chapter di KK yang bikin aku senyun-senyum 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo gitu, selamat jatuh cinta sama bab iniiii 💛🌼✨

🍂

"Nin."

Hanin mendongak setelah ujung kaki Ilham menyenggol pelan ujung sepatunya. Laki-laki itu berdiri di depannya duduk, dengan dua tangan masuk ke saku jaket dan bahu yang meninggi, tampak kedinginan. "Ya?"

"Ayo."

"Ke mana?"

"Tenda."

"Mau tidur sekarang?"

Ilham hanya menggerakkan alisnya sekali, bikin Hanin sedikit bingung sebetulnya dengan jawabannya. "Minuman kamu bawa aja."

Agak berat sebetulnya ikut Ilham sekarang. Selain sedang menikmati kopi susu panasnya, ia juga sedang seru-serunya mendengarkan cerita-cerita mistis yang pernah dialami para mas-mas porter. Terlebih, Hanin juga masih ingin lanjut makan sosis dan jagung bakar lagi. Namun, ia tidak punya kuasa untuk menolak jika urusannya berhubungan dengan 'jam tidur Ilham'.

"Tumben jam segini udah tidur, Ham?" ledek Riza. "Biasanya juga paling kuat melek."

"Yang, ih." Lagi-lagi, Aira yang protes dan memukul gemas lengan suaminya. "Komen aja."

"Paling bentar lagi juga lo nyusul." Ilham tidak mau kalah. "Awas lo, ya, kalo nanti malem berisik di tenda."

Riza memanjangkan kaki, hendak menendang Ilham yang dengan sigap menghindar sebelum kejadian. "Bangke, lo." Pasalnya, jangan sampai mas-mas porter dan fotografer tahu kebiasaannya meniduri istrinya saat berkemah.

"Oh iya, Nin. Hansaplast-nya ada di ransel yang tadi di bawa Riza, ya. Ritsleting depan. Ambil aja," seru Aira.

"Oh, iya, iya," sahut Hanin. Perlahan, dengan sedikit gugup, ia menoleh ke arah Ilham. Sesuai dugaannya, Ilham tengah menatapnya kebingungan.

PUKUL TIGA PAGI [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang