[ BAB 32: Skinship ]
.
.Setelah nangis-nangis di bab sebelumnya, ayo kita ketemu yang manis-manis bikin deg-deg-serrr di bab 32 iniii 😍
💛
Tenang dan nyaman yang Hanin harap bisa berlangsung seterusnya itu ternyata mulai goyah ketika jarak menuju rumah Ilham semakin dekat.
Kepadatan lalu lintas dan bunyi-bunyi klakson yang tidak sabaran saat lampu hijau baru menyala seakan-akan menambah gundah dalam hati Hanin.
Apalagi, Aira dan Riza sudah pulang ke Kaldera. Hanin jadi tidak punya teman mengobrol, teman mengalihkan gugup yang semakin lama membuat jemari tangannya saling meremas.
Sepanjang jalan—begitu memasuki tol Jakarta—isi kepala Hanin tidak berhenti berisik memikirkan segala kemungkinan pertanyaan yang akan Mami lontarkan kepadanya. Bagaimana pun, urusan soal Ruby belum selesai. Namun, hingga kini Hanin juga belum menyiapkan atau punya jawaban apa-apa soal adik sepupunya.
Hanin ingin mengulur waktu sedikit, dengan mampir ke minimarket, entah membeli minum atau pembalut yang sekiranya menjadi barang penting dan urgent, yang memungkinkan Ilham akan mau menghentikan laju mobilnya.
Namun, Hanin mengurungkan niat itu ketika wajah lelah Ilham tampak jelas di sebelahnya. Sekarang Hanin mengerti mengapa Ilham tidak terdengar banyak bersuara sejak sejam yang lalu, usai mereka makan malam di warung tenda pecel lele pinggir Jalan Raya Margonda, sepulang dari Kaldera.
"Kenapa, Hanin?"
"Ya?" Hanin tersentak dari lamunannya.
"Kamu ngelihatin aku terus dari tadi." Bikin salting aja. "Aku ganteng banget, ya?"
Hanin tertawa. Meski dalam hati ia kaget dan malu sekali karena kepergok melamun seraya memandangi Ilham. "Iya dong. Laki-laki yang jadi suami aku itu harus ganteng."
Dengan gerakan santai, tangan kiri Ilham mengusap-usap dagunya. Bukan karena tiba-tiba wajahnya gatal, tapi ia sedang salah tingkah. Bibirnya bahkan mengerucut untuk menyembunyikan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUKUL TIGA PAGI [√]
RomantizmPUKUL TIGA PAGI (18+) [Spin Off Dengannya Tanpamu] "Tentang sementara yang menetap selamanya." *** Percaya mitos, Hanin benar-benar mencuri ronce melati pengantin di hari pernikahan sahabatnya. Ia hanya ingin bisa segera menikah sebelum berusia 30 t...