“Nona Salvia. Sedang apa sendirian di luar?” tanya pria yang tadi menyapa Salvia. Pria yang juga mengejutkannya.
Setelah Salvia memandangi pria itu untuk sekian detik, ia mengetahui pria berambut abu-abu dengan cukuran comma hair. Kulit putihnya kontras dengan jaket hitam yang dikenakannya.
Dia adalah Kelvin Putera Abimana, karakter pria kedua. Laki-laki tampan pemilik senyum memikat ini sudah banyak meremukkan hati wanita. Bukan karena ia play boy, melainkan para wanita itu mendapatkan penolakan secara langsung.
Joana adalah wanita yang bisa mengisi kekosongan hati Kelvin. Meski cinta Kelvin tulus, tapi ia hanya karakter pria kedua, cintanya tak akan terbalas.
“Aku baru saja ingin menelepon Bintang, tapi setelah melihat taman ini, aku jadi terpesona,” jawab Salvia.
Kelvin berjalan mendekat lalu duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu. “Apa kau akan terus berdiri?”
Salvia menoleh pada ruang kosong di sebelah kiri Kelvin. Lantas duduk membuat dirinya nyaman dengan pemandangan taman.
Taman ini memiliki luas 10m². Ditanami bunga-bunga seperti mawar grand gala di sisi kiri dan kanan, di depan keduanya ada kumpulan bunga evening primrose berwarna kuning, sayang bunganya masih kuncup. Dan di sebelah bunga evening primrose ada bunga gloxinia, bunga gaillardia dan bunga dandelion yang mekar dengan indah.
“Kalian para wanita setiap saat membicarakan dan memuji suami. Membuatku iri karena tidak ada yang memujiku,” tutur Kelvin santai.
“Minta Ibumu untuk menikahkanmu.” Salvia menimpali dengan santai.
“Tidak semudah bicara asal, Salvia. Aku harus menikah dengan orang yang aku cintai.”
Salvia tiba-tiba menyemburkan tawa. Kalau Kelvin tahu takdirnya tidak bisa mendapatkan wanita yang dicintainya, bagaimana ekspresinya, ya? Apa dia akan langsung bersedih dan berlari menyendiri ke kamar?
“Lalu kapan kau akan jatuh cinta pada seseorang? Kau selalu membuat para wanita itu patah hati. Kau tidak akan menemukan orang yang mencintaimu kalau begini.”
“Jangan mengutukku begitu. Itu bukan salahku. Bintang juga sama. Dia membuat para wanita yang tergila-gila padanya jadi patah hati.”
Salvia menoleh pada Kelvin. “Kalau bukan mereka yang patah hati, apa kau mau aku yang menderita karena sakit hati?” Kemudian ia kembali tertawa.
“Tentu saja tidak,” sahut Kelvin. “Aneh rasanya karena kau mau bicara banyak denganku. Biasanya kau akan membalas sepatah, dua patah kata dan langsung pergi.”
Demi menjaga perasaan Bintang, Salvia asli tidak mengakrabkan dirinya dengan pria lain. Salvia percaya jika melakukan itu, Bintang akan mempercayai cinta Salvia dan mulai menumbuhkan perasaan yang sama. Namun, sayangnya itu tidak berarti di mata Bintang.
“Entahlah.”
****
“Dia bilang ingin menelepon Tuan Bintang, tapi malah selingkuh dengan Tuan Muda Kelvin. Dasar wanita ini, kelihatannya saja lugu.” Imelda menggerutu setelah tidak sengaja melewati pintu kaca yang mengarah ke taman. Tepat pada saat itu ia melihat Salvia tengah tertawa di sebelah Kelvin.
Dia mengeluarkan smartphone, memiliki ide untuk memotret mereka. “Akan kukirim pada Joana nanti.”
“Apa yang sedang kau lakukan?” Laura bertanya setelah melihat tingkah mencurigakan Imelda. Ia menatap ke arah yang sama dengan Imelda tadi.
Imelda menelan ludah dalam-dalam begitu melihat ekspresi tak senang di wajah Laura. “Saya kebetulan lewat dan melihat Nona Salvia dan Tuan Muda Kelvin. Awalnya saya ingin ke taman, tapi saya tidak mau mengganggu Nona Salvia dan Tuan Muda Kelvin,” jawab Imelda tak berterus terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Antagonis Tuan Muda Bintang (END)
FantasySalvia Alamanda bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Kesehatannya semakin memburuk. Pada malam itu ketika ia tengah menunggu bus sambil membaca novel favoritnya, napasnya menjadi berat dan pandangannya gelap membuatnya ambruk. **** Siapa sangk...