"Seorang karakter tambahan, identitasnya belum bisa kupastikan. Aku pastikan akan menemukan siapa sebenarnya orang itu. Aku ternyata tetap menghalangi female lead mendapatkan cinta male lead-artinya aku masih tetaplah seorang antagonis. Male lead, meski perhatian pada karakter antagonis, tapi aku merasa dia juga memiliki ketertarikan pada female lead. Second male lead digambarkan memiliki sikap lembut melebihi male lead sebenarnya adalah pria egois."
Salvia membuka lembar baru pada buku catatannya, setelah membaca ulang satu paragraf dalam catatan tersebut.
Ia lalu menuliskan kalimat yang ada di kepalanya.
"Tuan Bara dan istrinya yang tidak pernah menyukai Salvia, akhirnya berubah pikiran."
Di bagian tengah buku catatan tersebut ia menorehkan sesuatu-sebuah acuan untuk bertahan hidup di dunia ini. Ia menuliskan dua buah paragraf yang merupakan sebuah pilihan untuk ia ambil.
"Aku sudah mencoba langkah pertama sampai-sampai aku terlena. Hubungan kami memang cukup baik, bisa dibilang ditahap pertemanan."
Yang ia maksud adalah tidak mencampuri interaksi Bintang dan Joana. Meski pada akhirnya, ia tetap ikut campur. Secuil rencana sederhana yang menempatkan dirinya pada kerugian.
Namun, Salvia mampu mempertahankan hubungan baik dengan Bintang selama di sini, meski kadang-kadang Salvia suka memancing emosi Bintang.
"Aku coba langkah kedua saja, dan hubungan baik harus tetap dipertahankan. Kami tidak boleh menjadi musuh," katanya sembari menggaris bawahi kalimat yang tertera di catatan tersebut. "Tapi, kami pasti akan canggung sekarang. Ya, ampun Tuan Bara. Ini gara-gara Tuan Bara. Ah, tapi berkat beliau juga aku jadi sadar."
Mempertahankan hubungan baik dengan Bintang tentu saja penting: satu jika mereka berpisah, pastinya berpisah baik-baik dan hidup Salvia akan aman bersama orang tuanya. Dua jika keadaan menjadi sebaliknya ia pun akan aman dari nasib tragis karena Bintang akan melindunginya. Namun, itu baru taksiran Salvia saja.
Lantas ia menutup kembali buku catatan kecil-mengembalikannya ke tempat semula-di dalam laci tengah. Ia tahu memiliki buku diary sangat riskan karena bisa saja ditemukan oleh Bintang. Namun, jika ia tidak mencatat, dalam beberapa hari ia mungkin bisa saja lupa.
"Tidak mudah menghindari Bintang. Kami tinggal satu rumah, bertemu setiap pagi dan malam. Belum lagi kalau ada acara yang mengharuskan kami hadir berdua. Kalau saja aku masuk ke dunia ini sebelum pernikahan, menghindari male lead dan female lead akan sangat mudah. Tapi, aku bisa membatasi interaksiku dengannya."
****
Menghabiskan waktu berbincang sambil meneguk minuman bersama teman-temannya bisa mengusir risau yang tengah melanda Bintang.
Namun, ia nampak fokus mengamati minuman di dalam gelas wine di tangannya. Katanya itu adalah salah satu wine termahal yang mereka buka hari ini.
Totalnya ada empat orang pria di dalam ruangan bar ternama-tempat paling sering dikunjungi oleh empat sekawan tersebut.
Baron menoleh pada Bintang ketika mencomot makanan pendamping. "Ada masalah yang tidak bisa kau selesaikan?" Baron melempar pertanyaan-membuat Bintang menoleh.
"Apa masalahnya sangat serius?" Kelvin menimpali pertanyaan Baron.
"Baru-baru ini perusahaanmu mengambil alih sebuah hotel, apa mungkin manajemen hotel itu sangat kacau?" Kali ini Niko yang bertanya.
"Bukan itu," dia menjawab singkat karena enggan menceritakan masalahnya. Sebab jika diceritakan teman-temannya akan tahu rahasia terbesar yang ia sembunyikan. "Omong-omong, Baron, putrimu sudah berusia empat tahun, bukan? Apa tidak masalah putrimu mencium bau alkohol saat kau pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Antagonis Tuan Muda Bintang (END)
FantasySalvia Alamanda bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Kesehatannya semakin memburuk. Pada malam itu ketika ia tengah menunggu bus sambil membaca novel favoritnya, napasnya menjadi berat dan pandangannya gelap membuatnya ambruk. **** Siapa sangk...