Tangan Jiana meremas sprei kuat-kuat hingga buku jarinya memutih secara keseluruhan. Ia mulai melenguh saat milik Raditya terus menyentak hingga ke dalam. Pinggul pria itu terus bergoyang mencari ritme yang pas. Hanya lenguhan pura-pura yang Jiana ciptakan sesuai permintaan Raditya. Saat pertama memberikan keperawanan kepada sang kekasih, setiap sentuhan seperti mengandung sengatan yang mampu membangkitkan saraf. Candu dan ingin terus. Namun, setelah berpacaran selama 7 tahun dan bercinta sejak 5 tahun yang lalu, belum pernah Jiana mencapai orgasme. Selama ini semua hanya tentang kepuasan Raditya dengan gaya andalannya, misionaris.
"Ah," lenguh Jiana ketika milik Raditya semakin menyentak ke dalam.
Pinggang Raditya bergerak maju mundur semakin cepat hingga beberapa detik kemudian ia melepaskan cairan miliknya di dalam Jiana. Kepala Raditya menengadah sembari menggeram diikuti gelenyar nikmat yang menyembur. Lega bisa melepaskannya setelah tertahan beberapa minggu, meskipun tertampung dalam karet.
Tanpa basa-basi ia langsung merebahkan tubuh di samping Jiana setelah terpuaskan. Tidak ada lagi kecupan manis atau pelukan yang diberikan selepas mereka memadu kasih. Beberapa detik mengambil waktu untuk mengatur napas yang terengah, Raditya bangkit dari posisi tidur lalu berjalan ke kamar mandi. Pria yang dulu manis dan penuh perhatian itu sekarang berubah menjadi salah satu penghuni kutub utara, sangat dingin.
Kedua mata Jiana terasa panas disusul embusan napas kasar dari bibir tipis merah jambunya. Hubungan yang digadang-gadang akan berakhir ke pelaminan kini seperti tidak memiliki tujuan. Tujuh tahun itu tidak sebentar, bahkan merupakan tenggang waktu yang cukup untuk mencicil KPR.
Dulu alasan Raditya masih bisa dimaklumi oleh Jiana. Tidak ingin melangkahi sang kakak dan membantu biaya adiknya. Sekarang kakak Raditya sudah menikah serta memiliki satu anak. Pun adik Raditya sudah lulus dan sedang melanjutkan studi di California karena mendapatkan beasiswa. Masalah biaya pernikahan, Jiana tidak pernah menuntut kemewahan. Bahkan mereka sudah memiliki tabungan dengan nominal yang cukup. Entah apa yang menjadi alasan Raditya menggantungkan hubungan ini.
Kaki Jiana mengayun turun dari ranjang sambil mengapit selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Ia memungut satu per satu baju yang dibuang sembarangan oleh Raditya. Tanpa kata, Jiana merapikan tempat tidur calon tempat tinggal mereka. Ibu Jiana rela menjual sebagian tanah untuk ikut merampungkan rumah tersebut.
Ketika memasukkan koper Raditya ke dalam lemari, atensi Jiana tersita pada paper bag dengan cetakan brand ternama.
"Apa ini?" Karena penasaran, Jiana memeriksa isi paper bag tersebut.
Sebuah gaun malam selutut berbahan satin warna hitam dan aksen payet di bagian leher dengan potongan rendah. Senyuman tipis tercetak di bibir Jiana.
"Cantik banget," gumam Jiana. "Apa mungkin Raditya udah nyiapin kejutan lamaran diam-diam ya?"
Hanya memikirkannya saja sudah membuat hati Jiana berbunga. Ia menghentakkan kaki di lantai dengan kegirangan. Tiga hari lagi adalah perayaan ulang tahun Jiana yang ke-26, mungkin saja Raditya sudah mempersiapkan kejutan serta lamaran yang selama ini dinantikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Slowly, Mr. Billionaire
RomanceADULT ROMANCE 21+ ADITAMA SERIES - VIAN BAIDURYA ADITAMA- BANYAK TERDAPAT ADEGAN VULGAR, MOHON BIJAK DALAM MENANGGAPI BACAAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR! Jiana Valeria harus mengubur impian pernikahannya setelah melihat Raditya bercinta dengan wanita l...