Chapter 21- 💋She's my daughter💋

1K 44 0
                                    

"Ah!" lenguh Jiana saat Vian menggigit kecil permukaan leher hingga meninggalkan bekas kemerahan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah!" lenguh Jiana saat Vian menggigit kecil permukaan leher hingga meninggalkan bekas kemerahan di sana. 

Pertanyaan yang semula dilontarkan oleh Vian mengabur tertelan udara. Jiana sama sekali tidak merespon. la hanya bisa pasrah berada di bawah kungkungan Vian. Jemari Vian perlahan menjelajahi tubuh Jiana seraya mencari kancing untuk melucuti seragamnya.

Suara cecapan mulai menggema dalam ruangan ketika bibir mereka saling melumat disertai tarian lidah keduanya. Perlahan, jemari Jiana menjambak lembut helaian rambut Vian. Mata Vian terbuka seketika dan mengurungkan niat untuk protes. Semula ia tidak suka jika rambut dan wajah disentuh oleh orang lain. Namun, semua itu mendadak tidak berlaku jika Jiana yang melakukan. 

"Ah!" Jiana kembali melenguh saat tangan Vian berhasil menyusup di balik seragamnya dan meremas dada bulat itu. Sesekali jemari Vian memutar puncak dada untuk menambah rangsangan. 

"Aku akan menghukummu, Pororo nakalku," bisik Vian seraya menyingkap rok Jiana hingga ke batas pinggang.

Jiana patuh sembari mengedarkan matanya berkeliling ke seluruh ruangan. Lantas mata Jiana mendadak melotot saat melihat cctv di sudut ruangan. Spontan tangan Jiana mendorong kepala Vian yang bersiap untuk tenggelam di kedua paha.

"A-ada cctv," ucap Jiana dengan ekspresi ketakutan.

Kepala Vian menoleh sekilas pada cctv tersebut lalu kembali melemparkan tatapan pada Jiana dan tersenyum. "Kamu tidak perlu khawatir, biar aku yang urus. Cukup diam dan menurutlah."

Kepala Jiana mengangguk paham seraya meneguk saliva dalam- dalam. Perlahan ia melebarkan paha sesuai dengan instruksi Vian. Rasa malu lantas menyerang Jiana ketika Vian menatap miliknya seperti pria yang kelaparan. Dalam hitungan detik, tubuh Jiana terasa melayang. 

"Oh!" Jiana berteriak seraya membusungkan dada kala Vian menghisap miliknya kuat-kuat. Gelenyar seketika berkumpul di pusat  Jiana hingga kedua tangan yang menopang tubuh bergetar. Vian benar-benar ahli dalam hal mengantarkan Jiana mencapai the big 'O'.

"Oh, tu- tuan." Bibir Jiana bergetar saat Vian mengocok milik Jiana dengan lidah. 

Sesekali Vian menyeringai ketika  melirik ke arah Jiana yang tengah mengaduh digulung kenikmatan. Melihat Jiana yang bergelinjang sambil menggigit bibir, Vian berhenti. la memerhatikan Jiana lalu mengusap lendir yang tertinggal di bibir.

Milik Jiana semakin berkedut, tetapi permainan Vian berhenti. Sontak ia membuka mata dan mendapati Vian tengah memerhatikannya.

"A-apa yang sedang Tuan lakukan?" tanya Jiana dengan wajah yang memerah.

"Sepertinya kamu sangat menikmati," ucap Vian. "Apakah sangat enak?"

"I- Iya ,"  jawab Jiana malu-malu. 

Vian tersenyum lalu merengkuh tengkuk Jiana untuk mengecap bibirnya, "kamu tidak akan menyesal sudah membuat kesepakatan denganku, Jiana. I will bring the heaven for you."

Touch Me Slowly, Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang