“Iya, Nyonya. Gek Jiana yang pernah tampil di podcast sama Tuan muda.” Dengan penuh semangat, Mbok Ida menjelaskan. Langkah wanita paruh baya itu nyaris kehilangan keseimbangan karena terlalu antusias.
"Ya…ya saya ingat.” Wajah Jiana lantas menampilkan wajah Jiana setelah mengorek memori beberapa saat.
Dua bulan lalu, Silvia pernah datang ke Hotel De Luna dan mendapati Vian rela menghabiskan beberapa detik waktunya untuk mengamati Jiana yang berjalan ke toilet.
Wajah Silvia terlempar kepada Mbok Ida, seolah bersiap menginterogasi pelayan tersebut. “Vian pernah membawanya kemari?”
"Beberapa kali, Nyonya,” jawab Mbok Ida spontan. Beberapa saat kemudian ia menepuk mulutnya sendiri karena sudah melanggar larangan Vian. Buru-buru ia mendekati Silvia sambil mengiba. “Nyonya, saya mohon jangan sampaikan ke Tuan muda, kalau saya yang mengatakannya. Saya mohon Nyonya.”
“Vian tidak akan tahu, tenang saja,” ucap Silvia sambil meraih tas tangannya. Sambil melangkah ia melakukan panggilan ke resepsionis The Moon hotel untuk mencari informasi.
[“The Moon hotel, selamat siang. Dengan Jiana ada yang bisa saya bantu?"]
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru saja Silvia ingin mencari tahu kontak Jiana, justru langsung berbicara dengannya.
"Jiana?” Silvia memastikan seraya menutup pintu mobilnya.
[“Iya Bu, dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu? "]
"Eh, Jiana yang pernah wawancara sama Vian Baidurya Aditama di hotel De Luna Uluwatu?”
[“Benar, Bu."] Jiana mengiyakan, meskipun sedikit ragu. Well, sesi tanya jawab di Uluwatu dua bulan lalu memang sempat membuat nama mereka melambung di media sosial sebagai pasangan serasi.
Senyuman Silvia terulas tipis. Setelah memasang seatbelt, ia berkata, “Bisa kita bertemu sebentar setelah jam kerja, Jiana?”
[“Mohon maaf, maksudnya Bu?"]
"Saya mamanya Vian, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu.” Silvia menjeda ucapannya sebentar kemudian melanjutkan. “Cafe Mistletoe di depan hotel. How?”
["E…e…baiklah, Bu."]
"Terima kasih, Jiana. Oh ya, jam berapa kamu pulang kerja?”
[“Jam dua, Bu."]
"Oke, sampai jumpa Jiana.”]
["Baik, Bu Silvia. Selamat siang."]
Meletakkan gagang telepon pada tempatnya, lalu Jiana meraih minuman dan meneguk kuat-kuat. Tatapan Jiana terlempar kosong ke lobby hotel dengan banyak tamu yang berlalu lalang.
"Kemalangan apa yang bakal aku dapetin?” gumam Jiana dengan nada nelangsa seraya menjatuhkan diri di lantai. Tidak lama kemudian ponsel Jiana berdering diikuti nama Vian yang muncul di layar. Menghela napas panjang, kemudian Jiana menerima panggilan tersebut dengan berat hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Slowly, Mr. Billionaire
RomanceADULT ROMANCE 21+ ADITAMA SERIES - VIAN BAIDURYA ADITAMA- BANYAK TERDAPAT ADEGAN VULGAR, MOHON BIJAK DALAM MENANGGAPI BACAAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR! Jiana Valeria harus mengubur impian pernikahannya setelah melihat Raditya bercinta dengan wanita l...