Sesuai dugaan Vian, kamar tipe deluxe hanya memiliki luas 18 meter persegi dengan ranjang king size, satu sofa dan meja rias sederhana. Ia menghela napas lega ketika melihat ukuran sofa yang masih cukup untuk tubuhnya terlelap nanti malam. Well, tidak mungkin Vian tidur di ranjang yang sama dengan Jiana. Ia merasa tidak nyaman untuk berbagi ranjang dengan siapapun.
"Kamu mau mandi dulu?" Vian menawarkan.
"Baiklah, aku akan mandi dulu," jawab Jiana malu-malu. Meskipun Vian sudah melihat setiap inci tubuh Jiana, tetap saja berbagi kamar terasa aneh.
"Aku sudah menyiapkan beberapa baju untukmu. Ada di dalam koper," ujar Vian seraya melepaskan dasi yang melilit leher.
"Terima kasih." Dengan wajah semringah, Jiana membuka koper Vian. Ia sudah berhutang banyak kepada pria itu. Tidak hanya tempat tinggal, tetapi setelan yang melekat di tubuhnya hingga riasan merk mahal.
Jiana sampai terbengong ketika membaca harga yang tertera dalam website. Satu lipstik dan bedak setara dengan satu bulan gaji Jiana. Vian memang boros. Ah, mungkin tidak masalah bagi orang kaya untuk menghamburkan uang. Namun, tetap saja Jiana merasa sayang untuk mengoleskan lipstik di bibir juga menaburkan bedak di wajahnya.
"Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Jiana ketika Vian meregangkan otot leher ke kanan dan kiri.
"Yang aku butuhkan hanya kamu," jawab Vian dengan nada menggoda. Ia menoleh sedikit pada Jiana sambil menyeringai.
Sontak Jiana menutupi dadanya dengan tangan disertai wajah yang memerah seperti tomat. "Ish kamu ini. Aku mandi dulu."
Vian terkekeh ketika melihat Jiana berlari terbirit masuk ke dalam kamar mandi seraya membawa paper bag besar warna hitam dengan cetakan brand ternama di sana.
Sambil menunggu Jiana yang sedang membasuh diri, Vian merebahkan tubuhnya di sofa, berniat untuk rehat sejenak. Akan ada banyak pekerjaan yang menunggu selama ia tinggal di Canberra.
Sekilas bola matanya menangkap sepasang heels dengan tinggi 5 centi yang diletakkan Jiana penuh kehati-hatian. Ia masih mengkhawatirkan luka di kaki Jiana. Meskipun sudah sembuh, kelingkingnya masih belum ditumbuhi kuku dengan sempurna. Tentu saja, butuh waktu 8 hingga 12 bulan setelah kuku awal terlepas.
Senyuman tipis menghias wajah Vian saat raut girang Jiana melintas di benak. Semula Vian hanya ingin mendapatkan kepuasan sesaat bersama Jiana. Namun, entah mengapa semakin lama pikiran Vian selalu dipenuhi oleh Jiana. Ia merasa ketakutan jika Jiana terluka.
"Menggemaskan sekali," gumam Vian sambil memejamkan matanya.
Untuk mendapatkan ukuran sesuai, Vian diam-diam mengukur kaki Jiana yang tengah terlelap. Selain itu ia menggunakan lengan untuk mengukur tubuh Jiana. Vian ingat seberapa besar tubuh Jiana karena sering memeluknya.
Baru memejamkan mata selama beberapa menit, ketenangan Vian terusik dengan dering ponsel di atas meja. Dengan malas, Vian mengayunkan tangan untuk meraih ponsel tersebut. Salah satu alisnya terangkat ke atas ketika melihat pesan dari Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Slowly, Mr. Billionaire
RomanceADULT ROMANCE 21+ ADITAMA SERIES - VIAN BAIDURYA ADITAMA- BANYAK TERDAPAT ADEGAN VULGAR, MOHON BIJAK DALAM MENANGGAPI BACAAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR! Jiana Valeria harus mengubur impian pernikahannya setelah melihat Raditya bercinta dengan wanita l...