Sepasang iris Vian masih menatap Jiana dengan sangat intens. Tangannya masih merengkuh pinggang ramping sang wanita. Hamparan laut biru dengan warna langit yang menghangat, menambah suasana romantis sore itu. Sesi pemotretan kali ini adalah ide spontan Vian ketika mendapati dirinya dan Jiana menjadi pembicaraan di media sosial. Foto mereka ketika wawancara kemarin ternyata menarik atensi publik.
"Nice! Wah Pak Vian sama Jiana emang pasangan yang serasi," puji seorang fotografer yang berhasil menangkap gambar terbaik dari mereka.
Vian berbisik dengan nada nakal ke telinga Jiana, "Kamu tahu, Jiana, kita bisa membuat ini terlihat lebih nyata jika kita ingin."
Bulu kuduk Jiana seketika meremang saat jemari Vian menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya. Ia tidak bisa menghindari tatapan intens dari Vian yang menciptakan chemistry itu.
"Ma-maksud, Pak Vian?" tanya Jiana masih mempertahankan posisi dengan mengalungkan lengan di leher Vian.
Salah satu sudut bibir Vian terangkat ke atas lantas menarik tubuh Jiana semakin merapat padanya. Hidung mereka kini saling bersentuhan hingga mengikis jarak di antara mereka. "Tersenyumlah."
"Yeah! Nice pose!" teriak fotografer cepat-cepat membidik kameranya. "Wah, chemistry kalian sangat kuat, seperti pengantin baru saja."
Vian tersenyum sambil terus menatap Jiana, berpose romantis bersamanya. Mereka menjalankan adegan dengan begitu meyakinkan sehingga semua pasang mata terkesan. Namun, bagi Jiana, perasaannya mulai membingungkan. Jantungnya berdebar kencang seolah ingin meloncat dari peraduan. Sikap Vian yang terlampau manis membuat Jiana larut dalam pesona pria itu.
"Oke, cukup!" Kalimat tersebut seperti penyelamat bagi Jiana. Segera ia melepaskan diri dari Vian dan membuat jarak.
Melihat Jiana yang sedang salah tingkah, Vian tersenyum tipis. Langkah kecil kaki Jiana yang bergerak seperti penguin kecil ketika mengambil air minum semakin mencetak senyuman lebar Vian. Wanita itu tampak menggemaskan.
"Pantas dia suka Pororo, tingkahnya nggak jauh beda," gumam Vian dengan nada lirih.
Tiba-tiba, suasana berubah drastis ketika Ruby, mantan tunangan Vian, muncul dengan marah. Ruby menatap Jiana dengan mata yang memancarkan kemarahan.
"Kamu pikir bisa mengalahkanku!" ujar Ruby dengan nada tajam.
Setelah membasahi kerongkongannya, Jiana menoleh pada Ruby. Paras wanita dengan sepasang mata kecil, bibir tebal berpulaskan lipstik merah terang menatap Jiana dengan geram. Kontan benak Jiana mengais memori masa lalu mengenai wanita yang tidak asing itu. Sebuah wajah yang sempat mengerang di dalam mobil sambil sesekali memejamkan mata menikmati aksi hentakan di bawah sana.
"Ka-kamu?" tutur Jiana dengan suara yang teramat lirih dan bibir bergetar. Tangannya meremas kuat di pinggiran gaun tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Slowly, Mr. Billionaire
RomanceADULT ROMANCE 21+ ADITAMA SERIES - VIAN BAIDURYA ADITAMA- BANYAK TERDAPAT ADEGAN VULGAR, MOHON BIJAK DALAM MENANGGAPI BACAAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR! Jiana Valeria harus mengubur impian pernikahannya setelah melihat Raditya bercinta dengan wanita l...