Chapter 25 - 💋 Feel comfort💋

956 44 2
                                    

"Turun," pinta Vian setelah menghentikan laju mobil di depan sebuah butik dengan tatanan bunga mawar putih mengadominasi dekorasi etalase kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Turun," pinta Vian setelah menghentikan laju mobil di depan sebuah butik dengan tatanan bunga mawar putih mengadominasi dekorasi etalase kaca. 

Jiana terdiam sesaat lalu bersuara setelah mengunci mulut selama perjalanan tadi. Well, ia tidak tahu harus berkata apa setelah peristiwa canggung di antara mereka.

"Mau ngapain?" tanya Jiana polos.

"Ganti bajumu." Mata Vian memeta penampilan Jiana yang berbalut celana kain dan kemeja sederhana. Sedikit kucel, sebab Jiana baru saja  menyelesaikan shift pagi. Rasanya ia ingin segera merebahkan tubuh. Semalaman dipompa oleh Vian membuat tubuh Jiana membutuhkan relaksasi. "Kita ke acara Aryan."

Tanpa menunggu persetujuan dari Jiana, Vian segera turun dari mobil. Beberapa saat kemudian, Jiana ikut bergegas mengekori Vian.

"Aryan, saudara kamu? Ada acara apa?" tanya Jiana seraya mengikuti langkah lebar Vian.

"Gender reveal party anak keduanya," jawab Vian sambil melenggang.

"Astaga Tuan Muda!" Seorang pria dengan suara kemayu langsung menyambut kedatangan Vian. Pria itu ingin menjatuhkan kecupan pipi kanan dan kiri, tetapi ditahan oleh Vian. Sambil meringis, pria itu kembali berucap, "ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Pilihkan baju yang bagus untuknya," tutur Vian seraya merengkuh pinggang Jiana untuk mendekat.

Kedua mata Reynaldi berselancar memindai tubuh Jiana. "Baju dan riasan untuk nona cantik ini?"

"Ya, kami akan menghadiri acara gender reveal party anak Aryan." Vian menegaskan.

"Siap, Tuan Muda! Serahkan semuanya sama Rey... Rey... Reynaldi," seru pria berkelakuan kemayu itu sambil menggandeng tangan Jiana. "Mari, Nona."

Mendudukkan Jiana di kursi depan cermin, lalu Reynaldi siap menata rambutnya. la terdiam sesaat sambil mengamati Jiana, menimbang dengan seksama model rambut yang cocok untuk wanita itu.

"Kamu sudah cantik, hanya perlu sedikit sentuhan saja." Reynaldi memasangkan jubah salon ke dada Jiana. Sementara wanita itu hanya mengangguk dan menurut. "Nona calon istrinya, Tuan Vian ya?"

"Calon Istri?"" Jiana terbeliak. "Bu-bukan, tentu saja bukan," jawabnya diikuti gelengan kepala.

Alih-alih mempercayai ucapan Jiana, Reynaldi justru tersenyum dan meluruskan kepala wanita itu ke cermin. Sambil tersenyum tipis, Reynaldi berucap, "jangan berbohong. Semua wanita yang dibawa kesini oleh para pangeran Aditama, akan berakhir di pelaminan."

Jiana tertegun sesaat. Bagaimana mungkin ia bisa berakhir di pelaminan bersama Vian, jika pria itu tidak mempercayai suatu hubungan?

"Astaga Jianal! Mikir apa sih!" Jiana memperingati diri sendiri dalam batin. Kembali lagi ia mengingatkan perjanjian kerjasama antara dirinya dan Vian. Tidak ada perasaan saling suka. Hanya terapi penyembuhan sakit hati saja.

Touch Me Slowly, Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang