Side Story 1: Psithurism (Bagian 1)

1.9K 52 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Seoul, dua tahun sebelum serangan makhluk

Musim dingin hampir berakhir. Salju-salju di jalanan sudah menghilang. Hanya menyisakan beberapa, dan angin yang masih terasa dingin. Besok, tahun ajaran baru dimulai.

"Hei, kau sepertinya sangat bersemangat dengan hari pertamamu besok." Shin-Young menyembul dari balik pintu. Ia kemudian melangkah masuk ke kamarnya, dan duduk di atas ranjang adiknya. Memperhatikan adiknya yang sedang bercermin dengan seragam sekolah barunya.

Na-Ra menoleh. Tersenyum lebar merespon godaan kakaknya.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Na-Ra. Ia memutar tubuhnya, "Lumayan. Tak Buruk." ucap Shin-Young. "Tapi tetap aku lebih baik darimu." lanjutnya.

"Ck." Na-Ra menggeleng. Ia kemudian mendudukan dirinya disamping lelaki itu.

"Kau harus beradaptasi lagi. Apakah tidak sulit bagimu untuk melakukannya?" tanya Shin-Young Kakaknya itu kemudian menatapnya, memperbaiki tatanan rambutnya. Mengusap lembut kepala adik kesayannya.

"Tidak juga. Aku baik-baik saja. Lalu, oppa? Apakah sulit?" tanya Na-Ra balik. "Hmmm..." lelaki itu berpikir sejenak.

"Terkadang. Tapi aku sudah terbiasa. Sekarang terasa lebih mudah." jawabnya. Ia tersenyum. Na-Ra juga tersenyum.

Shin Young kemudian menjatuhkan tubuhnya ke ranjang adiknya itu. Na-Ra mengikutinya. Keduanya memandangi langit-langit kamar Na-Ra.

"Hei..Na-Ra.." panggilnya tanpa menoleh. "Hmmm?" Na-Ra melihat ke arah kakaknya itu.

"Katakan padaku jika ada yang mengganggumu besok." ujar Shin-Young. Na-Ra mengernyit, kemudian terkekeh pelan.

"Oppa, kau tahu, aku jauh lebih kuat darimu." balas Na-Ra. Shin-Young mendesis. "Benar juga. Kau cukup jantan untuk ukuran seorang gadis." ledek Shin-Young. Membuat Na-Ra mendengus.

"Kalau begitu..." Shin-Young menggantung kalimatnya. Ia bangkit dan kemudian duduk di ranjang. Lalu, ia menoleh ke arah adiknya. Na-Ra menatapnya, menunggunya melanjutkan kalimatnya.

"..kalau begitu..katakan padaku jika ada yang menyukaimu." lanjutnya. Ia memainkan alisnya dan tersenyum jahil pada adiknya itu.

"Apa?" Na-Ra salah tingkah dengan godaan kakaknya. Ia bangkit dari ranjangnya, kemudian menggunakan boneka kecil di ranjangnya dan melempar pelan kakaknya itu.

"Hei, kau memukulku?" Na-Ra menjulurkan lidahnya, dan kemudian bangkit dengan cepat dari ranjangnya sebelum kakaknya itu membalasnya. Shin-Young mengambil sebuah bantal kecil di tangannya, kemudian bangkit mengejar adiknya. Keduanya saling meledek, mengejar, dan tertawa satu sama lain.

Shin-Young dan Na-Ra sangat dekat dan menyayangi satu sama lain. Karena pekerjaan ayah Na-Ra, mereka seringkali harus berpindah-pindah kota bahkan negara dalam waktu yang cepat. Membuat keduanya tidak memiliki banyak teman dekat. Usia mereka terpaut 3 tahun, tidak terlalu jauh. Maka dari itu, mereka juga lebih mudah untuk saling mengisi dan mengerti satu sama lain. Menjadi tempat bersandar satu sama lain.

Duty After School : The Side Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang