...
Seoul, 3 tahun sebelum serangan makhluk
Semua pasang mata itu menatap ke arah Ae Seol saat gadis itu masuk ke dalam kelas. Ae Seol menyisir pandangannya, kemudian menundukkan pandangannya. Ae Seol berjalan menuju kursinya. Yoo Jung adalah orang pertama yang menghampiri kursinya.
"Ae Seol, kau baik-baik saja?" tanya Yoo Jung. Di belakang gadis itu, Tae Man berdiri menatapnya prihatin.
Ae Seol menganggukkan kepalanya. Ia kemudian melihat ke arah meja yang ada di belakangnya. Dua meja dibelakangnya itu masih kosong. Ia juga melihat ke arah meja Young Shin. Tempat itu juga kosong.
"Jangan cemas, Young Shin dan Jang Soo sedang mengurus semuanya.". ujar Yoo Jung seakan memahami apa yang ada di kepala Ae Seol.
...
Ruangan kepala sekolah itu ramai. Wali kelas 1-4 dan 1-2 sudah duduk berhadapan. Di samping sang wali kelas masing-masing, sudah hadir wali dari murid kelas 1-4 yaitu Ibu dari Lee Yoo Mi, Ibu dari Lee Soo Min, dan Ibu dari Seo Hee Seon. Di seberang mereka, sudah duduk wali dari murid kelas 1-2 yaitu wali murid dari Yeon Bo Ra yang tak lain adalah ibunya.
Suasana tegang menyelimuti ruangan itu. Para orang tua murid itu menghadiri panggilan dari kepala sekolah terkait adanya kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak mereka. Selain mereka, Guru Bimbingan Konseling (BK), Ibu Hur, juga sudah hadir.
"Tolong berikan hukuman yang pantas kepada putrinya atas apa yang dilakukannya pada Uri Yoo Mi." ujar Ny. Jeon, wali murid dari Yoo Mi.
Ibu Bo Ra, Ny. Yoon berdecak. "Putriku tidak akan melakukan hal seperti itu, jika tidak ada pemicunya. Pak Kepala Sekolah, bukankah ini pasti ada penyebabnya?" Ny. Yoon menoleh ke arah kepala sekolah.
Tn. Seo, Kepala Sekolah SMA Sungjin menarik napasnya, kemudian menatap satu per satu wali murid yang ada di hadapannya itu.
"Putrimu seorang preman..."
"Apa?" Ny. Yoon merespon sinis.
"Banyak yang melihatnya memukuli putri kami. Benar bukan nak?" Ny. Jin menoleh ke arah dua gadis yang menjadi saksi atas tindakan Bo Ra pada anaknya.
Dua gadis yang duduk di sofa lainnya itu menganggukkan kepala. Mereka adalah siswa dari kelas 1-3 yang melihat Bo Ra memukuli Yoo Mi dan teman-temannya.
"Apa kau melihat anakku memukul si anak perempuan itu?" tanya Ny. Jin.
Dua anak gadis menggeleng.
"Lihat? bisa jadi mungkin si anak perempuan itu, dia juga yang memukulinya." ujar Ny. Jin.
"No Ae Seol." Ibu Park, wali kelas 1-2 itu membuka suara. Membuat semua orang menoleh padanya.
"Bukan anak perempuan itu. Gadis itu punya nama. No Ae Seol." ujarnya datar.
Tn. Seo berdeham. Memberikan sinyal pada Ibu Park untuk meredam emosinya, dan tidak terpancing dengan suasana ini.
"Ah benar, No Ae..siapa? Ah siapapun namanya. Bawa dia kesini, tanya padanya siapa yang memukulinya." tukas Ny. Oh, Ibu Hee Seon.
Ny. Yoon berdecak lagi.
"Kalau dia kesini, dia hanya akan tertekan melihat kalian." ucap Ny. Yoon tajam.
"Apa?" Kali ini gumaman sinis meluncur dr Ny. Jeon.
"Ck. Hei, bahkan masih belum terbukti kalau gadis itu terluka karena putriku. Bisa jadi semua ulah putrimu 'kan?!" cecar Ny. Jeon.
"Hei !"
"Mohon tenang, semuanya !" Tn. Seo berseru tegas.
"Agenda hari ini adalah untuk membahas bersama terkait kejadian kekerasan yang terjadi. Bukan untuk saling menyerang. Karena kejadian ini bisa berakibat buruk tidak hanya untuk nama baik sekolah, tapi juga untuk rekam jejak anak-anak. Jadi tolong kerjasamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School : The Side Story of Us
FanfictionHalo semuanya. Ini adalah kisah-kisah lain dari para karakter Duty After School. Setiap cerita, mungkin akan punya fokus yang berbeda. Entah pada karakter pribadi, karakter berpasangan, karakter dengan jenis hubungan khusus, atau cerita-cerita lainn...