Side Story 15 : Kalokagathia (Bagian 5-2)

292 22 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Para napi itu bersorak sorai, bercanda ria dan melakukan euforia setelah berhasil membuat anak-anak itu membuka pintunya. Ae Seol masih terduduk dalam posisinya. Ia masih berpikir bagaimana caranya melarikan diri dari situasi ini.

Pria dengan label merah itu kemudian berkata "Entah apa yang mereka pikirkan..." ucapnya, kemudian ia menatap Ae Seol.

"...tapi mereka tidak akan meninggalkannya." lanjut pria itu.

"Mereka bukan anak sekolah biasa, walaupun aku tidak tahu ada kisah apa dibaliknya." tambahnya. Tahanan lain mengamini.

Hanya satu napi yang nampaknya tidak sepemikiran dengan mereka. Si napi yang nampak paling kuat itu hanya melihat Ae Seol sejenak. Gadis itu juga sempak mendongak menatapnya sesaat.

"Mari kita berpisah saja. Pintu sudah terbuka, jadi tidak ada masalah." ucap pria bertubuh tegap itu melewati napi lainnya.

Kemudian saat pria itu terus melangkah, si pria penipu mulai berceloteh tentang ibu dari pria berlabel merah. Membuat pria berlabel merah itu berbalik dan mencengkram kerahnya. Namun pria penipu itu tidak gentar. Ia tetap santai dan memberikan ancaman tentang ibu si pria berlabel merah yang mempuat pria itu kalah dengannya. Sehingga ia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah mereka. Yaitu mendapatkan anak-anak lainnya, dan kemudian berpisah.

"Setelah aku mendapatkan anak-anak, kita tidak akan bertemu lagi." tegas pria berlabel merah.

"Tentu saja, aku mengerti." sahut pria penipu itu.

"Aku tidak peduli dengan para anak laki-laki. Bawa para gadis saja." ucap pria itu lagi.

Ae Seol mendongak. Ia bergetar mendengarnya. 

"Ah, siapa tadi namanya? Oh, Bo Ra. Pastikan dia tidak tersakiti. Dia harus aku rawat sendiri. Memikirnya membuatku bersemangat." ucap pria itu lagi.

"Aku merasa lebih cocok dengan yang berkacamata." ujar pria berambut putih.

Hati Ae Seol mencelos mendengarnya. Gadis itu kemudian memejamkan matanya sejenak. Ia menghela napasnya diam-diam. Dalam hatinya berdoa berharap semua teman-temannya ada di tempat yang aman. Teman-temannya itu tidak akan ditemukan. Seperti yang para napi itu perkirakan, anak-anak itu memang masih ada di sini. Teman-temannya itu tidak meninggalkannya. Young Shin jelas memberikan sinyal itu padanya. Ia bisa melihat sorot mata cemas Young Shin ataupun teman-temannya yang lain, yang membuatnya merasa bersalah.

Ia tidak ingin siapapun terluka. Tidak untuk Young Shin, Bo Ra, Yoo Jung atau siapapun.

Napi berambut gondrong mendekati Ae Seol. Menarik baju gadis itu, membuatnya berdiri. Kemudian memaksanya berjalan.

...

Ae Seol tidak tahu kemana para pria itu pergi. Ia hanya tahu, mereka berpencar sambil mencari teman-temannya. Jadi gadis itu hanya berdoa dalam hatinya, berharap teman-temannya tidak tertangkap. Serta ia bisa segera melarikan diri dari pria yang berjalan bersamanya ini.

Duty After School : The Side Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang