Keluarga Xiao Nan semuanya tahu di luar sedang hujan deras, tapi tidak ada satupun dari mereka yang membukakan pintu untuk Xiao Nan, dan mereka tidak mengatakan sepatah kata pun untuknya. Setelah makan, mereka kembali ke kamar untuk tidur.
...
Pagi hari.
Yan Jinzhou membagi lima kati pupuk menjadi lima bagian secara merata, mengemasnya lalu memasukkannya ke dalam keranjang, meminum semangkuk bubur lingmi dengan Xiao Nan, makan satu buah spiritual, lalu berangkat ke pasar.
Saat itu, matahari belum muncul, tapi sudah ada orang yang berkeliaran di jalan, dan lebih banyak lagi setelah masuk ke jalan utama, tapi orang kebanyakan menaiki elang dan burung tunggangan lain, ada juga yang menaiki kereta sapi, tidak seperti mereka berdua yang berjalan kaki.
Untuk sampai ke kota dari Desa Shangyang membutuhkan waktu lima belas menit dengan berjalan kaki. Tidak terlalu jauh dan jalannya cukup mudah untuk dilewati, jadi tidak terlalu merepotkan.
Suasana di pasar pagi sangat hidup. Semua dijual disini termasuk ikan spiritual. Jenis ikan ini hanya ditemukan di sungai dan tepi laut. Kota ini jauh dari perairan. Ikan spiritual sangat berharga, umumnya hanya orang dari keluarga kaya yang mampu membelinya.
Pasar pagi ini sangat ramai dengan hiruk pikuknya, dimana terdengar suara pedagang menjajakan dagangannya dan para pembeli yang menawar.
Yan Jinzhou dan Xiao Nan menemukan bangku di samping. Ada kios yang menjual biji tanaman spiritual di samping mereka. Pelanggan membeli benih lalu mereka bisa membeli pupuk di sebelah. Lokasinya sangat strategis.
Setelah mendirikan kios, cukup lama sejak orang terakhir datang melihat dagangan mereka, Yan Jinzhou masih tenang, hanya Xiao Nan yang merasa khawatir.
"Paman Yan, kenapa tidak ada yang datang untuk membelinya?"
Yan Jinzhou yang memahami kekhawatirannya, segera menenangkan, "Xiao Nan, jangan khawatir, pasti akan ada yang datang kemari sebentar lagi."
"Iya." Jawab Xiaonan, namun ketika tidak ada yang datang setelah menunggu beberapa saat, Xiao Nan pun tidak bisa menahan tangis.
Saat dia menangis, dia segera menarik perhatian dari orang-orang di sekitarnya, dan akhirnya banyak orang yang datang menghampiri kios mereka.
Seseorang bertanya pada Yan Jinzhou dengan tatapan mencela, "Apa kau memukuli anakmu karena kau tidak bisa menjual daganganmu?"
Kesalahpahaman ini menimbulkan keributan, Yan Jinzhou pun segera menjelaskan, "Tidak, tidak, bagaimana mungkin aku memukuli anak-anak, dia tiba-tiba menangis sendiri."
"Apa yang dia takutkan? Kenapa dia menangis ketakutan?"
Yan Jinzhou menatap kerumunan dan membatin, ini kesempatan bagus, "Aku mendirikan kios disini untuk menjual pupuk. Kami menunggu untuk waktu yang lama dan tidak ada orang yang datang. Dia takut aku tidak bisa menjualnya, jadi dia menangis."
"Pupuk?"
Semua orang mulai penasaran dan mendekat untuk melihat-lihat. Hampir semua rumah tangga, tidak peduli besar atau kecil, akan menanam tanaman spiritual. Pupuk adalah kebutuhan pokok, jadi mereka sangat memperhatikannya.
Xiao Nan mulai berhenti menangis, "Paman dan bibi, tolong beli pupuk buatan ayah saya. Pupuknya sangat bagus. Kalian bisa membeli dan mencobanya di rumah. Dengan pupuk ini kalian bisa menumbuhkan paling tidak ke tingkat menengah. Ayah saya terluka parah. Menunggu pupuk ini terjual untuk membeli eliksir untuk menyelamatkan nyawanya, dan saya juga lapar, tolong bantu saya dengan membeli pupuk ayah saya."
Wajah kecil yang menyedihkan ditambah dengan kalimat yang sangat menyentuh tidak hanya berhasil menarik simpati orang yang melihatnya, tapi bahkan Yan Jinzhou pun ikut terenyuh. Dalam hatinya dia berkata, anak ini punya potensi.
Seseorang lalu berkata, "Tapi pupuk mahal, dan jika digunakan pada tanaman spiritual, jika itu bermasalah bagaimana?"
Yan Jinzhou segera menjawab, "Bagaimana kalau mencobanya dengan Lingzhi, lalu kalian bisa membelinya setelah melihat efeknya?"
Ketika pupuk ditaburkan di atas tanah dan penyerapannya dipercepat dengan kekuatan spiritual, mereka bisa melihat perbedaan pertumbuhan Linzhi pada saat itu juga.
Seorang pria yang baik hati berkata, "Baiklah, aku punya satu pot Bunga Lima Musim yang mati karena kekurangan pupuk. Jika pupuk yang kau jual bisa menghidupkannya kembali, aku akan langsung membeli dua kati."
Yan Jinzhou sangat percaya diri, "Baiklah, rekan Daoist ini, tolong bawa kemari Bunga Lima Musim itu."
Pria baik itu menaruh Bunga Lima Musim itu di depan kios kecilnya, Yan Jinzhou meraup sedikit pupuk dengan sekop lalu menuangkannya ke akar bunga tersebut, "Rekan dao ini, silakan ucapkan mantra."
"Baik." Pria baik itu melemparkan mantra pertumbuhan, lalu detik berikutnya, Wujihua merentangkan daunnya dan menjadi hidup kembali, dan kekuatan spiritual yang terkandung di dalamnya juga lebih kuat dari kemarin, jelas kualitasnya telah meningkat.
Saat semua orang melihat pemandangan ini, mereka sangat terkejut. Pupuk yang mereka beli harus digunakan setidaknya tiga kali sebelum bisa meningkatkan kualitas Lingzhi. Yang seperti ini, mereka belum pernah menemuinya.
Pria baik itu berkata dengan semangat, "Rekan Daoist, beri aku dua kati."
Yan Jinzhou mengambil dua kati lalu menyerahkannya kepada pria itu, "Rekan Daoist, ini, haruagnya sepuluh batu spiritual."
Pria baik ini dengan senang hati membayar lalu pergi dengan puas.
"Beri aku satu kati, satu kati...."
Yan Jinzhou dengan cekatan menyerahkan satu kati kepada orang itu, "Lima batu spiritual."
Lima kati pupuk dijual dalam waktu singkat, dan satu bungkus terakhir, seorang pria melemparkan batu spiritualnya ke keranjang dan langsung membawa pergi pupuknya.
Pupuk yang bagus, sayang sekali mereka tidak membelinya. Seseorang lalu bertanya, "Rekan Daoist, apa kau akan datang lagi besok?"
Yan Jinzhou tersenyum dan mengangguk, "Datang, tapi hanya ada sepuluh kati paling banyak. Jika kalian mau, tolong datang lebih awal."
"Baiklah, kami mengerti."
Pupuknya sudah habis, Yan Jinzhou hampir menutup kiosnya dan pulang, dan semua orang yang berkerumun juga mulai bubar....
"Bukankah itu si anak buangan? Kenapa dia datang ke pasar pagi?"
Kios Gao Fan tidak terlalu jauh dari tempat Yan Jinzhou. Dia kembali melirik dimana ada banyak orang yang mengerumuninya barusan. Sekarang setelah kerumunan itu bubar, dia melihat Yan Jinzhou.
Gao Lei yang berdiri di samping Gao Fan, yang juga penduduk Desa Shangyang. Dia juga melihat Yan Jinzhou, "Anak buangan, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa keluarganya miskin. Apa yang bisa dia jual?"
.
.
.
Ilu's notes:
Jadi hari ini aku bakal update satu chapter aja,
kenapa?
KENA MENTAL BREAKDANCE SAYA LIHAT JUMLAH CHAPTER NI CERITA!!!
Cok bayangin aku FF aja yang gak sampai 200 chapter aku udah engap2an, eh ini malah 1300an lebih, SERIBU TIGA RATUSAN COY!!! (ini termasuk keteledoran aku juga si, salah inget jumlah chapter, aku pikir paling maksimal sepanjang Legendary Master's wife lah, ternyata di atas langit masih ada langit kawan) Ini bahkan kalau aku jungkir balik ngerjain ni terjemahan juga setahun gak selesai shay~
I'm really in a big trouble right now....
Yah, doain aja semoga istiqomah saya ya pemirsa, makanya jangan durhaka, kalo dah baca minimal vote, komen ya lebih bagus biar berasa ditagih akunya. Bayangin ini wattpad aja maksimal 200 chapter, aku harus bikin berapa bab, haduh puyeng~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL Terjemahan] Spirit Planter
FantasiJudul: Spirit Planter Penulis: Galaxy on the Moon Yan Jinzhou, seorang pasien dunia modern dengan radang dingin progresif, melintasi ruang dan waktu untuk menjadi anak buangan di Benua Lingmiao. Meskipun dia adalah anak buangan, dia telah memenuhi s...