| 28 : Dia, masa lalu |

287 26 3
                                    

Perth terbangun dari tidurnya, dan menyaksikan Ohm yang sedang tertidur di sofa, dibawahnya terdapat om Sean yang sedang tertidur juga.

Ohm masih setia menunggu Perth sampai sembuh kembali, Perth menatap ke arah Papahnya yang sibuk menelepon seseorang.

Perth beranjak dari tidurnya dan berjalan dengan membawa dorongan infusan miliknya.

"Pah kalo Paw bangun aku jalan-jalan di taman bentar ya" Ucap Perth.

Papahnya hanya mengangguk mengiyakan, kemudian Perth berjalan menuju taman rumah sakit.

.......

Taman

Perth terduduk di bangku taman, begitu ramai dengan pasien rumah sakit disana. Banyak anak kecil dan juga orang dewasa. Perth hanya tersenyum menyaksikan, sebelum seorang laki-laki menghampirinya.

"Hai" Sapa laki-laki tersebut.

"Hm" Sapa balik Perth.

"Lo sakit apa?" Tanya laki-laki tersebut.

"Magh kronis, baru bisa pulang lusa. Kalo lo?" Jawab + Tanya perth.

"Sakit jantung" Ucap laki-laki tersebut.

Perth mengangguk paham.

"Jalan satu-satunya donor jantung ya?" Tanya Perth.

Laki-laki tersebut mengangguk.

"Sebenernya bisa pake obat kalo penyakit jantungnya masih gejala kecil, tapi kalo gue udah kronis" Jelas laki-laki tersebut.

Perth mengangguk paham.

"Kalo lo?" Tanya laki-laki tersebut.

"Masih bisa di sembuhin pakai obat, cuman gua cape njengg" Ucap Perth.

Laki-laki tersebut tertawa kecil mendengarnya.

"Gue yakin lo bisa ngelewatinnya kok" Ucap laki-laki tersebut.

Perth tersenyum.

"Lo juga, jangan patah semangat ya, gua yakin bakalan nemu kok orang yang mau donorin jantungnya buat lo" Ucap Perth.

Laki-laki tersebut tersenyum.

"Jirathapong" Ucap laki-laki tersebut yang mengulurkan tangannya.

"Perth" Ucap Perth yang menerimanya.

Ohm seketika datang dengan wajah paniknya, karena mencari keberadaan Perth.

"Perth?" Lega Ohm ketika melihat sang kekasih berada disana.

Perth tersenyum. Ohm hanya terdiam tenang melihat Perth bersama laki-laki yang di anggapnya tak asing.

Perth berdiri menghampiri Ohm, dan Ohm menuntunnya namun matanya masih menatap Jirathapong. Sedangkan Jirathapong tersenyum.

......

Ruangan Perth

"Lain kali kalo mau jalan-jalan bangunin gue aja, gue nggak mau lo sendirian Perth" Khawatir Ohm.

"Gua nggak apa-apa elah, tadi lo tidur, gua nggak tega bangunin. Lagian juga gua perlu me time Paw" Jelas Perth.

Ohm tersenyum kemudian mengelus kepala Perth perlahan.

"Lo tadi sama siapa?" Tanya Ohm.

"Jirathapong, dia pasien juga disini" Jawab Perth.

"Dia sakit apa?" Tanya Perth.

"Jantung, katanya udah kronis. Kasian banget ya" Ucap Perth.

Ohm mengangguk paham, kemudian menuntun Perth membaringkan tubuhnya di kasur.

"Papah sama om Sean kemana?" Tanya Perth.

"Tadi pulang dulu, mau ngambil baju. Nanti juga balik lagi" Jawab Ohm.

Perth mengangguk paham.

"Oh iya, Lo mau makan apa?" Tanya Ohm.

"Bubur ayam aja" Jawab Perth.

"Yaudah gue beliin dulu ya" Ucap Ohm.

Perth mengangguk kemudian Ohm berjalan pergi meninggalkan Perth.

......

Ohm berjalan menyusuri lift dan tangga, sebelum akhirnya berhenti di kamar aster yang menampakkan Jirathapong berdiri disana.

Jirathapong menatap Ohm dengan berbinar, sedangkan Ohm berusaha untuk menghindarinya.

"Ohm" Teriak Jirathapong. Ohm terhenti dari jalannya, seketika Jirathapong sudah berada di depannya.

"Lo kenapa ngehindar?" Tanya Jirathapong.

"Bukannya lo yang minta?" Tanya Ohm.

Jirathapong memegangi tangan Ohm.

"Gue minta maaf Ohm, gue salah waktu itu" Sesal Jirathapong.

"Nggak ada gunanya Force, semuanya udah beda sekarang. Lo sama kehidupan lo, begitupun gue" Ucap Ohm.

Ohm terdiam, kemudian pergi meninggalkan Force. Sedangkan Force hanya memandangi punggung Ohm yang semakin menjauh dari dirinya.

Memang, masa lalu tidak akan pernah bisa di ubah. Namun, masa depan akan berusaha memperbaikinya.

......

Tukang bubur

Ohm memesan dua bubur yang dibungkus, namun dirinya masih melamun soal Force.

"Kenapa dia bisa kena sakit jantung ya?" Guman Ohm.

"Ohm?" Sapa Chimon.

"Mon? Ngapain kesini?" Tanya Ohm.

"Beli bubur lah, masa beli kacang ijo" Ucap Chimon.

"Jadi burjo dongg" Ucap Ohm.

Chimon tertawa kecil dan kemudian duduk di samping Ohm.

"Lo sendiri?" Tanya Ohm. Chimon mengangguk.

"Kenapa?" Tanya Chimon.

"Enggak, eh gue mau tanya" Ucap Ohm seketika.

Chimon mengangguk penasaran.

"Kalau misal nih, kita jalanin sebuah hubungan. Terus orang dari masa lalu tiba-tiba dateng, dia dulu nggak suka sama kita terus sekarang jadi ngemis-ngemis cinta. Gimana menurut lo?" Tanya Ohm.

"Nggak usah di terima, nggak ada urusan. Lagian kan lo udah punya pasangan, itu resiko dia yang nerima cinta lo lama" Ucap Chimon.

"Hmm gitu ya" Ucap Ohm.

"Force dateng ke hidup lo lagi?" Tanya Chimon.

"Kok lo bisa tau?" Tanya Ohm.

"Orang yang lo suka sebelum Perth kan cuman dia njeng, lagian dia juga kan yang buat lo jadi homo?. Eh pas confess dia juga yang nyebarin kalo lo homo" Kesal Chimon.

"Udah lah nggak usah di accept lagi, blokir dia dari kehidupan lo. Perth tuh uke idaman, Lo nggak boleh ngecewain dia. Kalo nggak gue angkut tuh uke!" Kesal Chimon.

"Kebalik kali, kalo dia sama lo. Lo yang uke" Goda Ohm.

"Heh nggak ada ya Perthchimon, adanya Chimonperth" Jengkel Chimon.

"Cih... Ngaca!" Ucap Ohm.

Chimon terdiam.

"Menurut lo gue perlu ngasih tau Perth nggak tentang Force?" Tanya Ohm.

"Perlu, mending Perth tau dari mulut lo sendiri dari pada dia tau dari orang lain" Ucap Chimon.

Ohm terdiam mengangguk, memikirkan bagaimana kata-kata yang tepat untuk berbicara dengan Perth.

.......

Kenapa sih orang lama harus hadir dalam kehidupan kita lagi? Kenapa luka lama harus terbuka kembali?.

See u on next part guys!

OHMPERTH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang