Rumah sakit
Ohm bergegas memasuki rumah sakit, keranjang yang membawa Perth memasuki UGD.
"Tolong di luar mas, biar kami tangani" Ucap salah satu petugas.
Ohm terduduk di ruang tunggu, kemudian berusaha menelepon om Tyo.
.....
"Gimana Perth?" Tanya om Tyo.
"Belum ada kabar lagi om" Ucap Ohm.
Om Sean berjalan menuju Ohm dan mengusap punggungnya perlahan. Berusaha untuk menenangkan Ohm.
"Keluarga Perth?" Tanya dokter seketika.
"Saya" Ucap om Tyo.
"Ikut saya ke ruangan" Ucap dokter.
.....
Ruang dokter
"Gagal hati?" Kaget om Tyo.
"Nyeri perut yang di rasakan Perth selama ini bukan berasal dari perut atau lambungnya, melainkan gagal hati" Jelas dokter.
"Gejala awalnya memang seperti penyakit mag pada umumnya, tapi jika terus menerus seperti itu ada kemungkinan gagal hati"
"Kami dari rumah sakit, telah meronsen tubuh Perth seminggu yang lalu, karena permintaan Perth sendiri, dan hasilnya baru keluar hari ini. Ternyata memang benar" Jelas dokter.
Tyo meneteskan air matanya, bagaimana bisa? Bagaimana bisa dirinya baru mengetahui hal ini? Mengapa baru sekarang, disaat kondisi anaknya semakin memburuk.
Sean mencoba untuk menenangkannya, Ohm yang mendengarnya di ambang pintu hanya bisa terkejut bukan main. Laki-laki yang biasanya suka mengajaknya bertengkar, kini memiliki penyakit yang sangat serius.
"Langkah apa yang harus kita lakukan dok?" Tanya Sean.
"Kalian harus mencari pendonor hati, bukan sembarang orang, tapi orang yang benar-benar cocok dengan Perth. Dengan begitu penyakit Perth di anggap hilang" Ucap dokter.
Ohm seketika menelepon seseorang.
.......
Ruangan Perth.
"Om" Panggil Ohm.
Sekarang Perth terbaring di ruangannya dengan selang yang di pakaikan ke tubuhnya.
Tyo menatap Ohm yang memanggilnya.
Ohm memeluk tubuh om Tyo.
"Everything is gonna be alright" Ucap Ohm.
Tyo menangis di pelukan Ohm, ternyata anaknya tak salah memilih pasangan. Ohm benar-benar tulus mencintai Perth.
"Kita pasti bisa sembuhin Perth bareng-bareng" Ucap Ohm.
Om Tyo melepas pelukannya, kemudian menatap Ohm.
"Terimakasih ya" Ucap om Tyo.
Ohm tersenyum manis, mencoba untuk menguatkan om Tyo.
......
Ruangan Perth
Perth masih terbaring lemah di ranjangnya, matanya masih enggan membuka untuk menatap dunia. Bahkan untuk bernapas saja dia menggunakan oxygen. Kini waktu sudah memasuki tengah malam, Om Tyo dan Om Sean pamit sebentar untuk mengemas pakaian Perth serta mereka.
Ohm menatap serius wajah kekasihnya tersebut, jari telunjuk Perth seketika bergerak kecil. Perth mulai membuka matanya, Ohm terkejut melihat reaksi Perth.
"Paw" Sapa Perth pelan.
"Hai" Sahut Ohm yang seketika mengeluarkan air matanya.
"Kenapa gua dirumah sakit njing?" Tanya Perth pelan.
"Lo pingsan tadi, makanya di bawa ke rumah sakit" Jelas Ohm.
"Kenapa gua pake oxygen Paw? Kondisi gua makin memburuk ya?" Tebak Perth.
"Enggak, lo nggak boleh ngomong gitu. Ubah pikiran lo, dengan 'gimana caranya gua sembuh' " Pinta Ohm.
Perth mengangguk tersenyum.
"Gua boleh balik kapan?" Tanya Perth.
"Nggak tau, dokternya nggak ngasih tau" Jawab Ohm.
"Gua mau balik sekarang Paw, besok ada olimpiade sains. Gua kan lolos seleksi" Ucap Perth
"Tapi lo kan--" Ucap Ohm yang terpotong.
"Gua baik-baik aja, tolong panggilan dokternya. Gua mau pulang sekarang" Pinta Perth.
Ohm terdiam sejenak sambil menatap Perth, kemudian berjalan menuju dokter rumah sakit.
.......
Om Tyo dan Om Sean telah kembali ke ruangan Perth, bersamaan dengan dokter yang ingin mengecek kondisi Perth.
"Gimana dok? Memangnya anak saya sudah boleh pulang?" Tanya Om Tyo.
"Sebenarnya--" Ucap dokter yang terpotong.
"Dok, saya akan baik-baik saja. Saya akan rutin minum obatnya, makan sesuai jadwal dan seimbang" Jawab Perth.
"Okay, tapi jika ada keluhan segera datang kesini" Ucap dokter.
"Baik dok" Ucap Perth.
Perth tersenyum ke arah Papahnya, Om sean dan menatap ke arah sang kekasih.
....
Makin sedih aja ni cerita hehehhe, tau nggak guys? Author sampe nangis mikirin alur nih cerita. Wkwkw maaf jadi spoi
Jangan lupa vote ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
OHMPERTH (END)
Fiksi RemajaDua geng yang selalu bertengkar setiap kali bertemu, perasaan benci selalu tumbuh kepada diri mereka masing-masing setiap harinya. Namun, bagaimana bisa keduanya jatuh cinta? Cinta yang setiap hari makin tumbuh dalam keduanya. Siapa yang harus men...