7

1.2K 169 29
                                    

SARANGHAE







Pagi harinya Jisoo terbangun. Ia menatap sekeliling dengan mata menyipit, melirik segala tempat bahwa ia tidak sedang berada dalam kamar miliknya. Jisoo menyadari bahwa ia berada di rumah Jennie sejak kemarin. Jisoo melirik jam, sudah pukul enam pagi. Ia juga melirik kearah lain, menemukan Jennie sedang tidur di sofa.

Tidak pernah menyangka ia akan tidur di kamar yang sama dengan pujaan hatinya. Apa ia harus bahagia?

"Kau hanya kasihan padaku kan, sunbaenim?" Lirihnya.

Jisoo menggelengkan kepalanya. "Aku harus pulang, Chaeng membutuhkanku."

Jisoo turun dari kasur, ia melirik wajah damai itu sebentar. Iapun tersenyum dan berterimakasih pada Jennie hanya dengan bisikan di mulutnya tanpa membangunkan Jennie, tentu saja ia akan merasa malu. Jisoo pulang tanpa pamit langsung pada Jennie.

Jisoo tidak langsung pulang kerumah melainkan rumah sakit. Ia sampai di depan kamar rawat Chaeng. Matanya menangkap gelagat aneh, Jisoo segit mempercepat langkahnya.

"Eomeonim? Chaeng kenapa? Dia baik baik saja kan?" Kata Jisoo kawatir. Sedangkan eomma Park hanya menangis.

"Chaeng mengalami koma nak Jisoo." Tangisan Ibu Chaeyoung semakin keras. Dan Jisoo mematung di tempatnya. Perasaan familiar itu kembali. Dadanya nyeri dan sesak. Jisoo terduduk dan bersender di kursi tunggu.

'Apalagi ini?'

Eomma Park menatap Jisoo yang terdiam, wanita dewasa itu lalu memeluk Jisoo dengan erat, merasakan bagaimana perasaan gadis itu saat ini. Sementara Jisoo tidak bergerak sedikitpun, seperti seseorang yang kehilangan raganya.

"Chaeng pasti sembuh Jisoo." Lirihnya, Jisoo masih diam dalam pelukan eomma Park.

'Kau pasti kesakitan kan Chaeng? Kau pasti lelah kan melawan penyakitmu? Kau ingin pergi? Kau akan meninggalkan kami?'

Jisoo kembali meneteskan air matanya dan menangis memeluk eomma Park dengan erat.








Jennie terbangun dari tidurnya tidak mendapati Jisoo dikasurnya. Ia bergerak mencari Jisoo dikamar mandi, Jisoo tidak ada disana. Ia turun, namun Jisoo juga tidak terlihat di lantai bawah. Jennie menghela nafas, gadis itu pasti sudah pergi. Jennie kembali ke kamarnya guna membersihkan diri dan berangkat sekolah.

Di sekolah, Jennie mencari Jisoo di kelas, namun gadis itu tidak terlihat. Jennie mencari kemanapun di area sekolah di semua tempat yang biasa gadis itu berdiam diri, namun gadis itu tidak juga terlihat. Jennie mendesah.

"Pasti gadis itu tidak masuk. Anak itu pasti di rumah sakit sekarang." Gumam Jennie, jengkel.



"Eomeonim.." Jisoo menatap eomma sahabatnya dengan sendu. Matanya terlihat lelah dan tidak bertenaga.

"Jisoo..."

"Eomeonim, maafkan aku. Aku tidak bisa menolong Chaeyoung." Kata Jisoo lalu kembali menangis. "Eomeonim..." Jisoo menggenggam tangan kanan wanita itu lalu menyerahkan sejumlah uang dari hasil ia menjual ponselnya kemarin.

"Jisoo, tidak nak. Kau sudah terlalu banyak membantu kami."

Jisoo menggeleng. "Pakailah ini, untuk sementara sampai eomeonim kembali bekerja. Maaf, aku hanya memberi sedikit. Appa, mengambil kartu kreditku. Aku tidak bisa menolong Chaeng, eomeonim. Chaeyoung tidak bisa operasi karena ku. Aku minta maaf."

Eomma Park langsung memeluk Jisoo yang menangis keras. Tangannya mengusap punggung gadis yang masih berusia 15 tahun. Gadis itu sangat rapuh sekarang.

"Jangan meminta maaf, nak. Kau sudah banyak membantu kami. Kau sahabat terbaik. Terimakasih."

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang