27

590 102 0
                                    


SARANGHAE












Bona yang masih ingin memarahi Jennie, ia urungkan melihat kondisi Jennie. Gadis itu mendengus kasar meluapkan kekesalannya.

"Kapan kalian bertemu dengannya?" Bona beralih bertanya pada Rosie.

"Dua hari yang lalu." Sahut Rosie. Mengangkat bahunya.

"Terimakasih karena kalian sudah menjaga Jisoo kami.. Menjadikan Jisoo artis disana. Kalian sudah membuat Jisoo menata hidupnya kembali. Kalian sangat berjasa untuk kami. Maaf sudah merepotkan kalian selama Jisoo bersama kalian." Kata Suho, mewakili teman temannya.

Audy menatap takjub pria di depannya. Ia baru menyadari bahwa semua yang di hadapannya memiliki wajah dan paras yang sempurna.

"Sama sama.. Kami senang berteman dengan Jisoo. Dia gadis yang ceria, dia pintar mencairkan suasana. Dia juga punya otak yang Jenius.."

Mereka mengangguk.

"Jisoo hidup dengan baik di Indonesia, sedangkan kita disini kawatir dengan keadaannya, kesehatannya." Keluh Rosie.

"Jisoo tidak hidup dengan baik. Yang kalian lihat sekarang, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sebenarnya." Jelas Syifa menatap mereka serius. "Kalian mungkin melihat bahwa Jisoo terlihat menikmati kehidupannya, sebenarnya tidak seperti itu. Kalian hanya melihat sisi luarnya saja. Dia tidak baik baik saja, dan aku salah satu saksi yang melihat bagaimana susahnya Jisoo mempertahankan kehidupannya."

Syifa menatap mereka satu persatu sebelum melanjutkan ucapannya. "Kalian boleh meragukanku. Tapi aku berbicara yang sebenarnya. Dia menderita dengan pikirannya sendiri. Tidak ada yang baik baik saja setelah terjadinya perpisahan. Jisoo juga demikian. Hanya saja dia terlalu kuat untuk di lumpuhkan. Hingga sampai saat ini dia selalu terlihat baik baik saja." Jelas Syifa terus menerus

"Kami tahu siapa kalian meskipun hanya sekedar tahu dari cerita Jisoo." Kata Syifa membuat mereka sedikit terkejut. "Jisoo menceritakan pada kami bagaimana kehidupannya disini. Seperti apa kelakuan orang orang di sekitarnya, lingkungannya. Bagaimana dia bisa sampai di indonesia, Kami tahu semua." Kata Syifa di akhir ucapannya.

Wilona mengangguk setuju.

"Mungkin Jisoo juga merindukan kalian semua.. Hanya saja Jisoo tidak menceritakannya. Dia gadis yang kuat. Apalagi hidup sendiri di negara orang tanpa ada pegangan, itu tidak mudah untuknya." Jelas Wilona. Syifa mengangguk setuju. Mereka mengangguk bersama.

Mereka mengerti. Jisoo pergi bukan keinginannya. Tapi karena mereka semua yang tidak bisa merangkul gadis itu.

Bona menunduk. Ia sudah menampar Jisoo, menyalahkan Jisoo atas apa yang terjadi.

"Ya.. Jisoo memang gadis yang sangat kuat." Kata Jennie. Di angguki oleh teman temannya.

'Jisoo tidak menceritakan hubungannya denganku pada mereka.' pikir Jennie.

"Kami juga tahu siapa kau Jennie." Kata Audy, tersenyum menatap Jennie yang tersentak. Ia melempar tatapannya pada Audy. "Sejak awal kami mengenalkan namamu, kami sebenarnya sudah mengetahui siapa kau dan apa hubunganmu dengan Jisoo kami. Itu sebabnya aku berusaha mendekatkanmu dengan Jisoo kembali. Tapi Jisoo bertindak sebaliknya." Jelas Audy, sedikit tertawa.

"Yaah. Kami juga tahu, kau salah satu alasan menghilangnya Jisoo dari kehidupan kalian." Kata Audy.

"Jadi kami meminta kalian untuk tidak berani menyentuh Jisoo kami. Jangan menyalahkannya atas apa yang terjadi pada kalian dan juga pada ayahnya. Jisoo pergi bukan atas keinginannya, tapi semua karena perlakuan orang terdekatnya. Jisoo kami bukan orang jahat. Dia hanya menghindar dari rasa sakit yang kalian ciptakan untuknya." Audy berdehem.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang