13

833 112 1
                                    


(Kalian harus tau, partnya berantakan & ga bisa di urut urutannya. Kalo mau baca liat angka partnya dulu)



SARANGHAE





"Samchon kita perlu bicara." Kata Suho menatap pria dewasa.

Mereka sudah diluar dan berdiri tidak jauh dari ruangan Jisoo di rawat. Namjoon menatap pria muda itu dengan penasaran.

"Aku hanya ingin memintamu untuk meluangkan sedikit waktumu untuk Jisoo. Aku tahu samchon sangat sibuk, tapi Jisoo juga membutuhkanmu. Apalagi sekarang keadaan Jisoo sangat memprihatikan. Dia baru saja kehilangan sahabatnya. Dia sangat terpuruk, pikirannya kacau. Dan samchon sebagai appanya tolong jangan mengabaikannya. Dia membutuhkan perhatianmu sepenuhnya. Aku tahu Jisoo cuek dan acuh padamu, tapi  kau tidak bisa membiarkannya dan ikut tidak peduli padanya. Dia sedang membutuhkan dukungan orang orang terdekatnya. ku mohon padamu, luangkan waktumu untuk Jisoo."

"Apa dia bekerja di tempatmu?" Suho mengangguk, dan Bona hanya menyimak.

"Dia datang padaku dengan berjalan kaki, sangat memprihatinkan!" Decak Suho jengkel. Mengalihkan pandangannya kearah lain seakan marah pada pria dewasa itu. "Jisoo memiliki segalanya, tapi dia malah bekerja menjadi pelayan di tempatku. Untuk anak sekolah sepertinya akan sangat sulit." Suho mendengus, wajahnya mengeras karena jengkel.

"Sulit di percaya. Aku tidak pernah menyangka ini akan terjadi pada Jisoo, dan kau? Samchon cukup kaya dan pastinya tidak ada tanggung jawab lain yang samchon keluarkan selain hanya untuk Jisoo. Karena dia satu satunya anakmu dan pewaris seluruh kepemilikanmu. Tapi kau marah ketika Jisoo menghabiskan sebagian uangnya untuk orang yang dia sayangi. Padahal samchon tahu, Jisoo sangat menyayangi Chaeng, dan mungkin hanya Chaeng yang bisa memberi Jisoo kebahagiaan.

Samchon sudah melakukan kesalahan besar. Tidak hanya sekali, tapi ini kesekian kalinya. Ku harap kau sadar dan menyesal, jangan sampai kau kehilangannya. Jisoo sudah semakin jauh dari jangkauanmu, jangan menyiakan kesempatan. Kau kehilangan waktu untuk memperbaiki masa lalumu. Dan sekarang ku harap tidak membuang waktu lebih banyak lagi, melewatkan kesempatan lainnya. Jika tidak, bersiaplah kehilangan Jisoo."

Terlihat jelas wajah penyesalan pada pria dewasa itu. Ia menyesali perbuatannya dan apa yang dikatakan pria muda itu benar adanya. Dia tidak boleh membuang waktu lagi.

"Dia tidak mau menganggapmu lagi. Dia tidak ingin pulang ke rumahmu. Karena dia pikir, itu bukan lagi rumahnya. Sekarang samchon bisa membujuknya pulang, kami akan membantumu jika perlu. Tapi untuk saat ini keadaan Jisoo sedang buruk, kami masih harus menahannya beberapa hari lagi."

Namjoon hanya mengangguk, tidak tahu harus berbuat apa. Kesalahannya sudah banyak pada anak kesayangannya itu.

Lisa dan Jennie keluar dari ruangan bersamaan berakhirnya percakapan antar pria itu. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Apa dia tidur?" Tanya Suho melirik Jennie dan Lisa.

"Iya, dia sedang istirahat. Sudah berapa lama dia dirawat? Kenapa kalian tidak menghubungi kami?" Tanya Jennie menatap Suho dan Bona tak bersahabat.

"Memangnya siapa dirimu? Kenapa kami harus memberi tahumu?" Balas Bona.

"Kim Jiyeon!" Panggil Suho penuh tekanan. Bona mendengus menatap Suho malas.

"Maafkan kami karena merahasiakan ini. Kami tidak bermaksud melakukannya, Jisoo melarang kami menghubungi siapapun termasuk ayahnya."

"Memangnya Jisoo sakit apa? Kenapa sampai dirawat, ku lihat tubuhnya sehat sehat saja." Seru Lisa menatap Suho penasaran. Suho melirik Jennie, Jennie yang mengerti namun ia hanya diam.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang