10

1K 137 3
                                    

Perlu di ingat, ini cuma karangan, dan jangan di bawa serius. okeh selamat membaca 🤟








SARANGHAE













Usaha tidak pernah menghianati hasil!

Itulah kata kata dari orang orang bijak. Apa yang menjadi usaha Jisoo, kini membuahkan hasil. Gadis itu berhasil menduduki peringkat satu di kelasnya.

Tidak!

Bukan hanya di kelas, tetapi juga menjadi peringkat satu disekolah tersebut, Banyak guru dan siswa yang tidak menyangka akan prestasi gadis itu. Mengingat kemalasannya beberapa bulan yang lalu dan membuat banyak guru geram dengan kelakuannya.

Kini nama Kim Jisoo menjadi bahan perbincangan siswa siswi dan juga para guru. Sebabnya ada siswa lain yang selalu menjadi peringkat satu, dan itu berturut turut selama dua tahun. Sekarang siswa itu harus tersingkirkan karena kehadiran Jisoo. Beberapa siswa yang tidak mengetahui Jisoo, merasa penasaran seperti apa rupa siswa yang sudah memenangkan peringkat satu di sekolah mereka.

Jisoo tidak merayakan kemenangannya, meskipun guru sudah memanggilnya berkali kali untuk sekedar memberi pidato motifasi singkat dihadapan siswa siswi lainnya.

Gadis itu memilih diam di belakang sekolah. Karena bukanlah keinginannya untuk menjadi nomor satu, ia melakukannya demi orang yang dia cintai.

Ketika gadis itu sibuk melamun, suara dari belakangnya membuatnya menoleh.

"Chu.." Jisoo berbalik dan menoleh kearah suara. Jennie mendekati Jisoo dengan senyuman. "Selamat untuk kemenanganmu.." Jisoo membalas uluran tangan Jennie tanpa membalas ucapannya.

"Aku tidak menyangka kau yang menjadi nomor satu Chu.." Jennie tersenyum. "Ini merupakan kemenangan pertama untukmu, dan juga menjadi kekalahan pertama untukku." Jennie menjeda ucapannya menatap Jisoo yang terkejut didepannya.

"Yaa.. Dua tahun terakhir, aku selalu menjadi yang pertama, dan ini kekalahan pertamaku. Awalnya aku sedih, juga jengkel, siapa yang sudah berani menyingkirkan posisi ku yang sudah ku duduki dua tahun. Tapi setelah mengetahui siapa yang mengalahkanku, aku tidak jadi marah. Aku malah bahagia, dan juga bangga karena kau yang mengalahkanku. Aku senang kau menang. Walau aku harus tersingkirkan." Meski tersenyum, tapi Jisoo bisa melihat kesedihan dimata itu.

"Maaf, tapi aku tidak bermaksud menyingkirkan atau mengalahkan siapapun. Aku hanya ingin menjadi pintar, itu saja."

Jennie mengangguk. "Aku mengerti, aku tidak menyalahkanmu Chu. Kau tidak perlu sedih atau merasa bersalah. Berperang dalam belajar itu biasa." Keduanya hening beberapa saat.

"Kau harus memberikan sedikit ucapan untuk teman teman yang lainnya, karena kau sudah berhasil menjadi nomor satu. Kau harus memberi mereka sedikit kata semangat atau motifasi agar mereka bisa menjadi sepertimu. Itu sudah menjadi kebiasaan sekolah setiap semester. Ayo.." Jennie meraih tangan Jisoo namun Jisoo menepisnya.

"Maaf.. Tapi aku tidak menginginkan semua itu sunbaenim. Aku ingin tetap disini.."

"Tapi Chu?"

"Tolong jangan memaksaku.." Jisoo kembali pada kegiatannya sebelum Jennie datang. Jennie menghela nafas panjang. Butuh kesabaran tinggi untuk menghadapi gadis kecil di hadapannya.

Jisoo berjalan sendirian menelusuri koridor sekolah. Ia sudah mulai terbiasa tanpa Chaeyoung meskipun hatinya masih belum bisa merelakan kepergiannya.  Akan slalu ada nama sahabatnya disana.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang