29

763 109 8
                                    

SARANGHAE








"Yaa.. Kau yang sabar kalau begitu."

Jennie berdecak kesal. "Sebaiknya kau mandi dulu.. Lihatlah dirimu, Artis seperti itu huh?" Sarkas Lisa.

"Diam kau!" Sungut Jennie. Iapun pergi dengan kekesalan.

Tak lama, Jisoo kembali setelah mengantar teman teman artisnya ke bandara. Ia masuk ke rumah dan langsung masuk ke kamar Namjoon. Dilihatnya Jennie tengah menyuapi Namjoon.

"Jisoo.. Kau sudah kembali nak." Kata Namjoon ketika melihat Jisoo masuk. Jennie menoleh terkejut, ia menatap Jisoo dan alisnya menyatu.

Jisoo mengangguk. Berjalan mendekati Namjoon lalu naik ke kasur dimana Namjoon berada. Jisoo berbaring memeluk sang ayah dari samping.

"Aku sudah mengantar mereka. Huh! Berat sekali.. Aku benci perpisahan.." Lirih Jisoo memeluk tubuh lemah itu, menyembunyikan wajahnya pada dada Namjoon.

Jennie mendengus. 'Mereka membohongiku! Tapi syukurlah, Jisoo kembali lagi.'

"Ada pertemuan, ada perpisahan sayang." Sahut pria lemah itu, mengusap punggung Jisoo dengan sayang.

Sementara Jennie hanya diam di tempatnya, menikmati pemandangan di depannya.

Jisoo menggeleng. "Aku tidak suka Appa. Aku benci di tinggal." Jisoo bahkan tidak peduli jika ada Jennie disana, ia masih bermanja pada Namjoon. Dan mungkin sudah menangis.

"Apa anak Appa sedang menangis?" Tanya Namjoon, Jisoo menggeleng. Namun Namjoon merasakan bajunya basah. Ia memilih memeluk sang anak lebih erat lagi.

"Kenapa harus ada perpisahan. Aku benci perpisahan Appa.." Namjoon tersenyum.

Jennie memberi intruksi, ia keluar dari kamar itu dan Namjoon mengangguk. Jennie keluar membiarkan sang anak dan ayah hanya berdua.

"Sudah.. Jangan menangis lagi anak nakal.. Sudah dewasa masih menangis." Ejek Namjoon. Jisoo nampak tidak peduli, tapi ia menarik dari, menghapus air matanya dan menatap wajah tua itu.

"Appa. Aku akan pergi lagi nanti. Aku mau ke makam Eomma dan juga Chaeng, setelah itu ke tempat Eunseo. Boleh kan appa?"

"Tentu saja boleh.. Mereka pasti merindukanmu." Jisoo mengangguk. Kembali menidurkan kepalanya pada dada Namjoon.






Jisoo keluar dari mobil, ia mendekati penjual bunga untuk membeli bunga. Penjual bunga menyapa Jisoo dengan ramah.

Jisoo nampak bertanya tanya. Kenapa penjaga bunga itu berbeda?

"Anda ingin membeli bunga yang bagaimana nona?" Tanyanya sopan.

"Yang itu saja, dua." Kata Jisoo tersenyum. "Kemana Ahjussi yang dulu yang menjaga bunga ini?" Tanya Jisoo penasaran.

"Oh Appa? Ada, tapi aku yang menggantikannya sekarang."

Jisoo mengangguk. Menerima bunga itu. "Terimakasih."

"Sama sama."

Jisoo berdiri di antara makam Chaeyoung dan Eomma. Menyimpan bunga itu diantara batu nisannya.

"Eomma.. Chaeng.. Aku datang. Maaf, aku baru menjenguk kalian lagi.. Apa kalian merindukanku? Aku sangat merindukan kalian.. Aku ada banyak cerita untuk kalian.. Aku pergi berpetualang ke Indonesia.." Jisoo tertawa sendiri mengingat betapa lucunya ia di masa lalu, tapi juga sangat menderita.

"Disana, aku melanjutkan sekolahku.. Aku tetap menjadi yang terbaik tentu saja. Sampai aku lulus dan mendapat gelas master pada usia dua puluh dua tahun. Aku sangat bahagia disana.. Tidak hanya itu, aku juga menjadi artis. Aku menjadi model salah satu agensi terbesar di Indonesia, berkat teman sekolahku. Dia yang menawariku pekerjaan itu, awalnya aku pikir hanya untuk bayar sekolah. Tapi.. ternyata semakin lama, popularitasku semakin naik, semakin dikagumi, dan aku semakin terkenal. Eommaa.. Chaeng.. Aku sudah dewasa sekarang.. Aku sudah sukses tanpa bantuan Appa.." Jisoo tersenyum.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang