18

1.1K 142 9
                                    

SARANGHAE









Jennie menatap sendu punggung Jisoo yang menjauh. Tak tega melihat Jennie, Lisa bangkit dan merangkul sahabatnya agar tetap tenang. Suasana tiba tiba saja menjadi kacau karena gadis itu.

Namjoon mengejar anaknya dan menarik tangan kecil Jisoo agar berhenti.

"Jisoo tanganmu kenapa? Tunggu appa Jisoo!" Pria dewasa itu bisa melihat jika tangan anaknya mengeluarkan banyak darah.

"Bukan urusanmu sialan." Gerutu Jisoo tetap melanjutkan langkahnya.

"Jisoo.. Dengarkan appa Jisoo... Appa tidak tahu ini akan terjadi. Appa mengerti apa yang kau rasakan nak. Appa minta maaf karena tidak bisa membantumu sayang. Tapi Jisoo appa bukan ayahnya, appa tidak bisa mencegahnya Jisoo. Apa kau marah pada appa juga?"

Jisoo menghentikan langkahnya. Membalas menantang tatapan Ayahnya dengan berani.

"Sekarang juga appa pilih, appa pilih aku atau mereka?" Kata Jisoo pelan menahan emosi, suaranya terdengar tajam seperti tatapannya.

Dengan kasarnya Jisoo menunjuk ibu dan anak itu sembari menatap tajam ayahnya.

Mereka tentu saja tercengang mendengar pertanyaan yang merupakan pilihan itu.

"Bagaimana bisa appa memilih. Jisoo anak appa, wanita itu istri appa, sayang."

"Kau tidak bisa memilih?" Geram Jisoo. " Berarti aku yang keluar dari rumah ini. Aku tidak sudi tinggal dengan pembunuh!" Sahut Jisoo semakin tajam.

Namjoon tercengang, terkejut. Rahang tegasnya mengeras membalas tatapan tajam anaknya.

"Jisoo, jangan kelewatan!" Desis appanya menahan emosi pada anaknya.

"Mereka tidak hanya merebut posisi eomma, tapi juga merebut appa dariku. Dan sekarang mereka merebut Jennie juga! Kenapa kau tidak mengerti?!!" Teriak Jisoo penuh emosi.

Namjoon menatap anaknya hampir menangis.

"Jisoo jangan begini nak. Jisoo dengarkan appa dulu yah."

"Untuk apa aku mendengarkanmu?" Bentak Jisoo keras. "Aku sudah pernah mengatakan sebelumnya, kau akan kehilangan aku jika aku kehilangan Chaeng. Kalian semua jahat! Kalian tidak punya hati. Dan kau! Kau appa yang buruk! Aku tidak ingin hidup denganmu, aku tidak mau memiliki appa sepertimu, appa!!" Teriak Jisoo sudah berlinang air mata.

Namjoon mematung! Semua kata kata yang dikeluarkan oleh anaknya sangatlah tajam. Jisoo kehilangan kendali sampai ia harus memaki dan membentak ayahnya sendiri.

Tubuh kecilnya bergetar dengan jantung berdetak memburu. Jisoo tidak mampu mengendalikan amarahnya merasakan apa yang terjadi pada kehidupannya.

Jisoo berlari menaiki tangga, dimana kamarnya berada.

Namjoon masih diam dan menunduk di tempatnya. Ia meratapi ucapan sang anak yang begitu menusuk dadanya.

Darah Jisoo merembes pada lantai, tanpa ada yang menghiraukannya. Jennie hanya bisa menatap punggung Jisoo yang semakin menjauh.

Lisa dan Rosie hanya diam, mereka juga menyayangkan atas apa yang terjadi. Dan Lisa sangat mengerti kalau sahabatnya sudah jatuh cinta pada Jisoo sejak lama, maka dari itu ia juga sangat terluka melihat keadaan sekarang.

"Lisa ayo pulang." Kata Jennie menarik tangan Lisa tanpa mengajak kedua orangtuanya. Dan Lisa menarik tangan Rosie, mereka bertiga memilih meninggalkan tempat itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Seokjin merasa heran pada kedua wanita dihadapannya.

"Maafkan kami, tapi ini masalah orangtua dan anak. Jadi kami tidak bisa membicarakannya." Sahut Fanny merasa tidak enak pada keluarga kaya itu.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang