38

317 58 4
                                    

Jisoo masih terus berjuang untuk menyembuhkan kakinya, Sejak tadi keringat sudah membasahi wajah cantik itu. Ia mulai berlatih berjalan tanpa bantuan tongkat di tangannya, meski rasanya masih sangat sulit bagi Jisoo sendiri.

"Jisoo, sudah waktunya istirahat." Intruksi Dokternya, Jung Haein

"Sebentar lagi. Jika kau lelah, kau pergilah dan jangan menggangguku." Jawab Jisoo tanpa melihat wajah dokter muda itu.

"Aish wanita ini. Kau tidak bisa memaksakan dirimu seperti itu jika ingin cepat sembuh Kim Jisoo!" Sungutnya kesal.

"Tutup mulutmu. Berisik sekali kau."

"Astaga. Terserah padamu." Gerutu Haein

Haein bermain ponsel sembari menunggu Jisoo selesai, namun ia terkejut oleh suara teriakan Jisoo yang tak jauh darinya.

"Jisoo!" Kaget Haein, mengambil langkah seribu mendekati Jisoo yang sudah duduk dengan meringis keras sembari memegang kakinya. "Aku sudah katakan jangan memaksa, ini akibatnya. Aku dokter disini, bukan kau!" Kesal Haein, ia menggerutu sembari mengangkat tubuh Jisoo yang masih meringis kesakitan.

Tubuh Jisoo didudukkan di salah satu bangsal disana, Haein beralih pada kaki Jisoo, memeriksanya. Jisoo menjerit ketika Haein berusaha meluruskan kakinya.

"Apa sakit sekali?"

Jisoo hanya bisa diam dan menangis di depan Haein yang menatapnya kawatir.

"Kau istirahat saja disini, nanti aku kembali." Haein meninggalkan Jisoo yang menangis, sesekali meringis kesakitan.








Haein kembali dan melihat Jisoo sudah tidur dibangsalnya. Pria itu hanya bisa menghela nafas panjang sebelum membalikkan badannya keluar dari ruangan Jisoo di rawat.

"Hei.."

Haein mengangkat kepalanya dan melihat Jennie berdiri dihadapannya.

"Oh, hai.. Kau yang kemarin itu kan? Yang datang dengan kedua temanmu?"

Jennie mengangguk "Iya.. Namaku Jennie, Jennie Kim."

Haein mengangguk pura pura baru tahu siapa Jennie. "Aku Jung Haein, kau bisa memanggilku Haein"

Jennie mengangguk mengerti

"Um, kau ingin bertemu Jisoo? Dia ada di ruangannya, tapi dia baru saja istirahat dari terapinya."

Jennie hanya mengangguk lagi.

"Tadi, ada insiden, Jisoo jatuh waktu dia latihan." Haein mulai bercerita tentang keadaan Jisoo tadi.

Kedua alis Jennie menyatu mendengar penurutan dokter di depannya. "Lalu bagaimana keadaannya? Apa dia baik baik saja?"

"Kakinya kembali sakit. Jisoo terlalu memaksakan diri untuk cepat sembuh, dia berlatih lebih lama hari ini, tidak biasanya dia seperti itu. Biasanya dia lebih sering mengeluh jika aku memintanya latihan, tapi hari ini bahkan dia tetap latihan meski aku menyuruhnya berhenti. Dan, kecelakaan terjadi."

"Lalu bagaimana kakinya, apa akan baik baik saja?" Wajah Jennie mengerut tanda kawatirnya

"Pasti, aku akan berusaha menyembuhkannya dengan cepat. Kau tak perlu kawatir."

"Syukurlah.. Terimakasih dokter Haein. Jadi, aku boleh menjenguk Jisoo?"

"Tentu saja. Tapi tolong jangan ganggu tidurnya oke? Hari ini cukup melelahkan baginya."

Jennie mengangguk. "Terimakasih sudah banyak membantu Jisoo."

"Sudah tugasku, Jennie. Kalau begitu aku pergi dulu, ini ruangan Jisoo, masuklah."

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang